SANG GARUDA (Kisah burung garuda Anak Bhagawan) Mitos dan cerita legenda dalam kitab Adiparwa

 Visiuniversal----Seperti kita bahas dalam tulisan Postingan terdahulu tentang Burung Garuda sebagai Lambang Negara Indonesia. Dijelaskan bahwa sesungguhnya Burung Garuda itu tidak ada. Ia hanyalah burung mitos yang hidup dalam angan-angan, dalam cerita-cerita. seperti cerita Sang  Garuda Anak Bhagawan di bawah ini:


Sang Garuda Anak Bhagawan

Sejak ratusan tahun yang lampau,  bangsa Indonesia juga telah mengenal cerita tentang burung garuda, karena cerita itu terdapat dalam kitab Adiparwa, yaitu bagian pertama dari kitab Asta-dasaparwa (Mahabharata) (Astadasa=18). Garuda juga disebut-sebut dalam kitab Garudamahapurana, Wrhat-katha, dan lain-lain. 

Cerita Sang Garuda Anak Bhagawan


Kitab Adiparwa, berasal dari India, akan tetapi telah ditulis kembali didalam bahasa Jawa kuno atas perintah raja Dharmawangsa Teguh, Raja di kediri tahun 1991 s.d 1007 M. Itu berarti bahwa cerita Garuda sudah dikenal sebelum tahun-tahun tersebut di atas. Cerita mengenai kelahiran garuda di sebut Garudadeya. Ceria singkatnya adalah sebagai berikut :

      Dahulu kala ada seorang Bhagawan sakti yang bernama Bhagawan Kasyapa. Di ceritaka bahwa Bhagawan Kasyapa mempunyai istri 14 orang jumlahnya. Kesemuanya telah mempunyai anak, kecuali dua orang yaitu Sang Winata yang tua, dan Sang Kadru yang muda. Keduanya menghadap kepada suaminya memohon anak. Sang Kadru mengingingkan anak seribu orang banyaknya, lalu diberi oleh Sang Bhagawan seribu butir telur. Sang Winata hanya meminta anak dua orang saja, akan tetapi hendaknya mempunyai kesaktian yang melebihi kesaktian anak-anak Sang Kadru. Oleh suaminya sang Winata diberi dua butir telur. Telur tersebut di simpan dalam guci. Setelah lima ratus tahun, telur-telur milik sang kadru menetas dan keluarlah dari dalamnya ular-ular naga. Diantaranya yang terkenal ialah Naga Basuki,  Ananta bhoga, Sang Taksaka, dan lain-lain yang kesemuanya amat sakti.

Sementara Telur milik sang Winata belum menetas juga. Ia merasa malu dan was-was kalau-kalau telur miliknyatidak dapat menetas sehingga sang winata memukul salah seekor telurnya dengan tongkat. Telur itu pecah dari dalamnya keluarlah seorang anak yang baru setengah jadi. Bagian kepala dan mukanya sudah sempurna tetapi bagian kaki belum jadi. Marahlah anak itu dan mengutuk ibunya bahwa nanti ibunya akan diperbudak oleh Sang Kadru dan hanya akan dilepaskan oleh adiknya sendiri yang akan lahir. Anak yang belum sempurna itu bernama Sang Aruna. Ia menjadi sais sang Aditya (Surya). Dan Konon Sang Aruna sering terlihat. kalau anda pada pagi hari sebelum matahari terbit melihat warna merah diufuk timur itulah dia, sang Aruna, sais kereta yang mendahului tuannya menampakan diri. 

Untuk kelanjutan cerita ini baca juga pada postingan yang masih mimint susun dan masih dalam proses pengetikan dengan judul PoStingN di bawah ini :

Sang Kadru Ibu Aruna Kalah Bertaruh dan Menjadi Budak .....   

Baca di sini Kelanjutan kisahnya !!



November 03, 2022

0 comments:

Post a Comment