Visiuniversal----Birokrasi memainkan peran vital di sekolah karena mampu mengembangkan efisensi dan keadilan ynag lebih besar. Namun birokrasi selalu disertai “ bahaya “ yang oleh marx weber, sebagaimana dikutip oleh robinson, disebut dengan “ materialism birokrasi yang kotor”. Yaitu suatu kevcendrungan birokrasi untuk menjadi tujuan dalam dirinya sendiri. Birokrasi tidak mampu melayani dengan baik, malah menjadi majikan, sehingga bukan menikmati keuntungan-keuntungan dari efisiensi dalam oragnisasi , melaikan menjadi terjerat dalam prosedur-prosedur birokrasi. Weber mengidentifikasi enam prinsip birokrasi, yaitu:
1. Aturan dan prosedur yang tetap untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam birokrasi.
2. Hirarki jabatan yang terkait denagn strujtur organisasi.
3. Arsip yang mendokumentasikan tindakan yang diambil.
4. Pendidikan khusus bagi berbagai fungsi di dalam birokrasi.
5. Struktur karir yang dapat diidentifikasi.
6. Metode yang tidak bersifat pribadi terkait dengan relasi dengan pegawai dan klien.
Sedangkan Ballentine mengidentifikasi cirri-ciri birokrasi sebagai berikut:
1.Pembagian kerja, rekruitmen dan promosi
Setiap anggota organisasi sekolah memilki tanggung jawab dan jenis pekerjaan . pembangian kerja berdasarkan kompetensi dan ketrampilan . promosi dan gaji didasarkan pada prestasi.
2.Sisitem hirarki.
Hirarki beriwmplikasi pada saluran komunikasi. Tanggung jawab dalam hirarki melibatkan relasi timbal balik, perbedaan hirarki berdampak pada ambiguitas status.
Sekolah mempunyai beberapa kecendrungan birokratis, meskipun ada “kelonggaran structural” yang mengurangi ketepatan konsep weber. Akan tetapi, yang menjadi masalah benar adalah bagaimana menempatkan anak-anak(para siswa) kedalam model weber. Pelajar merupakan bagian yang esensialdari setiap sekolah, tetapi pelajar secara perorangan mungkin melewatkan waktu, jumlah tahun yang lebih sedikit disekolah dibandingkan dengan guru, sebagai suatu oragnisasi. Sekolah terus merenus dihadapkan pada tugas mensosialisasikan murid-murid baru, sering kali tanpa banyak pilihan, yaitu mengenai siapa-siapa saja yang akan diterima sebagai murid baru itu. keharusan
3.perarturan, regulasi dan prosedur
diindonesia sekolah dimulai jam 07.00. siswa yang terlambat harus melapor kepada guru piket, terhadap siswa ynag terlambat , ia harus menjalani hukuman ringan. ini adalah ritinitas yang diatur melalui aturan, bahkan aturan sekolah dapat dirinci. Meliputi cara berpakaian, tata cara ke kamar mandi, jam Istirhat, jam kekafetaria dan sebgaianya
4.Relasi
Berikut ini adalah contoh relasi disekolah yang harus dijalankan secraa adil dan tidak boleh ada perbedaan. Misalnya dalam pelaksanaan ujian sekolah. Siswa harus duduk dikelas sebagaimana yang telah ditentukan. Siswa mulai mengerjakan soal sesuai waktu yang telah ditentukan. Siswa tidak boleh menyontek dan harus menutup buku pelajaran, siswa yang selesai mengerjakan soal ujian harus meletakkan lembar tugas ditempat ayng sudah ditentukan dan diperkenankan meninggalkan ruangan kelas. Relasi ini harus diberlakukan pada semua siswa tanpa terkecuali. perkecualian akan menimbul kan permasalahan birokrasi disekolah.
5.Rasionalitas pada proses dan total organisasi.
San Kecendrungan organisai sekolah adalah mencapai efisiensi. Demikian pula dengan seklah yang bertujuan mencapai efisiensi yang lebih besar. sehingga sekolah –seteleh berkembang- terkadang akan melakukan formalisasi, spesialisasi, dan sentralisasi.
6.Posisi individual adalah milik organisasi.
Kedudukan diorganisasi adalah milki organisasi , bukan milik individu. Indiviu menduduki posisi tertentu terbatas pada priode tertentu. Setelah jabatan seseorang berakhir, ia harus meninggalkan jabatan tersebut dan akan digantikan yang lainnya. Implikasi dari kedudukan tersebut adalah orang yang menduduki jabatan tertentu memilki otoritas terhadap orang lain terkait dengan tugasnya. Otoritas adalah suatu tipe kekuasaan yang memberikan hak kepada pemegang kedudukan untuk mengambil keputusan dan kontrolsesuai dengan bidangnya.
Demikian Artikel singkat tentang birokrasi dan reformasi birokrasi sekolah, semoga bermanfaat. terimakasih
Sumber:
Ahmadi, Abu., Sosiologi Pendidikan, 2004., PT. Rieneka Cipta, Jakarta.
Ahmadi, Abu., dan Nuruhbiyati., Ilmu Pendidkan, 2001., PT. Rieneka Cipta, Jakarta.
Asrohah, Hanun, Sosiologi Pendidikan, 2008, Kopertais Press, Surabaya
Daradjat, Zakiah., Ilmu Pendidikan Islam, 1992, Bumi Aksara, Jakarta.
Padil, Moch. dan Triyo Supriyatno (2007), Sosiologi Pendidikan. Malang: UIN Press.
Akhmad Solihin September 28, 2013 CB Blogger Indonesia