Home » Archives for 25/02/15
Dalam kehidupan sehari-hari baik dalam rumah tangga maupun dilingkungan sekitar kita, pasti menggunakan barang untuk memenuhi kebutuhannya. Barang-barang yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut ada yang dipakai langsung habis dan ada yang dipakai tidak langsung habis tetapi nilainya berkurang secara berangsur-angsur. Kegiatan menggunakan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut di sebut konsumsi.
Jadi yang maksud dengan konsumsi adalah tindakan menikmati atau memakai barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan sehingga barang semakin berkurang atau habis sama sekali.
Orang atau rumah tangga yang melakukan konsumsi disebut konsumen. Kegiatan orang menkonsumsi makanan merupakan contoh tindakan konsumsi yang sifatnya menghabiskan nilai barang sekali habis. Nasi dan lauk pauk yang dikonsumsi itu langsung habis, yang berarti sudah tidak bernilai lagi. Contoh tindakan konsumsi yang sifatnya menghabiskan nilai barang antara lain :
Jadi yang maksud dengan konsumsi adalah tindakan menikmati atau memakai barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan sehingga barang semakin berkurang atau habis sama sekali.
Orang atau rumah tangga yang melakukan konsumsi disebut konsumen. Kegiatan orang menkonsumsi makanan merupakan contoh tindakan konsumsi yang sifatnya menghabiskan nilai barang sekali habis. Nasi dan lauk pauk yang dikonsumsi itu langsung habis, yang berarti sudah tidak bernilai lagi. Contoh tindakan konsumsi yang sifatnya menghabiskan nilai barang antara lain :
- Menggunakan sabun dan pasta gigi untuk mandi
- Merokok atau makan permen
Semua barang yang konsumsi nilainya akan habis sama sekali.
Daftar barang-barang konsumsi :
Tentunya kita sudah mengetahui bahwa barang-barang yang dikonsumsi oleh rumah tangga yang satu dengan rumah tangga yang lain tidaklah sama, akan tetapi secara umum barang-barang konsumsi rumah tangga meliputi :
Daftar barang-barang konsumsi :
Tentunya kita sudah mengetahui bahwa barang-barang yang dikonsumsi oleh rumah tangga yang satu dengan rumah tangga yang lain tidaklah sama, akan tetapi secara umum barang-barang konsumsi rumah tangga meliputi :
DAFTAR BARANG KONSUMSI
No.
|
JENIS BARANG KONSUMSI
|
CONTOH BARANG KONSUMSI
|
1.
|
Pangan
|
-
Beras
-
Sayur-sayuran
-
Lauk Pauk
-
Kue-kue
-
Gula, teh, kopi, susu
-
Buah-buahan
-
Minyak goreng
-
Dan lain-lain
|
2.
|
Kebutuhan sehari-hari
|
-
Sabun cuci, Sabun mandi
-
Pasta gigi
-
Minyak tanah
-
Dan lain-lain
|
3.
|
Pakaian/sandang
|
-
Baju/celana
-
Rok/kebaya
-
Kain
-
Kaos
-
Sepatu/sendal
-
Topi
-
Dan lain-lain
|
4.
|
Tempat tinggal dan perabot rumah
tangga
|
-
Rumah tinggal
-
Tempat tidur
-
Lemari
-
Meja/kursi dan lain-lain
-
Dan lain-lain
|
5.
|
Kebutuhan pendidikan
|
-
Buku tulis dan buku cetak
-
Alat-alat tulis
-
Papan tulis
-
Meja/kursi belajar
-
Dan lain-lain
|
6.
|
Barang-barang hiburan
|
-
Radio
-
Tape recorder
-
Televisi
-
Alat-alat musik
-
Dan lain-lain
|
7.
|
Barang-barang untuk kesehatan
|
-
Obat-obatan
-
Minyak gosok
-
Jamu
-
Dan lain-lain
|
PENGERTIAN KONSUMSI DAN BARANG KONSUMSI
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
February 25, 2015
Warga belajar dan siswa-- dalam pembelajaran ekonomi telah dijelaskan bahwa kebutuhan manusia banyak sekali ragamnya. masih ingatkah apa saja kebutuhan manusia itu? Kebutuhan manusia antara lain terdiri dari makanan, minuman, perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan dan sebagainya.
Sebelum kita mempelajari penggolongan jenis-jenis kebutuhan, kita perlu mengetahui telebih dahulu pengertian kebutuhan. Apakah kebutuhan itu ?
kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Jadi yang diperlukan manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya antara lain makanan, minuman, pakaian, pendidikan, kesetaraan, hiburan, rekreasi dan sebagainya.
Kebutuhan yang disebut di atas dapat digolong-golongkan misalnya : makanan, minuman, pakaian dan perumahan termasuk dalam kebutuhan jasmani. Sedangkan pendidikan, kesehatan hiburan dan rekreasi termasuk dalam kebutuhan rohani.
Untuk mengetahui penggolongan jenis kebutuhan manusia lebih lanjut, baiklah akan kita pelajari uraian berikut ini :
Jenis kebutuhan manusia dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Menurut tingkat kepentingannya
b. Menurut waktunya
c. Menurut sifatnya
d. Menurut wujudnya
e. Menurut subjeknya.
Jenis-jenis kebutuhan manusia di atas dapat kita cermati dalam uraian berikut ini :
a. Kebutuhan manusia menurut tingkat kepentingannya
Seperti telah disebutkan di atas, ekbutuhan manusia antara lain : makanan, minuman, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan, rekreasi dan sebagainya. Di antara kedua kebutuhan manusia itu tentu ada kebutuhan yang harus kita penuhi terlebih dahulu dan ada kebutuhan yang dapat ditunda pemenuhannya.
Apa saja kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu dan kebutuhan apa yang dapat ditunda?
Coba kita perhatikan, apabila anda dihadapkan pada 3 macam kebutuhan yaitu sepatu, makanan dan radio. kebutuhan mana yang harus terlebih dahulu? Coba kita susun urutan pemenuhannya bagaimana? tentunya jika membuat urutan pertama makanan, kedua sepatu dan terakhir radio.
Mengapa demikian? karena makanan adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, pemenuhan harus didahulukan. Kebutuhan ini disebut sebagai kebutuhan pokok.
Sedangkan sepatu dan radio dapat ditunda pemenuhannya, kebutuhan yang dapat ditunda pemenuhannya disebut kebutuhan tambahan.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa kebutuhan manusia menurut tingkat kepentingannya dapat digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu : Kebutuhan Pokok dan kebutuhan Tambahan.
1) Kebutuhan Pokok
Apa yang dimaksud kebutuhan pokok?
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan manusia yang harus segera dipenuhi untuk menjamin kelangsungan hidup.
kebutuhan pokok sering juga disebut kebutuhan primer
Apa saja yang termasuk kebutuhan pokok?
Kebutuhan pokok terdiri dari : makanan, minuman, pakaian dan perumahan, seperti tampak dalam gambar di atas.
Mengapa manusia harus memenuhi kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian dan perumahan? Coba paa yang terjadi apabila kita tidak makan dan minum?
Tentu badan kita akan lemas dan tidak hanya lemas kemungkinan kita dapat sakit dan kemungkinan yang lebih parah adalah dapat menimbulkan kematian. Pada umumnya makanan pokok masyarakat Indonesia terdiri dari : Nasi, jagung, sagu, umbi-umbian. Nah apakah makanan pokok daerah anda?
Apakah ada selain yang disebut di atas? Kalau anda bisa anda sebutkan!
Selain kebutuhan akan makanan dan minuman, manusia juga memerlukan pakaian. Karena dengan pakaian kita terlindung dari panas dan dingin. Perlu anda ingat, kebutuhan pakaian ini sangat dipengaruhi oleh kondisi alam sekelilingnya. kebutuhan akan pakaian di daerah panas akan berbeda dengan kebutuhan pakaian di daerah dingin.
Selain berguna berguna untuk melindungi manusia dari udara panas dan dingin, juga dengan pakaian, manusia tidak akan mengalami kesulitan dalam pergaulan. Demikian juga dengan perumahan. Setiap orang memerlukan rumah untuk berteduh dikala panas dan hujan, juga sebagai tempat beristirahat dikala kita lelah.
2) Kebutuhan Tambahan
Setelah kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian dan perumahan terpenuhi apakah kebutuhan hanya berhenti sampai disitu? Tentu saja tidak, karena akan muncul kebutuhan-kebutuhan yang lain.
Coba anda amati kebutuhan anda sendiri, setelah kebutuhan pokok terpenuhi, apakah masih ada kebutuhan lain yang muncul? Tentunya ada:
Misalnya : kebutuhan akan sepatu, alat-alat tulis, buku-buku, alat-alat rumah tangga, jam tangan, sepeda, radio, perhiasan dan lain-lain. Semua kebutuhan tadi disebut kebutuhan tambahan. Mengapa disebut kebutuhan tambahan? Karena kepentingan tidak sebesar kebutuhan primer (pokok), yang berarti tidak terlalu mendesak untuk segera dipenuhi. Apakah yang dimaksud kebutuhan tambahan?
Kebutuhan tambahan adalah kebutuhan manusia yang akan segera muncul setelah kebutuhan pokok terpenuhi. Kebutuhan tambahan terbagi dua yaitu : Kebutuhan sekunder dan kebutuhan kemewahan.
Apa yang dimaksud kebutuhan skunder dan kebutuhan kemewahan? Dapat dibaca uraian berikut ini:
a) Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi apabila kebutuhan pokok telah terpenuhi. Contoh : sepatu, buku-buku, meja, kursi, radio dan jam tangan.
Mengapa kebutuhan sekunder perlu dipenuhi? Hal ini sangat tergantung pada kemajuan diri pribadi yang membutuhkan dan juga kemajuan dari kebudayaan manusia itu sendiri.
Misalnya : jam tangan diperlukan manusia agar dapat mengetahui waktu dengan tepat, semua kegiatan belajar yang dilakukan dapat terlaksana dalam waktu yang tepat. Demikian juga radio diperlukan manusia karena penting untuk mendapatkan informasi dan hiburan.
Manusia akan memenuhi kebutuhan sekundernya apabila kebutuhan pokoknya telah terpenuhi.
b) Kebutuhan kemewahan
Pernahkah anda membeli televisi berwarna? Kalau ya, apakah tetangga anda sudah banyak yang memiliki? Jika jawabannya adalah sedikit, maka televisi berwarna termasuk barang mewah.
Mengapa dikatakan barang mewah? Karena harganya tergolong mahal dan jumlah orang yang memilikinya tidak banyak hanya terbatas kepada orang yang mampu membelinya. Contohnya barang mewah: sepeda motor, mobil, kalung berlian, kulkas dan lain sebagainya.
Pada umumnya orang yang dapat memenuhi kebutuhan mewah adalah orang yang mampu atau orang disebut orang kaya, dan kebutuhan kemewahan sering disebut kebutuhan tersier.
Bagaimana seandainya kebutuhan akan barang mewah tidak dipenuhi, apakah manusia dapat melangsungkan hidupnya? tentu saja dapat, karena kebutuhan tersebut hanya merupakan kebutuhan kemewahan, seandainya tidak terpenuhi tidak mengganggu kelangsungan hidup manusia.
Perlu diketahui bahwa batas antara kebutuhan sekunder dan kebutuhan kemewahan untuk setiap orang akan berbeda. Status dan peran seseorang dalam masyarakat akan menentukan tingkat kebutuhan tersebut.
kebutuhan sekunder dapat bergeser menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan kemewahan dapat menjadi kebutuhan sekunder.
b. Kebutuhan manusia menurut waktu
Kebutuhan menurut waktu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa yang akan datang. Kedua bagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Kebutuhan sekarang
Apakah yang dimaksud dengan kebutuhan sekarang ?
kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi pada saat itu juga.
Contoh :
- Apabila kita merasa lapar, kebutuhan yang kita perlukan adalah makanan. Rasa lapar itu sebainya dipenuhi dengna makan tepat pada waktunya. Karena jika ditunda akan menimbulkan penyakit maag (lambung).
- Jika seorang sedang sakit, maka saat ini ia membutuhkan obat sebagai penyembuh sakitnya. Dan jika orang tersebut telah sembuh dari sakitnya, apakah masih memerlukan obat? Jelas tidak. Jadi obat hanya diperlukan pada saat sakit,
2) Kebutuhan masa yang akan datang
Jika anda menyimpan uang di rumah atau di bank, apakah manfaatnya langsung anda rasakan? Tentu belum dapat dirasakan. Tetapi jika saat anda memerlukan biaya karena ada keperluan yang sangat penting, maka anda dapat mengambil uang simpanan di rumah atau di bank. Dengan demikian kebutuhan masa yang akan datang adalah persiapan-persiapan atau persediaan-persediaan yang dilakukan untuk menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang. Contoh lain : seorang petani menyimpan pada pada saat musim panen. Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi kemungkinana yang sulit pada saat musim paceklik.
c. Kebutuhan menurut sifatnya
kebutuhan menurut sifatnya dibedakan menjadi dua bagian yaitu : kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmani :
1) Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan untuk memenuhi kepentingan fisik (badan) manusia, agar manusia dapat hidup. Contohnya: makanan, minuman, pakaian, perumahan, dan alat-alat olahraga.
Jadi kebutuhan yang bersifat jasmani mempunyai ciri-ciri yaitu : berwujud, dapat diraba dan dapat dirasakan.
2) Kebutuhan Rohani
Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan untuk memenuhi kepentingan rohani (batin) manusia
Misalnya : Jika anda pergi rekreasi ke suatu tempat apakah itu kebun binatang atau ke pantai apa yang anda rasakan? Rasa senang atau kenyang? Pasti rasa senang. Nah, rasa senang ini adalah menyangkut batin atau rohani kita. Jadi disebut sebagai kebutuhan rohani jika mempunyai sifat tidak terlihat oleh mata, tidak dapat diraba tetapi dapat dirasakan oleh perasaan batin kita.
Contohnya: agama, hiburan, rekreasi, kasih sayang dan sebagainya.
d. Kebutuhan menurut wujudnya
Kebutuhan menurut wujudnya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu kebutuhan berwujud (konkret) dan kebutuhan yang tidak berwujud (abstrak).
Apa perbedaannya ?
1) Kebutuhan konkret adalah keutuhan berupa barang-barang yang dapat diraba, misalnya : buku, mobil, pesawat dan lain-lain
2) Kebutuhan abstrak adalah kebutuhan yang alat pemuasnya tidak dapat diraba tetapi dapat dirasakan, misalnya : menonton bola bagi pecandu bola, beribadah, pelayanan dokter dan lain.
e. Kebutuhan menurut subjek
Kebutuhan menurut subjek dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Kebutuhan Individu
Kebutuhan individu adalah kebutuhan dilihat dari segi orang yang membutuhkannya, misalnya; kebutuhan seorang petani akan berbeda dengan kebutuhan seorang guru.
2) Kebutuhan masyarakat
Kebutuhan masyarakat adalah alat pemuas kebutuhan yang kegunaannya secara bersama, misalnya : telepon umum, jalan umum, WC umum, rasa aman dan sebagainya.
Bagaimana menurut anda ?
Apakah kebutuhan masyarakat desa sama dengan kebutuhan masyarakat kota?. Benar kebutuhan masyarakat desa berbeda dengan kebutuhan masyarakat kota, misalnya mobil dan telepon merupakan kebutuhan masyarakat kota tetapi bagi masyarakat desa tidak, sebaliknya alat-alat pertanian merupakan kebutuhan masyarakat desa.
Sumber : disarikan dari Buku Modul IPS Ekonomi warga belajar Paket B setara 2010
Sebelum kita mempelajari penggolongan jenis-jenis kebutuhan, kita perlu mengetahui telebih dahulu pengertian kebutuhan. Apakah kebutuhan itu ?
kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Jadi yang diperlukan manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya antara lain makanan, minuman, pakaian, pendidikan, kesetaraan, hiburan, rekreasi dan sebagainya.
Kebutuhan yang disebut di atas dapat digolong-golongkan misalnya : makanan, minuman, pakaian dan perumahan termasuk dalam kebutuhan jasmani. Sedangkan pendidikan, kesehatan hiburan dan rekreasi termasuk dalam kebutuhan rohani.
Untuk mengetahui penggolongan jenis kebutuhan manusia lebih lanjut, baiklah akan kita pelajari uraian berikut ini :
Jenis kebutuhan manusia dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Menurut tingkat kepentingannya
b. Menurut waktunya
c. Menurut sifatnya
d. Menurut wujudnya
e. Menurut subjeknya.
Jenis-jenis kebutuhan manusia di atas dapat kita cermati dalam uraian berikut ini :
a. Kebutuhan manusia menurut tingkat kepentingannya
Seperti telah disebutkan di atas, ekbutuhan manusia antara lain : makanan, minuman, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan, rekreasi dan sebagainya. Di antara kedua kebutuhan manusia itu tentu ada kebutuhan yang harus kita penuhi terlebih dahulu dan ada kebutuhan yang dapat ditunda pemenuhannya.
Apa saja kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu dan kebutuhan apa yang dapat ditunda?
Coba kita perhatikan, apabila anda dihadapkan pada 3 macam kebutuhan yaitu sepatu, makanan dan radio. kebutuhan mana yang harus terlebih dahulu? Coba kita susun urutan pemenuhannya bagaimana? tentunya jika membuat urutan pertama makanan, kedua sepatu dan terakhir radio.
Mengapa demikian? karena makanan adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, pemenuhan harus didahulukan. Kebutuhan ini disebut sebagai kebutuhan pokok.
Sedangkan sepatu dan radio dapat ditunda pemenuhannya, kebutuhan yang dapat ditunda pemenuhannya disebut kebutuhan tambahan.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa kebutuhan manusia menurut tingkat kepentingannya dapat digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu : Kebutuhan Pokok dan kebutuhan Tambahan.
1) Kebutuhan Pokok
Apa yang dimaksud kebutuhan pokok?
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan manusia yang harus segera dipenuhi untuk menjamin kelangsungan hidup.
kebutuhan pokok sering juga disebut kebutuhan primer
Apa saja yang termasuk kebutuhan pokok?
Kebutuhan pokok terdiri dari : makanan, minuman, pakaian dan perumahan, seperti tampak dalam gambar di atas.
Mengapa manusia harus memenuhi kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian dan perumahan? Coba paa yang terjadi apabila kita tidak makan dan minum?
Tentu badan kita akan lemas dan tidak hanya lemas kemungkinan kita dapat sakit dan kemungkinan yang lebih parah adalah dapat menimbulkan kematian. Pada umumnya makanan pokok masyarakat Indonesia terdiri dari : Nasi, jagung, sagu, umbi-umbian. Nah apakah makanan pokok daerah anda?
Apakah ada selain yang disebut di atas? Kalau anda bisa anda sebutkan!
Selain kebutuhan akan makanan dan minuman, manusia juga memerlukan pakaian. Karena dengan pakaian kita terlindung dari panas dan dingin. Perlu anda ingat, kebutuhan pakaian ini sangat dipengaruhi oleh kondisi alam sekelilingnya. kebutuhan akan pakaian di daerah panas akan berbeda dengan kebutuhan pakaian di daerah dingin.
Selain berguna berguna untuk melindungi manusia dari udara panas dan dingin, juga dengan pakaian, manusia tidak akan mengalami kesulitan dalam pergaulan. Demikian juga dengan perumahan. Setiap orang memerlukan rumah untuk berteduh dikala panas dan hujan, juga sebagai tempat beristirahat dikala kita lelah.
2) Kebutuhan Tambahan
Setelah kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian dan perumahan terpenuhi apakah kebutuhan hanya berhenti sampai disitu? Tentu saja tidak, karena akan muncul kebutuhan-kebutuhan yang lain.
Coba anda amati kebutuhan anda sendiri, setelah kebutuhan pokok terpenuhi, apakah masih ada kebutuhan lain yang muncul? Tentunya ada:
Misalnya : kebutuhan akan sepatu, alat-alat tulis, buku-buku, alat-alat rumah tangga, jam tangan, sepeda, radio, perhiasan dan lain-lain. Semua kebutuhan tadi disebut kebutuhan tambahan. Mengapa disebut kebutuhan tambahan? Karena kepentingan tidak sebesar kebutuhan primer (pokok), yang berarti tidak terlalu mendesak untuk segera dipenuhi. Apakah yang dimaksud kebutuhan tambahan?
Kebutuhan tambahan adalah kebutuhan manusia yang akan segera muncul setelah kebutuhan pokok terpenuhi. Kebutuhan tambahan terbagi dua yaitu : Kebutuhan sekunder dan kebutuhan kemewahan.
Apa yang dimaksud kebutuhan skunder dan kebutuhan kemewahan? Dapat dibaca uraian berikut ini:
a) Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi apabila kebutuhan pokok telah terpenuhi. Contoh : sepatu, buku-buku, meja, kursi, radio dan jam tangan.
Mengapa kebutuhan sekunder perlu dipenuhi? Hal ini sangat tergantung pada kemajuan diri pribadi yang membutuhkan dan juga kemajuan dari kebudayaan manusia itu sendiri.
Misalnya : jam tangan diperlukan manusia agar dapat mengetahui waktu dengan tepat, semua kegiatan belajar yang dilakukan dapat terlaksana dalam waktu yang tepat. Demikian juga radio diperlukan manusia karena penting untuk mendapatkan informasi dan hiburan.
Manusia akan memenuhi kebutuhan sekundernya apabila kebutuhan pokoknya telah terpenuhi.
b) Kebutuhan kemewahan
Pernahkah anda membeli televisi berwarna? Kalau ya, apakah tetangga anda sudah banyak yang memiliki? Jika jawabannya adalah sedikit, maka televisi berwarna termasuk barang mewah.
Mengapa dikatakan barang mewah? Karena harganya tergolong mahal dan jumlah orang yang memilikinya tidak banyak hanya terbatas kepada orang yang mampu membelinya. Contohnya barang mewah: sepeda motor, mobil, kalung berlian, kulkas dan lain sebagainya.
Pada umumnya orang yang dapat memenuhi kebutuhan mewah adalah orang yang mampu atau orang disebut orang kaya, dan kebutuhan kemewahan sering disebut kebutuhan tersier.
Bagaimana seandainya kebutuhan akan barang mewah tidak dipenuhi, apakah manusia dapat melangsungkan hidupnya? tentu saja dapat, karena kebutuhan tersebut hanya merupakan kebutuhan kemewahan, seandainya tidak terpenuhi tidak mengganggu kelangsungan hidup manusia.
Perlu diketahui bahwa batas antara kebutuhan sekunder dan kebutuhan kemewahan untuk setiap orang akan berbeda. Status dan peran seseorang dalam masyarakat akan menentukan tingkat kebutuhan tersebut.
kebutuhan sekunder dapat bergeser menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan kemewahan dapat menjadi kebutuhan sekunder.
b. Kebutuhan manusia menurut waktu
Kebutuhan menurut waktu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa yang akan datang. Kedua bagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Kebutuhan sekarang
Apakah yang dimaksud dengan kebutuhan sekarang ?
kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi pada saat itu juga.
Contoh :
- Apabila kita merasa lapar, kebutuhan yang kita perlukan adalah makanan. Rasa lapar itu sebainya dipenuhi dengna makan tepat pada waktunya. Karena jika ditunda akan menimbulkan penyakit maag (lambung).
- Jika seorang sedang sakit, maka saat ini ia membutuhkan obat sebagai penyembuh sakitnya. Dan jika orang tersebut telah sembuh dari sakitnya, apakah masih memerlukan obat? Jelas tidak. Jadi obat hanya diperlukan pada saat sakit,
2) Kebutuhan masa yang akan datang
Jika anda menyimpan uang di rumah atau di bank, apakah manfaatnya langsung anda rasakan? Tentu belum dapat dirasakan. Tetapi jika saat anda memerlukan biaya karena ada keperluan yang sangat penting, maka anda dapat mengambil uang simpanan di rumah atau di bank. Dengan demikian kebutuhan masa yang akan datang adalah persiapan-persiapan atau persediaan-persediaan yang dilakukan untuk menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang. Contoh lain : seorang petani menyimpan pada pada saat musim panen. Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi kemungkinana yang sulit pada saat musim paceklik.
c. Kebutuhan menurut sifatnya
kebutuhan menurut sifatnya dibedakan menjadi dua bagian yaitu : kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmani :
1) Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan untuk memenuhi kepentingan fisik (badan) manusia, agar manusia dapat hidup. Contohnya: makanan, minuman, pakaian, perumahan, dan alat-alat olahraga.
Jadi kebutuhan yang bersifat jasmani mempunyai ciri-ciri yaitu : berwujud, dapat diraba dan dapat dirasakan.
2) Kebutuhan Rohani
Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan untuk memenuhi kepentingan rohani (batin) manusia
Misalnya : Jika anda pergi rekreasi ke suatu tempat apakah itu kebun binatang atau ke pantai apa yang anda rasakan? Rasa senang atau kenyang? Pasti rasa senang. Nah, rasa senang ini adalah menyangkut batin atau rohani kita. Jadi disebut sebagai kebutuhan rohani jika mempunyai sifat tidak terlihat oleh mata, tidak dapat diraba tetapi dapat dirasakan oleh perasaan batin kita.
Contohnya: agama, hiburan, rekreasi, kasih sayang dan sebagainya.
d. Kebutuhan menurut wujudnya
Kebutuhan menurut wujudnya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu kebutuhan berwujud (konkret) dan kebutuhan yang tidak berwujud (abstrak).
Apa perbedaannya ?
1) Kebutuhan konkret adalah keutuhan berupa barang-barang yang dapat diraba, misalnya : buku, mobil, pesawat dan lain-lain
2) Kebutuhan abstrak adalah kebutuhan yang alat pemuasnya tidak dapat diraba tetapi dapat dirasakan, misalnya : menonton bola bagi pecandu bola, beribadah, pelayanan dokter dan lain.
e. Kebutuhan menurut subjek
Kebutuhan menurut subjek dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Kebutuhan Individu
Kebutuhan individu adalah kebutuhan dilihat dari segi orang yang membutuhkannya, misalnya; kebutuhan seorang petani akan berbeda dengan kebutuhan seorang guru.
2) Kebutuhan masyarakat
Kebutuhan masyarakat adalah alat pemuas kebutuhan yang kegunaannya secara bersama, misalnya : telepon umum, jalan umum, WC umum, rasa aman dan sebagainya.
Bagaimana menurut anda ?
Apakah kebutuhan masyarakat desa sama dengan kebutuhan masyarakat kota?. Benar kebutuhan masyarakat desa berbeda dengan kebutuhan masyarakat kota, misalnya mobil dan telepon merupakan kebutuhan masyarakat kota tetapi bagi masyarakat desa tidak, sebaliknya alat-alat pertanian merupakan kebutuhan masyarakat desa.
Sumber : disarikan dari Buku Modul IPS Ekonomi warga belajar Paket B setara 2010
JENIS-JENIS KEBUTUHAN MANUSIA
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
February 25, 2015
Visiuniversal-----Warga belajar dan siswa--sekalian, semua orang kecuali yang tuna wicara atau tuna rungu (bisu tuli) pasti mampu berbicara. Namun tidak setiap orang mampu berbicara dengan baik dan benar. Kalau bicara sekedar bicara, anak kecil pun bisa. Balita usia 2-3 tahun sudah pandai berbicara, minimal dapat memanggil ayah ibunya. Bahkan tangisan bayipun sebenarnya merupakan bentuk bicara juga.
Berbicara adalah mengeluarkan, menyusun
kata-kata secara teratur melalui lisan sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicaranya. Bicara di sini diartikan sebagai bentuk komunikasi, dengan bicara maka komunikasi dapat terjalin, Tetapi berkata-kata tanpa artipun sebenarnya bicara juga, hanya saja belum dimasukan ke dalam kategori komunikasi.
Kemampuan bicara menjadi penting dalam konteks menjalin hubungan komunikasi dengan orang lain. Dalam perkembangannya, bicara menjadi lebih ruwet karena ada batasan-batasan etika dan aturannya. Bicara kemudian terkotak-kotak oleh kepentingan dan maksud-maksud tertentu. Setiap aspek kehidupan memiliki aturan dan etika tersendiri dalam berbicara.
Faktor utama dalam berbicara adalah bahasa. Makna bahasa sekarang lebih luas lagi, bukan hanya merujuk pada suku bangsa tetapi sudah merambah pada disiplin ilmu. Kita sekarang tidak hanya mengenal bahasa jawa, Madura, Sunda dan sebagainya yang berdasarkan kesukuan, melainkan bahasa ekonomi, bahasa politik dan sebagainya dalam lingkup disiplin ilmu.
Selanjutnya, dari bahasa tadi mempengaruhi etika dan aturan bicara. Antara bahasa hukum dan bahasa ekonomi ada aturan dan etikanya sendiri, seperti halnya bahasa Jawa dan bahasa Sunda yang di dalamnya tidak terpisahkan oleh adat istiadat dan budaya dari mana bahasa itu berasal.
Dalam pergaulan etika berbicara itu penting, tidak boleh asal bicara. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan sosial, seseorang biasanya semakin tinggi pula etikanya dalam berbicara. Kelas pendidikan dan sosial sering menjadi faktor pembeda dalam berbicara. Antara bahasa tukang becak dan dosen jelas berbeda. Dan bial dibolak-balik kesannya akan semakin semrawut.
Kesannya akan lain. Seorang dosen dengan strata pendidikan tinggi rasanya tidak pantas berbicara dengan gaya bahas tukang becak yang terbiasa kasar, cespleng dan tidak mengenal unggah-ungguh. Sebaliknya, tukang becak akan menjadi lucu bila memaksakan diri berbicara dengan langgam berbicara seorang dosen yang cenderung ilmiah dan rumit dicerna orang biasa.
Tujuan utama berbicara adalah membuat lawan bicara mengerti apa yang dikatakannya. Tidak peduli bahasa apa yang dipakai, punya ungguh-ungguh atau tidak, yang penting orang yang diajak berbicara menangkap dengan jelas maksudnya. Tetapi dalam perkembangannya, seiring dengan kemajuan peradaban, mengerti saja tidak cukup.
Sekarang ini, disamping dapat dimengerti harus pula mencerminkan etika, termasuk didalamnya adalah unggah-unggah. Apalagi di dunia timur (oriental)yang sangat menghormati nilai-nilai kesopanan, unggah-ungguh menjadi faktor yang tak boleh ditinggalkan. Khususnya di masyarakat Jawa, Unggah-ungga memegang peranan sangat dominan.
Bahkan bahasa yang dipakaipun berlainan antara bicara kepada orang tua, adik, atasan dan sebagainya. Orang akan semakin dihormati apabila tahu unggah-ungguh. Dan bila unggah-ungguh itu dilanggar, adat-istiadat sudah menyiapkan sangsinya. Orang yang tidak tahu sopan-santun dalam berbicara pasti akan dikucilkan selamanya.
1. Berbicara Harus Menatap Lawan Bicara
Yang harus anda perhatikan ketika berbicara adalah konsentrasikan diri anda sepenuhnya kepada lawan bicara. jangan melihat ke arah lain sehingga membuat lawan bicara tersinggung. Menatap lawan bicara sungguh-sungguh (bukan mendelik/melirik) termasuk etika berbicara yang baik. Obyek anda adalah lawan bicara bukan yang lain.
jangan tinggalkan etika ketika anda sedang berkomunikasi dengan orang lain. Kita sendiri juga pasti tersinggung jika ada orang lain mengajak bicara tiba-tiba memutar hidungnya ke tempat lain. Mau menanggapi bicaranya saja sebenarnya sudah harus disyukuri, jangan malah berpindah hati.
Bicara itu bukan hanya dengan mulut, tetapi juga dengan hati dan seluruh tubuh kita kecuali kalau kita berbicara melalui telepon. Ketika berbicara usahakan seluruh gerak tubuh kita mengarah ke lawan bicara sehingga kita tahu bagaimana reaksi lawan bicara ketika membalas apa yang kita ucapkan. Kalau pandangan kita beralih ke tempat lain, kita tahu apakah lawan bicara tulus dengan ucapannya atau tidak. Bisa jadi lawan bicara bilang setuju tetapi mimik wajahnya dan kita tahu karena pandangan kita tidak tertuju kepadanya.
Pada saat berbicara semestinya kita seudah mempersiapkan mental kita sepenuhnya. Karena yang kita hadapi adalah manusia yang mempunyai perasaan, bisa senang dan susah, bisa tersinggung dan marah-marah. Oleh sebab itu, baik itu mimik maupun mata kita harus menampakan wajah yang bersahabat dan sungguh-sungguh.
2. Suara Harus Terdengar Jelas
Disamping kita harus menatap lawan bicara, yang tak kalah pentingnya adalah menata suara kita agar lawan bicara dapat menangkap dengan jelas apa yang sedang kita bicarakan. Tidak boleh terlalu terburu-buru dan jangan terlalu pelan. Usahakan suara yang keluar bisa terdengar jelas agar lawan bicara dapat terdengar apa yang kita ucapkan.
Karena kondisi tertentu seringkali kita tidak dapat mengontrol suara kita, sehingga menjadi terlalu cepat. Lawan bicara merasa perlu menegaskan kembali dengan bertanya balik. Atau karena tidak ingin didengar orang lain, kita berusaha merendahkan intonasi suara sehingga di telinga lawan bicara terdengar seperti desis ular. Kedua-duanya bukan cara yang efektif dalam berbicara.
Berbicara dengan pelan tapi jelas terdengar. Tidak perlu terlalu keras tidak perlu terlalu lemah. Yang perlu kita perhatikan pula adalah tingkat emosional kita. Bicaralah ketika emosi kita sedang tidak konsentrasi. misalnya kalau kita sedang marah atau sedih, usahakan agar kemarahan atau kesedihan tersebut tidak terlihat oleh lawan bicara.
Percuma saja kita berbicara terburu-buru sampai nafas kita tersengal-sengal, lawan bicara susah mengerti. Atau terlalu lembut seperti orang yang sedang dirundung derita berkepanjangan, sehingga hanya terdengar seperti rintihan yang menyayat hati. Oleh karena itu hindarilah berbicara terburu-buru atau terlalu pelan. Sebab dalam kondisi berbicara seperti itu, sulit untuk meninta respon yang obyektif dari lawan bicara.
Di samping tidak efektif, pembicaraan yang kurang terdengar jelas di telinga lawan bicara kadang-kadang menimbulkan kejengkelan bagi lawan bicara. Maunya ingin cepat-cepat selesai tetapi malah menimbulkan persoalan baru yang tidak selesai-selesai. Tentunya ini akan merugikan diri kita sendiri.
3. Gunakanlah Tata Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa dapat menunjukan kualitas kepribadian dan latar belakang seseorang. Bahasa pegawai kantor, jelas berbeda dengan orang berjualan di pasar. Salah satu unsur pembedanya terdapat dalam pemakaian tata bahasa yang digunakan. Bahasa pegawai kantor jelas lebih punya etika dari pada orang pasar. Bahasa anak gaul berbeda dengan bahasa ningrat keraton.
Sebelum berbicara sebaiknya kata-kata diatur terlebih dahulu. Jangan sampai di tengah kalimat tiba-tiba putus karena kita tidak tahu apa yang akan kita bicarakan. Dan tentunya tidak boleh menggunakan kata-kata yang kasar, apalagi yang meninggung hati lawan bicara.
Kita harus mengetahui mana subyek, mana predikat, obyek dan keterangan dalam sebuah kalimat. Kita harus tahu pula bagaimana menempatkan perangkat kalimat pada tempat yang benar. jangan sampai kita bingung dengan kalimat yang kita ucapkan sendiri. Umpamanya dengan membolak-balik kedudukan subyek, predikat dan obyek sehingga menjadi kalimat yang tidak beraturan.
4. Jangan menggunakan Nada Suara yang Tinggi
Citra pegawai kantor adalah citra kesopanan artinya orang lain melihat pegawai kantor sebagai orang yang tahu etika, punya tata-krama dan santun dalam segala tindak-tanduknya. Sikap dan perilakunya mencerminkan orang berpendidikan.
Kesan tersebut akan semakin membekas ketika kita sedang berbicara. Dari pembicaraan itu orang lain akan dapat menilai, apakah kita seorang pegawai kantor atau bukan. Gaya bicara, intonasi yang dipakai, dan tata bahasa, jelas berpengaruh besar di telinga pendengar.
Sebagai pegawai kantor, sebaiknya kita berbicara dengan kalimat yang jelas dan intonasi yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah. Tunjukan kesan bahwa kita bisa mengontrol intonasi dengan baik.
Pakailah nada suara yang datar-datar saja, sehingga setiap orang dapat mendengarnya dengan baik. Kalau terlalu tinggi dikhawatirkan tidak semua pendengarnya dapat mendengar dengan baik. Apalagi jika kita ditunjuk sebagai pembicara, nada suara harus benar-benar dijaga. Sebab, pendengar dalam sebuah forum baik ceramah maupun diskusi cenderung beragam.
Jika nada suara terlalu tinggi kita akan cepat letih. Orang tidak mungkin sanggup berteriak selama satu jam terus-menerus. Apa yang kita bicarakan sebaiknya dapat kita nikmati jangan malah menjadi beban.
Disamping itu, kurang beretika rasanya kalau kita berbicara dengan nada suara yang tinggi. Kecuali jika kita sedang membakar semangat para anak-anak muda untuk terjun ke medan perang. Dalam situasi yang biasa, aman dan tidak darurat, Sebaiknya nada suara kita tidak terlalu tinggi.
5. Pembicaraan Mudah Dimengerti
Tujuan utama berbicara adalah untuk membuat lawan bicara mengerti apa yang sedang kita bicarakan. Oleh sebab itu, sebaiknya kita cukup toleran dengan para pendengar kita. Kita harus pandai-pandai memilih lawan bicara, sebab hal ini berkaitan dengan bahasa yang kita pakai. Jangan karena ingin dianggap sebagai pegawai kantor ke mana-mana kita selalu menggunakan bahasa tingkat tinggi.
Kita harus pandai menyesuaikan diri dengan kondisi dan latar belakang lawan bicara yang kita hadapi. Jangan terjebak oleh keinginan untuk menjaga image atau gengsi sehingga mengorbankan lawan bicara.
Pakailah bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Tidak penting anggapan orang lain terhadap diri kita, yang penting adalah orang lain mengerti terhadap apa yang sedang kita bicarakan. Biarkan orang lain menganggap diri kita bodoh, dan seolah-olah pitar mereka, itu hak mereka.
Sering kita mendengar ada orang berbicara dengan menggunakan bahasa yang tinggi. Padahal pendengarnya hanya para pedagang yang tidak sempat mengikuti perkembangan jaman. Memang ia berhasil membangun kesan di tengah audiennya bahwa ia pembicara yang pandai, Tetapi ketika ditanyakan kepada mereka apakah mereka mengerti, mereka malah bingung.
Kita semua pasti punya pengalaman yang sama ketika mengikuti khotbah Jum'at. Ada khatib yang selama khotbahnya menggunakan bahasa Arab di tengah jamaah yang seluruhnya orang Indonesia. yakinkah anda bahwa jamaah mengerti isi khotbah tersebut?
Tipsnya sebelum mengajak bicara, ketahuilah dulu siapa lawan bicaranya. Kalau memang lawan bicara lebih mudah mengerti dengan bahasa daerah, maka kita harus menyesuaikan diri.
Dari bahasa di atas semakin mengertilah kita bahwa ternyata berbicara itu tidak semudah yang kita bayangkan. Tetapi penulis juga tidak sedang mengarahkan pada satu kesimpulan bahwa berbicara itu sukar. Singkatnya, sebagai pegawai kantor kita harus tetap menjaga dengan baik etika kita dalam berbicara.
Demikianlah etika berbicara yang baik dan benar untuk dapat kita terapkan dalam pergaulan sehari-hari, semoga bermanfaat. terimakasih.
Sumber : Disarikan dari Modul Etika Kerja Kesetaraan paket C SMA 2009.
Berbicara adalah mengeluarkan, menyusun
kata-kata secara teratur melalui lisan sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicaranya. Bicara di sini diartikan sebagai bentuk komunikasi, dengan bicara maka komunikasi dapat terjalin, Tetapi berkata-kata tanpa artipun sebenarnya bicara juga, hanya saja belum dimasukan ke dalam kategori komunikasi.
Kemampuan bicara menjadi penting dalam konteks menjalin hubungan komunikasi dengan orang lain. Dalam perkembangannya, bicara menjadi lebih ruwet karena ada batasan-batasan etika dan aturannya. Bicara kemudian terkotak-kotak oleh kepentingan dan maksud-maksud tertentu. Setiap aspek kehidupan memiliki aturan dan etika tersendiri dalam berbicara.
Faktor utama dalam berbicara adalah bahasa. Makna bahasa sekarang lebih luas lagi, bukan hanya merujuk pada suku bangsa tetapi sudah merambah pada disiplin ilmu. Kita sekarang tidak hanya mengenal bahasa jawa, Madura, Sunda dan sebagainya yang berdasarkan kesukuan, melainkan bahasa ekonomi, bahasa politik dan sebagainya dalam lingkup disiplin ilmu.
Selanjutnya, dari bahasa tadi mempengaruhi etika dan aturan bicara. Antara bahasa hukum dan bahasa ekonomi ada aturan dan etikanya sendiri, seperti halnya bahasa Jawa dan bahasa Sunda yang di dalamnya tidak terpisahkan oleh adat istiadat dan budaya dari mana bahasa itu berasal.
Dalam pergaulan etika berbicara itu penting, tidak boleh asal bicara. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan sosial, seseorang biasanya semakin tinggi pula etikanya dalam berbicara. Kelas pendidikan dan sosial sering menjadi faktor pembeda dalam berbicara. Antara bahasa tukang becak dan dosen jelas berbeda. Dan bial dibolak-balik kesannya akan semakin semrawut.
Kesannya akan lain. Seorang dosen dengan strata pendidikan tinggi rasanya tidak pantas berbicara dengan gaya bahas tukang becak yang terbiasa kasar, cespleng dan tidak mengenal unggah-ungguh. Sebaliknya, tukang becak akan menjadi lucu bila memaksakan diri berbicara dengan langgam berbicara seorang dosen yang cenderung ilmiah dan rumit dicerna orang biasa.
Tujuan utama berbicara adalah membuat lawan bicara mengerti apa yang dikatakannya. Tidak peduli bahasa apa yang dipakai, punya ungguh-ungguh atau tidak, yang penting orang yang diajak berbicara menangkap dengan jelas maksudnya. Tetapi dalam perkembangannya, seiring dengan kemajuan peradaban, mengerti saja tidak cukup.
Sekarang ini, disamping dapat dimengerti harus pula mencerminkan etika, termasuk didalamnya adalah unggah-unggah. Apalagi di dunia timur (oriental)yang sangat menghormati nilai-nilai kesopanan, unggah-ungguh menjadi faktor yang tak boleh ditinggalkan. Khususnya di masyarakat Jawa, Unggah-ungga memegang peranan sangat dominan.
Bahkan bahasa yang dipakaipun berlainan antara bicara kepada orang tua, adik, atasan dan sebagainya. Orang akan semakin dihormati apabila tahu unggah-ungguh. Dan bila unggah-ungguh itu dilanggar, adat-istiadat sudah menyiapkan sangsinya. Orang yang tidak tahu sopan-santun dalam berbicara pasti akan dikucilkan selamanya.
1. Berbicara Harus Menatap Lawan Bicara
Yang harus anda perhatikan ketika berbicara adalah konsentrasikan diri anda sepenuhnya kepada lawan bicara. jangan melihat ke arah lain sehingga membuat lawan bicara tersinggung. Menatap lawan bicara sungguh-sungguh (bukan mendelik/melirik) termasuk etika berbicara yang baik. Obyek anda adalah lawan bicara bukan yang lain.
jangan tinggalkan etika ketika anda sedang berkomunikasi dengan orang lain. Kita sendiri juga pasti tersinggung jika ada orang lain mengajak bicara tiba-tiba memutar hidungnya ke tempat lain. Mau menanggapi bicaranya saja sebenarnya sudah harus disyukuri, jangan malah berpindah hati.
Bicara itu bukan hanya dengan mulut, tetapi juga dengan hati dan seluruh tubuh kita kecuali kalau kita berbicara melalui telepon. Ketika berbicara usahakan seluruh gerak tubuh kita mengarah ke lawan bicara sehingga kita tahu bagaimana reaksi lawan bicara ketika membalas apa yang kita ucapkan. Kalau pandangan kita beralih ke tempat lain, kita tahu apakah lawan bicara tulus dengan ucapannya atau tidak. Bisa jadi lawan bicara bilang setuju tetapi mimik wajahnya dan kita tahu karena pandangan kita tidak tertuju kepadanya.
Pada saat berbicara semestinya kita seudah mempersiapkan mental kita sepenuhnya. Karena yang kita hadapi adalah manusia yang mempunyai perasaan, bisa senang dan susah, bisa tersinggung dan marah-marah. Oleh sebab itu, baik itu mimik maupun mata kita harus menampakan wajah yang bersahabat dan sungguh-sungguh.
2. Suara Harus Terdengar Jelas
Disamping kita harus menatap lawan bicara, yang tak kalah pentingnya adalah menata suara kita agar lawan bicara dapat menangkap dengan jelas apa yang sedang kita bicarakan. Tidak boleh terlalu terburu-buru dan jangan terlalu pelan. Usahakan suara yang keluar bisa terdengar jelas agar lawan bicara dapat terdengar apa yang kita ucapkan.
Karena kondisi tertentu seringkali kita tidak dapat mengontrol suara kita, sehingga menjadi terlalu cepat. Lawan bicara merasa perlu menegaskan kembali dengan bertanya balik. Atau karena tidak ingin didengar orang lain, kita berusaha merendahkan intonasi suara sehingga di telinga lawan bicara terdengar seperti desis ular. Kedua-duanya bukan cara yang efektif dalam berbicara.
Berbicara dengan pelan tapi jelas terdengar. Tidak perlu terlalu keras tidak perlu terlalu lemah. Yang perlu kita perhatikan pula adalah tingkat emosional kita. Bicaralah ketika emosi kita sedang tidak konsentrasi. misalnya kalau kita sedang marah atau sedih, usahakan agar kemarahan atau kesedihan tersebut tidak terlihat oleh lawan bicara.
Percuma saja kita berbicara terburu-buru sampai nafas kita tersengal-sengal, lawan bicara susah mengerti. Atau terlalu lembut seperti orang yang sedang dirundung derita berkepanjangan, sehingga hanya terdengar seperti rintihan yang menyayat hati. Oleh karena itu hindarilah berbicara terburu-buru atau terlalu pelan. Sebab dalam kondisi berbicara seperti itu, sulit untuk meninta respon yang obyektif dari lawan bicara.
Di samping tidak efektif, pembicaraan yang kurang terdengar jelas di telinga lawan bicara kadang-kadang menimbulkan kejengkelan bagi lawan bicara. Maunya ingin cepat-cepat selesai tetapi malah menimbulkan persoalan baru yang tidak selesai-selesai. Tentunya ini akan merugikan diri kita sendiri.
3. Gunakanlah Tata Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa dapat menunjukan kualitas kepribadian dan latar belakang seseorang. Bahasa pegawai kantor, jelas berbeda dengan orang berjualan di pasar. Salah satu unsur pembedanya terdapat dalam pemakaian tata bahasa yang digunakan. Bahasa pegawai kantor jelas lebih punya etika dari pada orang pasar. Bahasa anak gaul berbeda dengan bahasa ningrat keraton.
Sebelum berbicara sebaiknya kata-kata diatur terlebih dahulu. Jangan sampai di tengah kalimat tiba-tiba putus karena kita tidak tahu apa yang akan kita bicarakan. Dan tentunya tidak boleh menggunakan kata-kata yang kasar, apalagi yang meninggung hati lawan bicara.
Kita harus mengetahui mana subyek, mana predikat, obyek dan keterangan dalam sebuah kalimat. Kita harus tahu pula bagaimana menempatkan perangkat kalimat pada tempat yang benar. jangan sampai kita bingung dengan kalimat yang kita ucapkan sendiri. Umpamanya dengan membolak-balik kedudukan subyek, predikat dan obyek sehingga menjadi kalimat yang tidak beraturan.
4. Jangan menggunakan Nada Suara yang Tinggi
Citra pegawai kantor adalah citra kesopanan artinya orang lain melihat pegawai kantor sebagai orang yang tahu etika, punya tata-krama dan santun dalam segala tindak-tanduknya. Sikap dan perilakunya mencerminkan orang berpendidikan.
Kesan tersebut akan semakin membekas ketika kita sedang berbicara. Dari pembicaraan itu orang lain akan dapat menilai, apakah kita seorang pegawai kantor atau bukan. Gaya bicara, intonasi yang dipakai, dan tata bahasa, jelas berpengaruh besar di telinga pendengar.
Sebagai pegawai kantor, sebaiknya kita berbicara dengan kalimat yang jelas dan intonasi yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu tinggi, juga tidak terlalu rendah. Tunjukan kesan bahwa kita bisa mengontrol intonasi dengan baik.
Pakailah nada suara yang datar-datar saja, sehingga setiap orang dapat mendengarnya dengan baik. Kalau terlalu tinggi dikhawatirkan tidak semua pendengarnya dapat mendengar dengan baik. Apalagi jika kita ditunjuk sebagai pembicara, nada suara harus benar-benar dijaga. Sebab, pendengar dalam sebuah forum baik ceramah maupun diskusi cenderung beragam.
Jika nada suara terlalu tinggi kita akan cepat letih. Orang tidak mungkin sanggup berteriak selama satu jam terus-menerus. Apa yang kita bicarakan sebaiknya dapat kita nikmati jangan malah menjadi beban.
Disamping itu, kurang beretika rasanya kalau kita berbicara dengan nada suara yang tinggi. Kecuali jika kita sedang membakar semangat para anak-anak muda untuk terjun ke medan perang. Dalam situasi yang biasa, aman dan tidak darurat, Sebaiknya nada suara kita tidak terlalu tinggi.
5. Pembicaraan Mudah Dimengerti
Tujuan utama berbicara adalah untuk membuat lawan bicara mengerti apa yang sedang kita bicarakan. Oleh sebab itu, sebaiknya kita cukup toleran dengan para pendengar kita. Kita harus pandai-pandai memilih lawan bicara, sebab hal ini berkaitan dengan bahasa yang kita pakai. Jangan karena ingin dianggap sebagai pegawai kantor ke mana-mana kita selalu menggunakan bahasa tingkat tinggi.
Kita harus pandai menyesuaikan diri dengan kondisi dan latar belakang lawan bicara yang kita hadapi. Jangan terjebak oleh keinginan untuk menjaga image atau gengsi sehingga mengorbankan lawan bicara.
Pakailah bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Tidak penting anggapan orang lain terhadap diri kita, yang penting adalah orang lain mengerti terhadap apa yang sedang kita bicarakan. Biarkan orang lain menganggap diri kita bodoh, dan seolah-olah pitar mereka, itu hak mereka.
Sering kita mendengar ada orang berbicara dengan menggunakan bahasa yang tinggi. Padahal pendengarnya hanya para pedagang yang tidak sempat mengikuti perkembangan jaman. Memang ia berhasil membangun kesan di tengah audiennya bahwa ia pembicara yang pandai, Tetapi ketika ditanyakan kepada mereka apakah mereka mengerti, mereka malah bingung.
Kita semua pasti punya pengalaman yang sama ketika mengikuti khotbah Jum'at. Ada khatib yang selama khotbahnya menggunakan bahasa Arab di tengah jamaah yang seluruhnya orang Indonesia. yakinkah anda bahwa jamaah mengerti isi khotbah tersebut?
Tipsnya sebelum mengajak bicara, ketahuilah dulu siapa lawan bicaranya. Kalau memang lawan bicara lebih mudah mengerti dengan bahasa daerah, maka kita harus menyesuaikan diri.
Dari bahasa di atas semakin mengertilah kita bahwa ternyata berbicara itu tidak semudah yang kita bayangkan. Tetapi penulis juga tidak sedang mengarahkan pada satu kesimpulan bahwa berbicara itu sukar. Singkatnya, sebagai pegawai kantor kita harus tetap menjaga dengan baik etika kita dalam berbicara.
Demikianlah etika berbicara yang baik dan benar untuk dapat kita terapkan dalam pergaulan sehari-hari, semoga bermanfaat. terimakasih.
Sumber : Disarikan dari Modul Etika Kerja Kesetaraan paket C SMA 2009.
ETIKA BERBICARA YANG BAIK DAN BENAR
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
February 25, 2015