Home » Archives for 1/1/14 - 2/1/14
Visiuniversal----Para siswa, warga belajar dan peserta didik sekalian. Berikut ini kita akan membahas materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra yaitu tentang majas pertentangan. Majas diartikan sebagai cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dengan jalan membandingkan sesuatu dengan hal atau benda lainnya. Dengan kata lain, majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan menyamakan dengan sesuatu yang lain. Penggunaan majas dimaksudkan untuk memengaruhi dan meyakinkan pembaca atau pendengar.
Dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak sadar, kita seing menggunakan majas pada waktu kita berbicara, misalnya, baju yang sudah compang-camping yang dipakai oleh seseorang kita katakan bajunya melambai-lambai. "Belikan gudang garam sebungkus," kata ayah. Yang dimaksudkan dengan gudang garam di situ rokok kretek cap gudang garam. Ada empat golongan majas, yaitu majas pertentangan, majas perbandingan, majas pertautan dan majas perulangan.
Dalam kegiatan ini kita hanya akan membicarakan satu golongan majas saja, yaitu majas pertentangan. Majas pertentangan ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:
1. Hiperbol
Hiperbol adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan. Contoh:
a. Aku tak lama peri, dalam sekejap mata aku akan kembali (karena cepatnya)
b. Sorak-sorai penonton menggemuruh membelah angkasa (karena riuhnya).
2. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan makna sesungguhnya. Majas ini biasanya dipakai untuk menyindir. Contoh:
Manda rajin belajar malam sehingga setiap pagi Manda kesiangan. (sindiran gru kepada murid yang sering datang terlambat ke sekolah).
3. Kiasmus
Kiasmus adalah majas yang berisikan perulangan atau repetisi dan sekaligus merupakan kebalikan hubungan antara dua kata dalam satu kalimat. Contoh:
a. orang yang pandai merasa dirinya bodoh, sedangkan orang bodoh merasa dirinya pandai.
b. Sepantasnya orang tua jangan menganggap dirinya muda dan orang muda jangan menganggap dirinya tua.
4. Litotes
Litotes adalah pernyataan yang memperkecil sesuatu untuk merendahkan diri (kebalikan dari hiperbol). Contoh:
Jika ada waktu, saya mengundang bapak untuk singgah di gubuk kami. (Kata gubuk sebagai tempat tinggal yang buruk dan reyot untuk pengganti rumah)
5. Oksimoron
Oksimoron adalah jenis majas yang mengandung penegasan atau pendirian dengan cara menempatkan dua kata yang bertentangan artinya (antonim) dalam suatu hubungan kalimat (sintaksis).
Contoh:
a. Judi itu lebih banyak jelek daripada baiknya.
b. Kearifan seseorang tidak ditentukan oleh usia tua atau muda.
6. Paralipsis
Paralipsis adalah sejenis majas yang digunakan sebagai alat untuk menyatakan bahwa pembicara tidak memaksudkan apa yang diucapkan dalam kalimat itu. Oleh sebab itu, penggal kedua dari kalimat yang diucapkan itu merupakan pembetulan (koreksi) untuk kesalahan yang ada pada panggalan pertama. Contoh:
a. Pak Guru sering memuji anak itu, eh bukan, memarahinya.
b. Dengan ini menyatakan bahwa Sudin lulus, eh maaf, gagal dalam ujian.
7. Paronomasia
Paronomasia adalah jenis majas yang berbentuk kata-kata yang sama bunyinya berbeda artinya (homonim). contoh:
a. Seorang pejabat teras menanti kedatangan ayah di teras rumahku.
b. Kakekku bisa menyembuhkan orang yang terkena bisa ular. (bisa pertama artinya dapat, dan bisa kedua artinya racun).
8. Zeugma
Zeugma adalah majas yang berwujud gabungan dua kata yang berlawanan artinya. Contoh:
- Tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin, semuanya akan mati juga.
Kata-kata Penting :
1. Antonim :
Kata yang berlawanan dengan kata lainnya, misalnya buruk lawan dari baik.
2. Homonim :
Kata yang berbeda makna tetapi sama ucapan dan ejaannya, misalnya, "Bisa yang artinya racun ular dengan bisa yang bermakna dapat",
3. Hubungan Sintaksis :
Hubungan sintaksis adalah hubungan kalimat
4. Mudarat :
Keburukan, kejelekan, tidak baik.
5. Polisemi :
Polisemi artinya kata yang mempunyai banyak makna misalnya kepala, Kepala sekolah, kepala suku, kepala karangan.
6. Tarif :
(daftar) harga, sewa, ongkos.
Rangkuman Penting:
Majas diartikan sebagai cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dengan jalan membandingkan sesuatu dengan hal atau benda lainnya. Penggunaan majas dimaksudkan pembaca atau pendengar terpengaruh dan yakin apa yang dibaca atau didengarnya. Jadi fungsi utama majas adalah untuk memperjelas maksud orang yang menggunakannya.
Empat golongan majas adalah majas pertentangan, majas perbandingan, majas pertautan, dan majas perulangan. Termasuk dalam majas pertentangan adalah hiperbol, ironi, kiasmus, litotes, oksimoron, paroplisis, paranomasia, zeugma.
Soal-soal latihan:
Jawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan ini!
1. Mengapa penulis dan pembaca menggunakan majas dalam tulisan atau pembicaraannya?
2. Tentukan nama majas yang ada pada kalimat-kalimat ini!
a. Alangkah hematnya Anda, rokok pun jisamsu.
b. Saya hanya dapat menghidangkan nasi dan sambal serta air putih untuk anda
c. Saya bangga, maaf, kecewa atas prestasimu yang menurun
d. Bapak dan anaknya sama-sama jadi dokter
e. Semangat juangmu berkobar-kobar
f. Jadi pengantin itu senang tapi jangan senang jadi pengantin
g. Dengam membisu seribu kata sebanearnya hatinya berteriak-teriak agar diperlakukan adil
h. Kasih, akan kutaburkan bunga tanjung di pantai tanjung hatimu.
3. Buatlah contoh kalimat yang mengandung majas ironi!
Demikian pembahasan kita tentang materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra yaitu tentang majas pertentangan. Semoga bermanfaat sebagai bahan pelajaran sekaligus untuk menambah pengetahuan tentang Bahasa Indonesia dan sastra khususnya tentang majas pertentangan. terimakasih sudah berkujung kembali ke blog ini.
Litotes adalah pernyataan yang memperkecil sesuatu untuk merendahkan diri (kebalikan dari hiperbol). Contoh:
Jika ada waktu, saya mengundang bapak untuk singgah di gubuk kami. (Kata gubuk sebagai tempat tinggal yang buruk dan reyot untuk pengganti rumah)
5. Oksimoron
Oksimoron adalah jenis majas yang mengandung penegasan atau pendirian dengan cara menempatkan dua kata yang bertentangan artinya (antonim) dalam suatu hubungan kalimat (sintaksis).
Contoh:
a. Judi itu lebih banyak jelek daripada baiknya.
b. Kearifan seseorang tidak ditentukan oleh usia tua atau muda.
6. Paralipsis
Paralipsis adalah sejenis majas yang digunakan sebagai alat untuk menyatakan bahwa pembicara tidak memaksudkan apa yang diucapkan dalam kalimat itu. Oleh sebab itu, penggal kedua dari kalimat yang diucapkan itu merupakan pembetulan (koreksi) untuk kesalahan yang ada pada panggalan pertama. Contoh:
a. Pak Guru sering memuji anak itu, eh bukan, memarahinya.
b. Dengan ini menyatakan bahwa Sudin lulus, eh maaf, gagal dalam ujian.
7. Paronomasia
Paronomasia adalah jenis majas yang berbentuk kata-kata yang sama bunyinya berbeda artinya (homonim). contoh:
a. Seorang pejabat teras menanti kedatangan ayah di teras rumahku.
b. Kakekku bisa menyembuhkan orang yang terkena bisa ular. (bisa pertama artinya dapat, dan bisa kedua artinya racun).
8. Zeugma
Zeugma adalah majas yang berwujud gabungan dua kata yang berlawanan artinya. Contoh:
- Tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin, semuanya akan mati juga.
Kata-kata Penting :
1. Antonim :
Kata yang berlawanan dengan kata lainnya, misalnya buruk lawan dari baik.
2. Homonim :
Kata yang berbeda makna tetapi sama ucapan dan ejaannya, misalnya, "Bisa yang artinya racun ular dengan bisa yang bermakna dapat",
3. Hubungan Sintaksis :
Hubungan sintaksis adalah hubungan kalimat
4. Mudarat :
Keburukan, kejelekan, tidak baik.
5. Polisemi :
Polisemi artinya kata yang mempunyai banyak makna misalnya kepala, Kepala sekolah, kepala suku, kepala karangan.
6. Tarif :
(daftar) harga, sewa, ongkos.
Rangkuman Penting:
Majas diartikan sebagai cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dengan jalan membandingkan sesuatu dengan hal atau benda lainnya. Penggunaan majas dimaksudkan pembaca atau pendengar terpengaruh dan yakin apa yang dibaca atau didengarnya. Jadi fungsi utama majas adalah untuk memperjelas maksud orang yang menggunakannya.
Empat golongan majas adalah majas pertentangan, majas perbandingan, majas pertautan, dan majas perulangan. Termasuk dalam majas pertentangan adalah hiperbol, ironi, kiasmus, litotes, oksimoron, paroplisis, paranomasia, zeugma.
Soal-soal latihan:
Jawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan ini!
1. Mengapa penulis dan pembaca menggunakan majas dalam tulisan atau pembicaraannya?
2. Tentukan nama majas yang ada pada kalimat-kalimat ini!
a. Alangkah hematnya Anda, rokok pun jisamsu.
b. Saya hanya dapat menghidangkan nasi dan sambal serta air putih untuk anda
c. Saya bangga, maaf, kecewa atas prestasimu yang menurun
d. Bapak dan anaknya sama-sama jadi dokter
e. Semangat juangmu berkobar-kobar
f. Jadi pengantin itu senang tapi jangan senang jadi pengantin
g. Dengam membisu seribu kata sebanearnya hatinya berteriak-teriak agar diperlakukan adil
h. Kasih, akan kutaburkan bunga tanjung di pantai tanjung hatimu.
3. Buatlah contoh kalimat yang mengandung majas ironi!
Demikian pembahasan kita tentang materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra yaitu tentang majas pertentangan. Semoga bermanfaat sebagai bahan pelajaran sekaligus untuk menambah pengetahuan tentang Bahasa Indonesia dan sastra khususnya tentang majas pertentangan. terimakasih sudah berkujung kembali ke blog ini.
MATERI BAHASA INDONESIA DAN SASTRA : MAJAS PERTENTANGAN
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
January 28, 2014
Kurikulum yang sudah lama berjalan sejak ditetapkan Standar isi oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sudah mengalami berbagai kritik dan masalah dalam penerapannya di sekolah-sekolah. KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan dimasing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
MEMAHAMI SEKILAS TENTANG KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
January 01, 2014
Media dibuat dengan rancangan yang sistematis melalui berbagai langkah pengembangan dan melibatkan berbagai tenaga terampil dan ahli, serta menggunakan berbagai jenis peralatan. Dengan cara demikian diharapkan media yang dihasilkan dapat merupakan media yang efektif. Namun demikian betapapun banyak kelebihan suatu media, bila cara menggunakannya tidak benar tentulah tidak akan banyak manfaatnya. Karena itu yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya pembuatan media itu sendiri melainkan pemanfaatan serta cara penggunaan media itu pun juga perlu diatur dan dirancang sebaik¬-baiknya. Lebih-lebih bila media itu merupakan media pembelajaran. Supaya media pembelajaran itu efektif maka pemanfaatan dan penggunaan media itu harus direncanakan dan dirancang secara sistematik. Berikut ini diuraikan cara-cara penggunaan dari beberapa media dan peralatannya yang paling umum dipakai dan tersedia di lembaga-lembaga diklat dalam menunjang proses pembelajaran.
CARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
January 01, 2014
Teknik pembelajaran kepala bernomor (Number Heads) yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kesetaraan paket B dan Paket C.
Teknik pembelajaran kepala bernomor (Number Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) Dalam Anie Lie (2007 : 59), teknik ini memberikan kesempatan kepada warga Belajar untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong warga Belajar untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka dan meningkatkan kemampuan warga Belajar dalam mengemukakan ide dan pendapatnya.
TEKNIK PEMBELAJARAN NUMBER HEAD PADA PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING KESETARAAN
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
January 01, 2014