Home » Archives for 16/01/15
Air sebagai sumber daya adalah air yang dibutuhkan oleh semua kehidupan, baik tumbuhan, mikroorganisme maupun manusia. Agar tetap dapat kita pakai air harus dijaga supaya tidak tercemar, karena sifat air yang mudah berubah baik dari segi bentuk, ukuran dan rasa warna dari lingkungannya yang mempengaruhinya, apa lagi jika lingkungan yang tercemar maka air juga akan mudah sekali tercemar. Menurut tempat terjadinya air dapat dibagi atas, air permukaan, dan air bawah tanah. Sebagai berikut :
1. Air Permukaan
Air pemukaan adalah air yang ada dipermukaan bumi dan dapat terlihat, terdiri dari :
a. Air sungai
Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain yang merupakan sungai induk. Sungai banyak terdapat di Indonesia yang berhulu di daerah pegunungan. Bagi daerah-daerah tertentu kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda. Manfaat air sungai bagi kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian di pesawahan, perikanan lalu lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata.
Sungai dapat dibagi atas dua jenis:
1. Air Permukaan
Air pemukaan adalah air yang ada dipermukaan bumi dan dapat terlihat, terdiri dari :
a. Air sungai
Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain yang merupakan sungai induk. Sungai banyak terdapat di Indonesia yang berhulu di daerah pegunungan. Bagi daerah-daerah tertentu kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda. Manfaat air sungai bagi kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian di pesawahan, perikanan lalu lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata.
Sungai dapat dibagi atas dua jenis:
(1) Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata-mata air. Sungai seperti ini airnya tidak tetap. Bila musim hujan airnya banyak, adakalanya banjir. Sebaliknya pada musim kemarau airnya sedikit. Sungai-sungai di Indonesia pada umumnya adalah sungai hujan, kecuali sungai-sungai di Irian Jaya.
(2) Sungai gletser, yaitu sungai yang mendapat airnya dari gletser (es) atau salju yang mencair. Sungai seperti ini airnya tetap. Baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau. Jenis sungai ini di Indonesia adalah sungai Membaramo yang Gletsernya berasal dari puncak gunung Jayawijaya. Di Indonesia sangat banyak sungai, baik yang dapat dilayari maupun tidak.
Berikut ini rincian sungai-sungai di Indonesia
Di Sumatera:
Sungai Peusangan, sungai Jamboaye, Sungai Simpang Kanan, Sungai Simpang Kiri, Sungai Meuruebo, Sungai Wampu, Sungai Asaham, Sungai Kuala, Sungai Bilah, Sungai Barumun, Sungai Batang Toru, Sungai Batang Gadis, Sungai Rokan, Sungai Siak, Sungai Kampar, Sungai Batang Indragiri, Sungai Batang Hari, Sungai Musi, dengan anak-anaknya, sungai Komering, Sungai Ogan, dan sugan Lematang.
Di Jawa:
Cibanten, Ciujung, Cikande, Cisadane, Ciliwung, Citarum, Cimanuk, Cimandiri, Citandui, Kali Serayu, Kali Serang, Begawan Solo, Kali Brantas, Kali Mas, Kali Porong.
Di Kalimantan:
Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Mahakam, sungai Kahayan, Sungai Martapura, sungai Dayak Besar, Sungai Dayak Kecil, Sungai Serujan dan lain-lain.
Di Sulawesi:
Sungai Cenrang, Sungai Sadang, Sungai Karam, Sungai Palu, Sungai Poso, Sungai Kalung, Sungai Kampar, Sungai Bangka, Dan lain-lain.
Di Irian:
Sungai Membarano, Sungai Merauke, Sungai Digul, Sungai Baliem, Sungai Kamandan, Sungai Wapoga dan lain-lain.
b. Air Danau
Berasal dari air hujan, air tanah atua mata air. Berkurangnya air danau disebabkan oleh penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran oleh sungai. Penguapan dan pengembunan biasanya seimbang, kecuali di daerah yang sangat lembab dan sangat kering.
Air danau dan air waduk di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
- Untuk pengairan atau irigasi pertanian persawahan dan pertanian-pertanian lainnya.
- Untuk perikanan yaitu perikanan air tawar, seperti di danau toba (Sumatra Utara), danau laur Tawar (Aceh Tengah), Danau Tempe (Sulawesi).
- Untuk pembangkit tenaga listrik, seperti air waduk Jatiluhur (Jawa Barat), Cirata (Jawa Barat), dan lain-lain.
- Untuk objek Pariwisata, karena pemandangan daerah disekitar danau yang mempesona dan udara yang sejuk. Di Indonesia sudah banyak danau-danau yang telah dijadikan objek pariwisata, seperti danau toba, danau Singkarak (Sumatera Barat), Danau Poso dan Tempe di Sulawesi, dan lain-alin yang tidak sedikit mengundang wisatawan manca negara dan domestik (lokal) atau wisatawan dalam negeri.
c. Air Laut
Pencapaian bumi kita sebagian besar terdiri dari perairan laut, yaitu mencapai 70% luas lautnya, dan luas daratan hanya 30% dari luar permukaan bumi. Di Indonesia perairan laut lebih luas dibandingkan dengan daratannya, yaitu 3 banding 2 dari luas seluruh Indonesia. Apakah kamu ingat, berapakah luar Indonesia keseluruhan. Mari kita sama-sama hitung berapakan luas laut Indonesia.
Seperti halnya air permukaan yang lain, air laut juga mempunyai arti yang tinggi bagi kehidupan. Air laut dapat dimanfaatkan oleh manusia, selain air lautnya sendiri juga lautnya. Manfaat bagi manusia sebagai berikut:
Pencapaian bumi kita sebagian besar terdiri dari perairan laut, yaitu mencapai 70% luas lautnya, dan luas daratan hanya 30% dari luar permukaan bumi. Di Indonesia perairan laut lebih luas dibandingkan dengan daratannya, yaitu 3 banding 2 dari luas seluruh Indonesia. Apakah kamu ingat, berapakah luar Indonesia keseluruhan. Mari kita sama-sama hitung berapakan luas laut Indonesia.
Seperti halnya air permukaan yang lain, air laut juga mempunyai arti yang tinggi bagi kehidupan. Air laut dapat dimanfaatkan oleh manusia, selain air lautnya sendiri juga lautnya. Manfaat bagi manusia sebagai berikut:
- air laut dapat dijadikan garam dapur, yang merupakan salah satu zat yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia.
- Di dalam air laut dapat dibudidayakan berbagai sumber protein hewani (ikan laut) dan sebagai lahan tempat pembudidayaan rumput laut sebagai bahan dasar membuat agar-agar dan kosmetika.
- Perairan laut merupakan lalu lintas pelayaran dan pengangkutan yang paling murah, karena dapat menampung dalam jumlah tonase yang lebih besar.
2. Air Bawah tanah
a. Gaiser (Geyser)
Air di bawah tanah bisa menguap karena panas magma. Kadang-kadang uap dan air yang panas karena panas magma itu dapat keluar kepemukaan bumi dan menyebur ke atas. Semburan itu disebut gaiser. Di Indonesia geiser antara lain terdapat di Cisolok dekat Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), di Grobongan Purwodadi (Jawa Tengah), di Baturaden (Jawa Tengah).
Selain menyembur, air panas itu juga dapat keluar sebagai sumber air panas. Di Indonesia sumber air panas terdapat di berbagai tempat, seperti di lereng Gunung Tangkupan Perahu yaitu Ciater, Maribaya, lereng gunung Guntur di Garut (Jawa Barat), di Baturaden (Jawa Tengah).Sumber air panas banyak memberikan keuntungan bagi manusia. Umumnya daerah sumber air panas ini menjadi objek pariwisata. Sumber air panas dapat menyembuhkan penyakit tertentu.
b. Artois (artesis)
Air yang meresap ke dalam tanah dan tertahan oleh suatu lapisan batuan yang kedap air bisa membentuk suatu cadangan air. Cadangan air itu ada yang dangkal dan ada yang dalam. Cadangan air yang dangkal disebut air tanah dangkal misalnya air sumur. Sedangkan cadangan air yang lebih dalam lagi disebut air tanah dalam yang sering disebut air artesis, mata airnya disebut mata air artesis. Di daerah-daerah yang diperkirakan memiliki mata air artesis sering sengaja dibuat mata airnya dengan cara mengebor sampai kedalaman tertentu. Apa bila sumber air artesis ini besar, maka dapat dijadikan untuk pengairan lahan pertanian dan untuk keperluan air minum.
Sumber: Buku Modul Warga Belajar Paket B Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, 2012
PENGERTIAN DAN JENIS AIR MENURUT TEMPATNYA DI BUMI
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
January 16, 2015
Program Pendidikan Kecakapan Hidup atau disebut juga life skills, sebagai salah satu program primadona untuk PNF yang mengedepankan kemampuan keterampilan dan kewirausahaan untuk masyarakat. Apa sih sebenarnya yang disebut dengan Pendidikan Kecakapan Hidup atau life skills ini?
Pengertian Teoritis
Begitu banyak pengertian tentang Pendidikan Kecakapan Hidup atau life skills ini, baik yang dikemukakan oleh para pakar maupun badan/lembaga yang memiliki otoritas di bidang pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Menurut Broling (1989) "life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri". Broling mengelompokan life skill ke dalam tiga kelompok kecakapan yaitu; kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), kecakapan hidup pribadi/sosial (personal/social skill) dan kecakapan hidup bekerja (occupational skill).
Kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), antara lain meliputi: pengelolaan kebutuhan pribadi. Pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makanan-gizi, pengelolaan pakaian, kesadaran pribadi sebagai warga negara, pengelolaan waktu luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.
Kecakapan hidup sosial/pribadi (personal/social skill), antara lain, meliputi; kesadaran diri (minat, bakat, sikap, kecakapan), percaya diri, komunikasi dengan orang lain, tenggang rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antar personal, pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan kebiasaan positif kemandirian dan kepemimpinan.
Sedangkan yang termasuk dalam kecakapan hidup bekerja (occupational skill), meliputi, kecakapan memilih pekerjaan, perencahaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan, penguasaan kompetensi, menjalankan sesuatu profesi, kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk barang dan jasa.
WHO (1997) memberikan pengertian bahwa kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan/kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. WHO mengelompokan kecakapan hidup ke dalam lima kelompok, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri (self awareness) atau kecakapan pribadi (personal skill), (2) kecakapan sosial (Social skill), (3) kecakapan berpikir (thingking skill), (4) kecakapan akademik (academic skill) dan (5) kecakapan kejujuran (Vocational skill).
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan nonformal adalah merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Dalam penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup didasarkan atas prinsip Empat Pilar Pendidikan, yaitu "learning to know" (belajar untuk memperoleh pengetahuan yang diikuti oleh "learning to learn" yaitu belajar untuk tahu cara belajar). "learning to do" (belajar untuk dapat berbuat/ melakukan pekerjaan), "learning to be" (belajar agar dapat menjadi orang yang berguna sesuai dengan bakat, minat dan potensi diri) dan "learning to live together" (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain).
Pengertian Teoritis
Begitu banyak pengertian tentang Pendidikan Kecakapan Hidup atau life skills ini, baik yang dikemukakan oleh para pakar maupun badan/lembaga yang memiliki otoritas di bidang pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Menurut Broling (1989) "life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri". Broling mengelompokan life skill ke dalam tiga kelompok kecakapan yaitu; kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), kecakapan hidup pribadi/sosial (personal/social skill) dan kecakapan hidup bekerja (occupational skill).
Kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), antara lain meliputi: pengelolaan kebutuhan pribadi. Pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makanan-gizi, pengelolaan pakaian, kesadaran pribadi sebagai warga negara, pengelolaan waktu luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.
Kecakapan hidup sosial/pribadi (personal/social skill), antara lain, meliputi; kesadaran diri (minat, bakat, sikap, kecakapan), percaya diri, komunikasi dengan orang lain, tenggang rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antar personal, pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan kebiasaan positif kemandirian dan kepemimpinan.
Sedangkan yang termasuk dalam kecakapan hidup bekerja (occupational skill), meliputi, kecakapan memilih pekerjaan, perencahaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan, penguasaan kompetensi, menjalankan sesuatu profesi, kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk barang dan jasa.
WHO (1997) memberikan pengertian bahwa kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan/kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. WHO mengelompokan kecakapan hidup ke dalam lima kelompok, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri (self awareness) atau kecakapan pribadi (personal skill), (2) kecakapan sosial (Social skill), (3) kecakapan berpikir (thingking skill), (4) kecakapan akademik (academic skill) dan (5) kecakapan kejujuran (Vocational skill).
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan nonformal adalah merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Dalam penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup didasarkan atas prinsip Empat Pilar Pendidikan, yaitu "learning to know" (belajar untuk memperoleh pengetahuan yang diikuti oleh "learning to learn" yaitu belajar untuk tahu cara belajar). "learning to do" (belajar untuk dapat berbuat/ melakukan pekerjaan), "learning to be" (belajar agar dapat menjadi orang yang berguna sesuai dengan bakat, minat dan potensi diri) dan "learning to live together" (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain).
Pengertian Operasional
Pendidikan kecakapan hidup pada dasarnya merupakan suatu upaya pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap warga negara. Pengertian kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Secara operasional, program kecakapan hidup dalam pendidikan non formal dipilih menjadi empat jensi yaitu :
1. Kecakapan pribadi (personal skill), yang mencakup kecakapan mengenal diri sendiri, kecakapan berpikir rasional, dan percaya diri.
2. Kecakapan sosial (social skill), seperti kecakapan melakukan kerjasama, bertenggang rasa, dan tanggung jawab sosial.
3. Kecakapan akademik (academic skill), seperti kecakapan dalam berfikir secara ilmiah, melakukan penelitian, dan percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.
4. Kecakapan vokasional (vocational skill) adalah kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Seperti di bidang jasa (perbengkelan, jahit menjahit), dan produksi barang tertentu (peternakan, pertanian, perkebunan).
Keempat jenis kecakapan hidup di atas, dilandasi oleh kecakapan spritual, yakni; keimanan, ketakwaan, moral, etika dan budi pekerti yang luhur sebagai salah satu pengamalan dari sila pertama Pancasila. Dengan demikian, pendidikan kecakapan hidup diarahkan pada pembentuka manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri serta memiliki produktivitas dan etos kerja yang tinggi.
Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada satuan dan program pendidikan nonformal, utamanya dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran lebih ditekankan pada upaya pembelajaran yang dapat memberikan penghasilan (learning and earning).
Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup dengan pendekatan "broad based education (BBE)" pada jalur pendidikan non formal (Malik Fadjar, 2001), ditandai oleh:
1. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional, baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing (inggris, arab, mandarin, jepang, dan lainnya).
2. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui proses pembelajaran berpikir kritis dan ilmiah, penelitian, penemuan dan penciptaan.
3. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di atas.
4. Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman teknologi diberbagai lapangang kehidupan (pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtangga, kesehatan, komunikasi informasi, manufaktur dan industri, perdagangan, kesenian, dan olahraga).
5. Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan
6. Kemampuan bekerja dalam tim baik dalam sektor formal maupun informal.
7. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.
8. Kemampuan berusaha secara terus menerus dan menjadi manusia belajar dan pembelajar
9. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan pembelajaran dengan etika sosio-religius bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Sumber: Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills). Direktorat Kursus 2011.
KONSEP PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS)
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
January 16, 2015