Home » Archives for 12/03/15
Visiuniversal----Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tanggal 18 September 1948 pernah melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah RI di Madiun. Tujuannya ingin mendirikan negara komunis dengan jalan kekerasan dan pembunuhan. Pada waktu itu banyak para ulama, TNI, tokoh masyarakat serta rakyat yang tidak berdosa lainnya menjadi korban kebiadabannya. Meskipun PKI waktu itu telah berhasil ditumpas oleh TNI bersama rakyat yang setia kepada Pancasila, namun diyakini mereka yang tersisa masih tetap berbahaya, dan akarnya bisa tumbuh sewaktu-waktu.
Sejak tahun 1950. PKI berhasil ikut dalam kehidupan partai politik, terutama pada masa Demokrasi Terpimpin. Setelah berhasil dengan usahanya tersebut, mereka berhasil pula mempengaruhi negara dan rakyat dengan tipudaya, bujukan dan hasutan yang tidak betanggung jawab.
Sejak tahun 1950. PKI berhasil ikut dalam kehidupan partai politik, terutama pada masa Demokrasi Terpimpin. Setelah berhasil dengan usahanya tersebut, mereka berhasil pula mempengaruhi negara dan rakyat dengan tipudaya, bujukan dan hasutan yang tidak betanggung jawab.
Pada tahun 1965 PKI semakin giat melancarkan segala bentuk propagandanya. PKI melancarkan pula aksi-aksi sepihak dan tindakan pisik lainnya. Yang mereka anggap menghalangi atau lawan, mereka bunuh dan yang mereka anggap teman mereka rangkul dan dilindungi.
Pada tahun 1965 ini juga, Presiden Soekarno menderita sakit. Ketika itu dokter yang sengaja didatangkan dari RRC setelah memeriksa beliu menyatkan bahwa penyakit Presiden semakin parah keadaannya. Selanjutnya dikatakan pula oleh dokter tersebut bahwa kemungkinan Presiden akan menjadi lumpuh dan bahkan dapat segera meninggal dunia.
Mengetahui keadaan demikian. DN Aidit, tokoh pimpinan PKI memutuskan akan segera melancarkan kudeta atau perebutan kekuasaan terhadap Pemerintah RI yang sah. Untuk itu mereka melatih kader-kadernya seperti Pemuda Rakyat, Gerwani guna mempersiapkan diri ikut pemberontakan. Selain itu mereka juga menyebarluaskan desas desus atau kabar bohong dengan memberitakan bahwa Dewan Jenderal akan melakukan perebutan kekuasaan pemerintah. PKI juga telah membentuk Biro Khusus dan mengirim agen-agennya menyusup ke dalam tubuh ABRI. Tugas khusus ini seperti dilakukan oleh Brigjend Supardjo dan Letkol. Untung.
Sebelum subuh tanggal 1 Oktober 1965 Gerakan 30 September PKI mulai melancarkan aksinya. mereka melakukan penculikan terhadap beberapa perwira TNI Angkatan Darat. Penculikan dilakukan oleh Pasukan Cakrabirawa. Pasukan ini dikenal sebagai Pasukan Pengawal Presiden. Para Jenderal yang mereka culik itu dianiaya terlebih dahulu sebelum dibunuh. Setelah itu jenazahna mereka masukan ke dalam sumur tua di daerah Lobang Buaya, Jakarta Timur.
Diantara para Jenderal yang menjadi korban kekejaman G 30 S/PKI antara lain:
1. Letnan Jenderal Ahmad Yani
2. Mayor Jenderal Soeprapto
3. Mayor Jenderal M.T. Haryono
4. Mayor Jenderal S. Parman
5. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
6. Brigadir Jenderal D.I Panjaitan
7. Letnan Satu Pierre Tendean
Sedangkan usaha penculikan terhadap diri Jenderal AH. Nasution mengalami kegagalan karena ia berhasil meloloskan diri. Tetapi putrinya bernama Ade Irma Suryani yang berusia 5 tahun gugur akibat terkena tembakan Pasukan Cakrabirawa yang mengepung rumahnya. Demikian pula ajudannya Letnan Satu Pierre Tendean juga menjadi korban penculikan dan dibawa gerombolan G 30 S/PKI ke Lubang Buaya kemudian dibunuh.
Dalam aksinya PKI juga membunuh seorang polisi yaitu Peltu Politis Karel Sasuit Tubun yang berusaha mencegah Gerombolan PKI itu masuk ke dalam rumah Dr. Leimena.
Di Jawa Tengah, G 30 S/PKI berhasil merebut Markas Kodam VII Dikonegoro di Semarang dan Markas Korem 072 di Yogyakarta. Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiona telah pula menjadi korban keganasan PKI.
Setelah kejadian penculikan itu, Mayor Jenderal Soeharto yang meneriman laporan tentang adanay penculikan terhadap para perwira TNI AD, segera bertindak dengan melakukan langkah-langkah yang perlu guna mengatasi keadaan yang gawat dan membahayakan keamanan negara dan pemerintah. Pada tanggal 1 Oktober 1965 Panglima Kostrad, Mayor Jenderal Soeharto dapat menguasai situasi. Kemudian Mayor Jenderal Soeharto menugaskan Kolonel Sarwo Edi Wibowo, Komandan Pasukan RPKAD memimpin pasukannya guna merebut dua tempat yang telah dikuasai oleh PKI. Kedua temapt yang telah dikuasai PKI ialah Pangkalan udara Halim Perdana Kusuma dan Kantor Pusat Pemberitaan RRI. Berkat kesiagaan dan keberaniaan Pasukan RPKAD ini, maka lapangan terbang Halim Perdana Kusuma dan RRI berhasil direbut kembali dari penguasaan gerombolan PKI.
Sementara itu DN Aidit, tokoh pimpinan PKI yang juga dalang pemberontakan G 30 S/PKI tertewas di Surakarta sewaktu berusaha akan melarikan diri ke Rusia. Dengan terjadinya peristiwa tersebut, jelas bahwa PKI masih merupakan bahaya nyata yang ingin terus berusaha merebut kekuasaan Pemerintah RI yang sah. Karena itu PKI harus lenyap dan tidak boleh hidup di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Untuk memperingati dan menghargai jasa para pahlawan revolusi yang gugur akibat kekejaman G 30 S/PKI maka Pemerintah membangun Tugu Peringatan Monumen Pancasila Sakti di daerah Lubang Buaya (tempat terjadinya peristiwa). Pemerintah kemudian menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Sumber : Modul Sejarah Paket B, IX/2/08/W Dirjen Diklusepora, 2006.
SEJARAH PEMBERONTAKAN G 30 S/PKI DAN PENCULIKAN JENDERAL
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
March 12, 2015
Setelah terbentuknya DPR dan Badan Konstituante yang diharapkan dapat bertugas menetapkan Undang-undang Dasar Negara. Pada tahun 1956 Konstituante memulai sidangnya di Bandung. Tetapi sampai ahir tahun 1959, Konstituante tidak menghasilkan apa-apa. Bahkan situasi mulai memburuk, di dalam sidang terjadi perpecahan antar partai atau golongan. Setiap wakil partai memaksakan pendapatnya sesuai dengan tujuan dan kehendak partai yang diwakilinya. Akibatnya sidang Konstituante ini ditandai dengan perdebatan yang tidak habis-habisnya.
Kegagalan Konstituante dalam menyusun dan menetapkan Undang-undang Dasar Negara, mendorong Presiden Soekarno selaku pimpinan pemerintahan untuk mencanangkan Demokrasi Terpimpin. Presiden menganjurkan agar Konstituante menetapkan UUD 1945 menjadi UUD Negara Republik Indonesia.
Menanggapi anjuran Presiden tersebut, maka Konstituante mengadakan sidang dengar pendapat dari masing-masing fraksi. Tetapi anjuran Presiden ternyata tidak membawa hasil. Keadaan demikian dipandang oleh Presiden sebagai suasana kritis yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00 WIB dalam suatu upacara resmi di Istana Merdeka, Presiden mengumumkan dekrit yang isinya:
Kegagalan Konstituante dalam menyusun dan menetapkan Undang-undang Dasar Negara, mendorong Presiden Soekarno selaku pimpinan pemerintahan untuk mencanangkan Demokrasi Terpimpin. Presiden menganjurkan agar Konstituante menetapkan UUD 1945 menjadi UUD Negara Republik Indonesia.
Menanggapi anjuran Presiden tersebut, maka Konstituante mengadakan sidang dengar pendapat dari masing-masing fraksi. Tetapi anjuran Presiden ternyata tidak membawa hasil. Keadaan demikian dipandang oleh Presiden sebagai suasana kritis yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00 WIB dalam suatu upacara resmi di Istana Merdeka, Presiden mengumumkan dekrit yang isinya:
- Pembubaran Konstituante
- Berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka Demokrasi Terpimpin.
- Akan dibentuk MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara).
Diumumkannya dekrit tersebut mendapat sambutan gembira masyarakat, hal ini mengingat masa sebelumnya negara dalam keadaan kacau dan tidak adanya kesetabilan politik. Pimpinan TNI AD mendukung dan memerintahkan agar Dekrit Presiden itu diamankan. Kemudian DPR bersidang dan secara aklamasi mereka bersedia bekerja dalam rangka Undang-undang 1945.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang di tanda tangani Presiden Soekarno sebagai panglima tertinggi angkatan perang Indonesia tersebut, maka UUD 1945 dinyatakan berlaku kembali sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Sumber : Buku Modul Sejarah Paket B kelas VII, Dirjendiklusepora, 2009.
Sumber
: Buku Modul Sejarah Paket B kelas VII, 2009. - See more at:
http://visiuniversal.blogspot.com/2015/03/konfrensi-asia-afrika-pertama-i.html#sthash.AiIeHzxN.dpuf
Sumber
: Buku Modul Sejarah Paket B kelas VII, 2009. - See more at:
http://visiuniversal.blogspot.com/2015/03/konfrensi-asia-afrika-pertama-i.html#sthash.AiIeHzxN.dpuf
DEKRIT PRESIDENT 5 JULI 1959
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
March 12, 2015
Visiuniversal---Dalam sebuah kegiatan penelitian dan pengkajian ilmiah diperlukan adanya pustaka yang bisa kita dapatkan dari berbagai sumber. SEbelum dapat menerapkan strategi untuk mencari sumber pustaka, kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis sumber pustaka agar dapat menelusuri lokasi bahan bacaan yang kita butuhkan dengan cepat. Ada sumber pustaka yang berupa media cetak dan ada pula sumber pustaka noncetak, termasuk elektronik library yang dapat diakses melalui internet. Untuk lebih jelaskan marilah kita lihat uraian jenis-jenis sumber pustaka di bawah ini:
1. Media Cetak
Secara umum, aa tiga macam sumber pustaka yang berupa media cetak, yaitu referensi umum (atau yang lebih dikenal dengan istilah buku acuan), sumberpustaka primer dan sumber pustaka skunder.
a. Buku acuan (General references)
1) Buku acuan yang memberikan informasi langsung
Jenis buku acuan ini meliputi kamus, ensiklopedi, direktori, almanak, biografi, atlas, dan buku statistik. Jenis acuan ini diperlukan misalnya untuk mengetahui arti suatu kata (dengan melihat kamus), untuk mencari penjelasan mengenai suatu topik (dengan menggunakan ensikloedia).
2) Buku acuan yang memberikan petunjuk mengenai sumber informasi
Jenis buku acuan inilah yang umum digunakan dalam kegiatan mencari meliputi bibliografi (Bibliography), buku indeks (Index), dan buku abstrak (Abstracts).
b. Sumber pustaka primer
Yang dimaksud dengan sumber pustaka primer adalah pustaka yang merupakan penjelasan langsung dari seseorang peneliti mengenai kegiatan penelitian yang telah dilakukannya. Sumber pustaka primer biasanya berupa artikel atau laporan penelitian yang ditulis langsung oleh peneliti yang bersangkutan, dan biasanya dimuat dalam sebuah jurnal ilmiah. Jurnal adalah sebuah media cetak yang diterbitkan secara berkala, misalnya sebulan sekali, atau setiap kuartal (empat bulan sekali), atau enam bulan sekali.
Selain berupa artikel, sumber pustaka primer juga berupa laporan lepas yang tidak diterbitkan dalam sebuah jurnal, misalnya berupa laporan penelitian, tesis maupun disertasi. Ada juga sumber pustaka primer yang berupa buku, misalnya hasil penelitian Herzberg, F. Mausner, B, dan Snyderman, B yang telah diterbitkan pada tahun 1959, dengan judul The Motivation to Work.
C. Sumber pustaka sekunder
Sumber pustaka sekunder adalah setiap publikasi yang disusun oleh seorang penulis yang bukan pengamat langsung atau partisipan dalam kegiatan yang digambarkan dalam pustaka tersebut. Contoh sumber pustaka skunder adalah buku teks. Misalnya, sebuah buku teks dalam bidang Administrasi Pendidikan mungkin memuat beberapa tulisan dari beberapa penulis yang membahas mengenai administrasi pendidikan (bunga rampai). Dalam hal ini pengarang bahan pustaka hanya menyunting kembali tulisan-tulisan orang lain mengenai administrasi pendidikan menjadi sebuah buku teks.
2. Media Noncetak
Disamping ketiga sumber pustaka tersebut di atas, ada sumber pustaka yang berupa media noncetak. Media noncetak dapat berupa televisi, radio, CD-ROM, Video, kasel audio, jaringan komputer dan internet. Pada pembahasan kita hanya akan membahas media noncetak yang berupa jaringan komputer, karena media ini sekarang banyak menyimpan dan mengkomunikasikan sumber informasi yang dapat dijadikan referensi penelitian.
Seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, berakibat bertambah banyaklah Media dan Sumber Belajar dalam Proses Belajar Mengajar. Salah satu dari perkembangan IPTEK yang sangat mencolok adalah Komputer. Perkembangan komputer sampai saat ini sangat pesat, sebelum mengenal komputer seperti saat ini, 5000 tahun yang lalu di Asia kecil orang menemukan alat yang disebut Abacus dan dianggap sebagai awal mula komputer. Pada tahun 1642, Blaise Pascal menemukan kalkulator roda nomerik untuk membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak. Tetapi alat ini memiliki kelemahan, yaitu hanya sebatas melakukan penjumlahan. Komputer sendiri di artikan Hamacher sebagai mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima input digital kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan dimemorinya dan menghasilkan output berupa informasi. Menurut Nasotion(2001), komputer dibagi menjadi beberapa generasi. Yaitu generasi pertama (1953-1958), generasi kedua(1958-1966), generasi ketiga (1966-74), generasi keempat (1974-1982), dan generasi kelima (1982-sekarang). Dengan perkembangannya yang semakin canggih, maka sampai saat ini banyak dirasakan manfaatnya dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu manfaat komputer adalah dalam bidang pendidikan misalnya multimedia. Selain komputer mampu menyediakan beragam bahan dan sumber pustaka yang lengkap, juga mampu membantu dalam hal memudahkan belajar. Dimana dengan pemanfaatan multimedia, proses pembelajaran lebih bermakna, karena mampu menampilkan teks, warna, suara, video, gerak, gambar serta mampu menampilkan kepintaran yang dapat menyajikan proses interaktif.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga bermanfaat dalam pendidikan, salah satunya adalah pembelajaran berbantuan komputer, dalam penggunaannya menurut Sudjana dan Rivai (1989) terdapat beberapa model pembelajaran berbantuan komputer, yaitu model latihan dan praktek (drill and practice), model tutorial (tutorials), model penemuan (problem solving), model simulasi (simulations) dan model permainan (game). Media komputer dimanfaatkan dalam pembelajaran karena memberikan keuntungan-keuntungan yang tidak dimiliki oleh media pembelajaran lainnya yaitu kemampuan komputer untuk berinteraksi secara individu dengan siswa.
Demikian tentang jenis-jenis sumber pustaka, semoga bermanfaat. Terimakasih.
JENIS-JENIS SUMBER PUSTAKA UNTUK PENELITIAN ILMIAH
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
March 12, 2015
Menurut pengertian bahasa, kata Iman adalah percaya atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid, iman berarti kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati (pembenaran hati), diikrarkan secara lisan, dan mengamalkan atau direalisasikan dalam perbuatan dengan anggota badan.
Berdasarkan pengertian itu, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa iman kepada Allah SWT adalah mempercayai atau meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kemahasempurnaan-Nya. Kepercayaan tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan amal saleh. Hal tersebut dapat dijabarkan dalam penjelasan berikut ini :
"Membenarkan dengan hati" maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.
"Mengikrarkan dengan lisan" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat "Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah" (Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah).
"Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Kaum salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan demikian iman itu bisa bertambah dan berkurang seiring dengan bertambah dan berkurangnya amal shalih.
Dalam firman-Nya, Allah SWT menyatakan: "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan. Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan (sebagian) harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itula orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Q.S. Al-Baqarah, 2: 177).
Rasa percaya akan adanya Sang Maha Pencipta Tunggal, Allah SWT, dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara. Di antaranya dengan menggunakan akal pikiran yang sehat untuk memerhatikan segala apa yang telah diciptakan Allah SWT, seperti alam semesta dan segala isinya. Imam Syafi'i yang hidup antara tahun 150 H-204 H (767 M-820 M), membuktikan kebenaran Ada dan Kuasanya Allah dengan memerhatikan tumbuhan murbei. Hasil amatab Imam Syafi'i menyimpulkan bahwa tumbuhan murbei mempunyai bermacam-macam kegunaan. Apabila daun tersebut dimakan oleh ulat sutera, maka kepompong ulat sutera yang makan daun murbei akan menjadi bahan kain sutera yang berkualitas dan indah dipakai. Kalau daun tersebut dimakan oleh, maka sapi tersebut akan menghasilkan susu yang enak diminum.
Malaikat Yang Datang Bertanya:
Umar bin Al-Khattab r.a menceritakan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih, berambut sangat hitam, bekas telapak kakinya tidak terlihat, dan tidak seorang pun sahabat sahabat Rasulullah SAW yang hadir waktu itu mengenalnya. Lalu lelaki itu mengemukakan beberapa pertanyaan tentang rukun Islam, rukun iman, dan tentang ihsan. Mengenai rukun iman ia bertanya, "Beritahukanlah saya tentang keimanan!" Rasulullah SAW menjawab: "Hendaklah engkau beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan qadar (takdir) yang baik ataupun buruk." Lelaki itu lalu berkata, "Tuan benar." (H.R. Muslim).
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis nabi, yang diperkuat oleh akal sehat, maka hukum beriman kepada Allah SWT itu adalah fardu'ain. Jika ada orang yang mengaku Islam, tetapi tidak percaya kepada Allah SWT, maka orang tersebut dianggap telah murtad (keluar dari Islam).
Berdasarkan pengertian itu, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa iman kepada Allah SWT adalah mempercayai atau meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kemahasempurnaan-Nya. Kepercayaan tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan amal saleh. Hal tersebut dapat dijabarkan dalam penjelasan berikut ini :
"Membenarkan dengan hati" maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.
"Mengikrarkan dengan lisan" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat "Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah" (Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah).
"Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya. Kaum salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan demikian iman itu bisa bertambah dan berkurang seiring dengan bertambah dan berkurangnya amal shalih.
Dalam firman-Nya, Allah SWT menyatakan: "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan. Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan (sebagian) harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itula orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Q.S. Al-Baqarah, 2: 177).
Rasa percaya akan adanya Sang Maha Pencipta Tunggal, Allah SWT, dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara. Di antaranya dengan menggunakan akal pikiran yang sehat untuk memerhatikan segala apa yang telah diciptakan Allah SWT, seperti alam semesta dan segala isinya. Imam Syafi'i yang hidup antara tahun 150 H-204 H (767 M-820 M), membuktikan kebenaran Ada dan Kuasanya Allah dengan memerhatikan tumbuhan murbei. Hasil amatab Imam Syafi'i menyimpulkan bahwa tumbuhan murbei mempunyai bermacam-macam kegunaan. Apabila daun tersebut dimakan oleh ulat sutera, maka kepompong ulat sutera yang makan daun murbei akan menjadi bahan kain sutera yang berkualitas dan indah dipakai. Kalau daun tersebut dimakan oleh, maka sapi tersebut akan menghasilkan susu yang enak diminum.
Malaikat Yang Datang Bertanya:
Umar bin Al-Khattab r.a menceritakan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih, berambut sangat hitam, bekas telapak kakinya tidak terlihat, dan tidak seorang pun sahabat sahabat Rasulullah SAW yang hadir waktu itu mengenalnya. Lalu lelaki itu mengemukakan beberapa pertanyaan tentang rukun Islam, rukun iman, dan tentang ihsan. Mengenai rukun iman ia bertanya, "Beritahukanlah saya tentang keimanan!" Rasulullah SAW menjawab: "Hendaklah engkau beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan qadar (takdir) yang baik ataupun buruk." Lelaki itu lalu berkata, "Tuan benar." (H.R. Muslim).
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis nabi, yang diperkuat oleh akal sehat, maka hukum beriman kepada Allah SWT itu adalah fardu'ain. Jika ada orang yang mengaku Islam, tetapi tidak percaya kepada Allah SWT, maka orang tersebut dianggap telah murtad (keluar dari Islam).
Sumber: Dirangkunm dari Berbagai sumber !
PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH SWT
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
March 12, 2015