
BAHASA INDONESIA: MENYIMPULKAN ISI SUATU TEKS DENGAN MEMBACA CEPAT
Visiuniversal---sebelum kita membahas lebih jauh tentang perencanaan pengajaran dan pembelajaran Kurikulum K-13 ini, alangkah baiknya jika kita mengulang kembali pemahaman tentang pembelajaran itu sendiri. Apa pengertian dari pembelajaran yang dimaksud yang terkait dengan perencanaan, pengajaran dan pembelajaran K-13.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan inti dalam proses pendidikan, karena melalui kegiatan belajar ini diharapkan dapat dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri siswa, juga menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Proses pembelajaran terjadi karena ada tujuan yang hendak dicapai. Akan tetapi banyak seorang guru gagal dalam pembelajaran, seperti banyak siswa yang tidak mencapai tujuan yang diharapkan.
Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil. Salah satu faktor yang dapat membawa keberhasilan itu, adalah adanya perencanaan pembelajaran yang dibuat guru sebelumnya. Melalui perencanaan yang maksimal, seorang guru dapat menentukan strategi apa yang digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Perencanaan dapat menghindarkan kegagalan pembelajaran.
Pembelajaran sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa pasti akan menghadapi beberapa masalah pembelajaran. Hal tersebut akan berdampak pada kegagalan pembelajaran. Melalui perencanaan yang baik, setidaknya dapat mengantisipasi atau meminimalisir permasalahan- permasalahan yang nantinya akan muncul, sehingga pembelajaran berjalan normal dan keberhasilan pembelajaran tercapai.
Perencanaan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis Proses pembelajaran tidak berlangsung seadanya, akan tetapi berlangsung secara terarah dan terorganisir. Dengan demikian guru dapat menggunakan waktu secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan pembelajaran. Hal tersebut dapat berlangsung melalui perencanaan pembelajaran yang baik.
A. Perencanaan Pengajaran
Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan perumusan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, bahan materi yang akan disajikan, cara menyampaikannya, persiapan alat atau media yang digunakan. Perencanaan pembelajaran menjadikan guru dapat mempersiapkan dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Wina Sanjaya menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil akhir dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen dan dokumen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksnakan proses pembelajaran.
Bunghart dan Trull dalam ( Sagala : 2003) menyatakan bahwa ?Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, daan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaraan yang diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, pengunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokassi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan?.
Pengertian tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998, 2000:61) yang mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaraan, sehingga arah kegiatan (tujuan ), isi kegiatan (materi), cara penyampaaian kegiatan ( metode dan teknik ) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis?. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya mengatur dan menetapkan komponen-komponen tujuan, bahan, metode atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.
Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ?Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar?.
Dalam al-Qur?an QS. al-Hasyr (59) :18
Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Quraish Shihab dalam tafsir "Al-Misbah", menafsirkan bahwa ayat tersebut berbicara mengenai perencanaan. Beliau mengatakan bahwa kata "waltandzur" nafsumma koddamat lighod?, mempunyai arti bahwa manusia harus memikirkan terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa yang menyertai perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh kenikmatan dalam kehidupan ini.
Ayat Al-Qur'an di atas menekankan tentang proses pencapaian tujuan dari perencanaan yang tidak boleh melihat hanya di satu waktu saja. Di ayat tersebut Allah menegaskan kepada orang-orang beriman bahwa sebagai bentuk takwa kepada-Nya, kita haruslah memperhatikan segala perbutan yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar perencanaan dimana tujuan dalam pelaksanaan perencanaan adalah tujuan jangka panjang dan berkelanjutan serta orientasi pelaksanaannya pun harus memiliki pengaruh positif, termasuk dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran sebelum pembelajaran dilakukan.
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari 3 (tiga) dokumen. Dokumen 1 yang disebut Buku I, dokumen 2 disebut Buku II, dan dokumen 3 disebut Buku III.. Buku I KTSP sekurang-kurangnya berisi Visi, Misi, Tujuan, Pengaturan Beban Mengajar dan Kalender Pendidikan Satuan Pendidikan, Buku II KTSP berisi Silabus yang idealnya dikembangkan oleh satuan pendidikan apabila sudah mampu mengembangkan sendiri. Buku III KTSP berisi RPP (Rencana Perangkat Pembelajaran) yang harus disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan potensi peserta didik, minat dan bakat peserta didik dalam pembelajaran. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 halaman 3, bahwa Buku II KTSP sudah disusun oleh pemerintah. Adapun Buku I merupakan tanggung jawab kepala madrasah/sekolah, dan Buku III tanggung jawab masing-masing guru/tenaga pendidik.
Dalam menyusun KTSP acuan yang paling utama ialah bahwa sekolah harus mengutamakan potensi peserta didik, perkembangan zaman, tantangan, kebutuhan dan lingkungan peserta didik secara umum. Peserta didik harus dijadikan tujuan utama atau pusat untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, menjadi siswa yang kreatif, inovatif, cakap, kreatif, mandiri, berwawasan global dan tentunya demokratis dan tanggung jawab.
Selanjutnya prinsip penyusunan KTSP harus memperhatikan berbagai karakter peserta didik yang berasal dari lingkungan/daerah heterogen, jenjang pendidikan dan jenis pendidikan, tidak ada diskriminatif terhadap agama, suku dan ras. KTSP harus lebih relevan dengan kebutuhan kehidupan yang sedang dan akan dihadapi oleh peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hu?kum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pem?belajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk ter?laksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompe?tensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, ma?teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pen?capaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sum?ber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lu?lusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Ting?kat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang ber?tanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pen?didikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang me?nangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen RPP adalah:
1. Identitas mata pelajaran, meliputi:
a. Satuan pendidikan
b. Kelas,
c. Semester
d. Program studi,
e. Mata pelajaran atau tema pelajaran,
f. Jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar,
adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran
4. Indikator pencapaian kompetensi
adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan
5. Tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar,
memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi
7. Alokasi waktu
ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar
8. Metode pembelajaran
digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013
Kurikulkum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu KTSP. Menurut Latifah, kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Kedudukan kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Selain itu pembelajaran lebih integratif tematik dalam semua mata.
Hakikat RPP Menurut Kurikulum 2013
RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pedoman umum pembelajaran untuk penerapan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.
Semua guru di setiap sekolah harus menyusun RPP untuk mata pelajaran kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas dan guru mata pelajaran). Guru kelas adalah sebutan untuk guru yang mengajar kelas-kelas pada tingkat tertentu di Sekolah Dasar (SD). Sedangkan guru mata pelajaran adalah guru yang mengampu mata pelajaran tertentu pada kenjang SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Pengembangan RPP dianjurkan untuk dikembangkan/disusun di setiap awal semester atau awal tahun pelajaran. Hal ini ditujukan agar agar RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan proses penyusunan/pembuatan/ atau pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompokdi MGMP .
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru MATA pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu semestinya harus difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
Perancangan Pembelajaran Sesuai Tujuan Kurikulum
Perancangan Pembelajaran Penting untuk Membuat Proses Pembelajaran Sesuai dengan Tujuan Kurikulum.
Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP Menurut Kurikulum 2013
Beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan saat mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut.
RPP disusun oleh guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. Jadi dalam hal ini guru harus mampu menterjemahkan ide-ide yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Penterjemahan ide-ide didasarkan pada silabus yang telah disiapkan oleh pemerintah pusat dalam hal ini departemen pendidikan dan kebudayaan. Kemampuan menterjemahkan ide akan terlihat saat guru mengembangkan RPP dan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
RPP yang dibuat selalu mengedepankan perencanaan pembelajaran yang nantinya dalam proses belajar mengajar akan mendorong partisipasi aktif siswa. RPP yang dibuat tidak boleh menyimpang dari tujuan Kurikulum 2013 yaitu untuk menghasilkan siswa sehingga menjadi manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar (pebelajar sepanjang hayat/lifelong learner), proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) sehingga dapat mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu (curiousity), kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
Pengembangan RPP yang baik akan mengedepankan proses pembelajaran yang mengembangkan budaya membaca dan menulis pada diri peserta didik. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
Di dalam RPP terdapat cara-cara dan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan umpan balik (feedback) dan tindak lanjut (follow up). RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif (positive feedback), penguatan (reinforcement), pengayaan (enrichment), dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi harus dilakukan guru setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik.
Perancangan RPP memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara materi-materi pembelajaran yang satu dengan materi pembelajaran yang lainnya. RPP harus sedemikian rupa sehingga keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar menjadi satu kesatuan utuh berbentuk pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Komponen dan Sistematika RPP
RPP pada Kurikulum 2013 paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian.
Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format RPP Kurikulum 2013 berikut ini.
= = = = = = = = = = = = = = = =
Contoh Format RPP Kurikulum 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. _____________ (KD pada KI-1)
2. _____________ (KD pada KI-2)
3. _____________ (KD pada KI-3)
Indikator: __________________
4. _____________ (KD pada KI-4)
Indikator: __________________
Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit), dan seterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Demikianlah uraian dari berbagai aspek tentang Perencanaan Pengajaran dan pembelajaran dalam K13, Semoga bermanfaat. Terimakasih sudah berkunjung kembali di blog visiuniversal ini, semoga sukses selalu.
Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber !
referensi :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
- https://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.pdf
- https://pemerintah.net/kurikulum-2013/
- https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/penerapan-kurikulum-2013-revisi/
Akhmad Solihin March 28, 2019 CB Blogger Indonesia
PERENCANAAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN K-13
Pengertian Kecerdasan Majemuk
Seorang ahli pendidikan yang terkenal ahli dalam pengkajian dan penelitian kecerdasan yaitu Howard Garner dari Harvard University, berpendapat bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas. Paradigma ini menentang teori dikotomi cerdas-tidak cerdas. Garner juga menentang anggapan "cerdas" dari sisi IQ (intelectual quotien), yang menurutnya hanya mengacu pada tiga jenis kecerdasan, yakni logiko-matematik, linguistik, dan spasial.
Untuk selanjutnya, Howard Gardner, kemudian mengemukakan istilah multiple intelligences. Istilah ini kemudian dikembangkan menjadi teori melalui penelitian yang rumit, melibatkan antropologi, psikologi kognitif, psikologi perkembangan, psikometri, studi biografi, fisiologi hewan, dan neuroanatomi (Amstrong,1993; Larson,2001).
Aspek dan Karakteristik Kecerdasan Majemuk
Berikut ini adalah aspek-aspek dan Karakteristik kecerdasan majemuk menurut Howard Garner ada 8, yaitu sebagai berikut :
1. Kecerdasan verbal linguistic (verbal linguistic intelligent)
Anak –anak yang memiliki kemampuan menggunakan kata-kata dan bahasa dalam berbagai bentuk.
2. Kecerdasan logika matematika (logical mathematical intelligent)
Anak yang memiliki kemampuan dalam ketajaman melihat pola dan melakukan pendekatan terhadap situasi secara logis
3. Kecerdasan visual spasial (visual special intelligent)
Anak yang memiliki kemampuan memvisualisasikan berbagai hal dan memiliki kelebihan dalam hal berfikir melalui gambar.
4. Kecerdasan Gerak Tubuh (bodily kinesthetic intelligent)
Anak yang memiliki kemampuan koordinasi yang tinggi dalam gerak tubuh dan senang menyentuh segala sesuatu.
5. Kecerdasan musical berirama (musical rithmic intelligent)
Anak yang peka terhadap bunyi-bunyi non verbal dalam lingkungan seperti: irama tinggi rendah suara, dan pola nada.
6. Kecerdasan antar diri-intrapersonal (interpersonal intelligent)
Memiliki kepekaan dan mengerti akan oranglain.
7. Kecerdasan dalam diri interpersonal (intrapersonal intelligent)
Memiliki kepekaan akan memiliki perasaan yang paling mendalam dalam diri sendiri, memiliki kelebihan dan kekurangan di sendiri.
8. Kecerdasan alam natural (naturalistic intelligent)
Anak akan menjadi seorang pengamatlingkungan yang baik, menyadari yang terjadi akan perubahan dalam lingkungan, senang melakukan percobaan, mengelompokkan benda dan menyayangi binatang.
Bagi para pendidik dan implikasinya bagi pendidikan, teori multiple intelligences melihat anak sebagai individu yang unik. Pendidik akan melihat ada berbagai variasi dalam belajar, di mana setiap variasi menimbulkan konsekuensi dalam cara pandang dan evaluasinya.
Kecerdasan, menurut paradigma multiple intelligences (Gardner, 1993). dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang mempunyai 3 tiga komponen utama, yakni:
- Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari
- Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru yang dihadapi untuk diselesaikan
- Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.
Kecerdasan anak juga didasarkan pada pandangan pokok teori multiple intelligences (Amstrongs, 1993) sebagai berikut;
- Setiap anak memiliki kapasitas untuk memiliki sembilan kecerdasan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut ada yang dapat sangat berkembang, cukup berkembang, dan kurang berkembang.
- Semua anak, pada umumnya, dapat mengembangkan setiap kecerdasan hingga tingkat penguasaan yang memadai apabila ia memperoleh cukup dukungan, pengayaan, dan pengejaran
- Kecerdasan bekerja bersamaan dalam kegiatan sehari-hari. Anak yang menyanyi membutuhkan kecerdasan musikal dan kinestetik
- Anak memiliki berbagai cara untuk menunjukan kecerdasannya dalam setiap kategori. Anak mungkin tidak begitu pandai meloncat tetapi mampu meronce dengan baik (kecerdasan kinestetik), atau tidak suka bercerita, tetapi cepat memahami apabila diajak berbicara (kecerdasan linguistik).
Howard Gardner (1993; Armstrong, 1993) menyadari bahwa banyak orang bertanya-tanya tentang konsep multiple intelligences. Benarkah musikal, visual-spasial, intrapersonal, dan kinestetik dapat dikategorikan sebagai kecerdasan, dan bukan bakat? untuk menguatakan temuan dan keyakinannya, Garner menyusun kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap kategori kecerdasan. Kriteria tersebut didasarkan pada bukti-bukti berikut:
- Ditemukan potensi yang terisolasi akibat kerusakan otak. Ini berarti setiap kecerdasan memiliki sistem otak yang relatif otonom. Terdapat struktur otak dalam setiap kecerdasan.
- Ditemukan orang-orang genius dan idiot savant. Ini berarti, ada kecerdasan yang sangat tinggi sementara kecerdasan lain hanya berfungsi pada tingkat rendah.
- Ditemukannya riwayat perkembangan khusus dan kinerja kondisi puncak bertara ahli yang khas. Hal ini berarti, kecerdasan terbentuk melalui keterlibatan anak dalam kegiatan dan setiap kecerdasan memiliki waktu kemunculan tertentu. Musik dan bahasa, misalnya muncul sejak awal dan bertahan hingga usia tua sementara logiko-matematis mencapai kinerja puncak pada usia belasan tahun.
- Ditemukannya bukti-bukti sejarah dan kenyataan logis evolusioner. Hal ini berarti, kecerdasan ada pada setiap kurun waktu, meskipun peran dari setiap kecerdasan tidak sama. Bukti kecerdasan musik ditemukan pada bukti arkeologis instrumen musik purba.
- Ditemukannya dukungan dari temuan psikometri atau tes pengujian, seperti tes verbal IQ dan TPA (verbal-linguistik), penalaran IQ dan TPA (logiko-matematik), tes bakat seni dan tes memori visual (visual-spasial), tes kebugaran fisik (kinestetik), sosiogram (interpersonal), tens proyeksi (interapersonal) untuk menggali kecerdasan anak. Saat ini, telah dibuat tes psikometri untuk kecerdasan majemuk.
- Ditemukannya dukungan riset psikologi eksperimental, seperti studi kemampuan mengingat, persepsi, dan atensi. Hal ini menunjukan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan yang terkotak-kotak, dan bahwa setiap kemampuan kognitif berlaku khusus untuk satu kecerdasan.
- Ditemukannya cara kerja dasar yang terindentifikasi. Setiap kecerdasan memerlukan cara kerja yang berperan menggerakan kegiatan yang spesifik pada setiap kecerdasan. Cara kerja dasar kinestetik, misalnya adalah kemampuan meniru dan menguasai gerak.
- Ditemukannya penyandian kecerdasan dalam sistem simbol. Semua kecerdasan memiliki sistem simbol khas, seperti bunyi bahasa (verbal linguistik), Simbol matematika (logika-matematik), kanji (visual spasial), braille (kinestetik), notasi (musikal), mimik wajah (interpersonal), dan simbol diri terhadap karya seni (intrapersonal), klasifikasi spesies (naturalis), dan simbol nurani (eksitensial).
- Semua intelegensi itu berbeda-beda, tetapi semuanya sederajat. Dalam pengertian ini, tidak ada intelegensi yang lebih baik atau lebih penting dari inteligensi yang lain (Gardner, 1993; Hine; 2003; Armstrong, 1993; 1996).
- Semua kecerdasan dimiliki manusia dalam kadar yang tidak persis sama. semua kecerdasan dapat dieksploitasi, ditumbuhkan, dan dikembangkan secara optimal.
- Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan. Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki dan menipiskan kelemahan-kelemahan
- semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut akan saling bekerja sama untuk mewujudkan aktivitas yang diperbuat manusia. Satu kegiatan mungkin memerlukan lebih dari satu kecerdasan, dan satu kecerdasan dapat digunakan dalam berbagai bidang (Gardner, 1993:37-38).
- Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan di seluruh atau semua lintas kebudayaan di seluruh dunia dan kelompok usia (Garner, 1993: Armstrong, 2004:10-13).
- Tahap-tahap alami dari setiap kecerdasan dimulai dengan kemampuan membuat pola dasar. Kecerdasan musikal, misalnya ditandai dengan kemampuan membedakan tinggi rendah nada. Sementara kecerdasan spasial dimulai dengan kemampuan pengaturan tiga dimensi.
- Saat seseorang dewasa, kecerdasan diekspresikan melalui rentang pengejaran profesi dan hobi. Kecerdasan logika-matematika yang dimulai sebagai kemampuan membuat pola dasar pada masa balita, berkembang menjadi penguasaan simbolik pada masa anak-anak, dan akhirnya mencapai kematangan ekspresi dalam wujud profesi sebagai ahli matematika, akuntan, atau ilmuwan.
- Ada kemungkinan seorang anak berada pada kondisi "berisiko" sehingga apabila mereka tidak memproleh bantuan khusus, mereka akan mengalami kegagalan dalam tuga-tugas tertentu yang melibatkan kecerdasan tersebtu (Gardner, 1993: 27-29).
Sumber Gambar: Google.com

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KECERDASAN MAJEMUK
Visiuniversal----Para guru, pendidik dan tenaga kependidikan-----Titik berat kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan) yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran di sekolah. Objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada fenomena alam, fenomena sosial, fenomena seni, dan fenomena budaya.
PENDAHULUAN
Hal yang sangat menarik untuk dicermati bahwa pada awal abad ke-21 ini, hanya dalam rentang waktu kurang dari 10 tahun, pemerintah Indonesia telah melahirkan sedikitnya dua kurikulum. Pertama, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, kedua Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Artinya hanya selang dua tahun saja, kurikulum yang menjadi pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan telah berubah. Pada abad 20-an kurikulum berganti menyesuaikan perkembangan zaman, biasanya setiap rentang waktu sepuluh tahun. Namun pada abad ke-21 seperti telah disebutkan, belum genap lima tahun pemerintah sudah melahirkan dua kurikulum. Tujuh tahun kemudian pemerintah menggagas kurikulum baru, yang kini dinamakan kurikulum 2013.
Pemerintah menetapkan bahwa penerapan kurikulum 2013 akan dimulai pada awal tahun ajaran 2013-2014 yang diberlakukan secara bertahap pada tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. Pada tahun pertama akan diterapkan untuk murid kelas satu dan kelas empat SD serta kelas satu SMP dan SMA. Selanjutnya, pada tahun kedua akan diberlakukan kepada kelas dua dan kelas lima SD serta kelas dua SMP dan SMA. Kemudian pada tahun ketiga akan diberilakukan kepada kelas empat dan kelas enam SD serta kelas tiga SMP dan SMA.
Inti dari kurikulum 2013 adalah pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi masa depan. Oleh karena itu, kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik berat kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa agar mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan) yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran di sekolah. Objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada fenomena alam, fenomena sosial, fenomena seni, dan fenomena budaya. Melalui pendekatan tersebut siswa diharapkan untuk memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Atau dengan kata lain, tema pengembangan kurikulum 2013 adalah agar dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) secara terintegrasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang hal-hal yang mendasari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menggagas penerapan kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dari hasil penelitian diharapkan masyarakat dapat memahami alasan Indonesia memerlukan kurikulum baru lagi yang dikenal dengan kurikulum 2013.
PEMBAHASAN
Sejatinya, kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran yang mencakup tujuan, isi, bahan, dan cara atau metode pembelajaran yang menjadi pedoman pelaksanaan dalam suatu program pendidikan. Sementara itu, perubahan kurikulum itu merupakan sesuatu yang niscaya, pasti, dan kebutuhan yang terus berkembang. Kurikulum harus menjadi wahana yang efektif untuk mewujudkan kondisi yang idealisasi dengan kondisi kekinian.
Kurikulum tidak dapat dipatok harus berlaku 10 tahun atau 15 tahun. Kurikulum bersifat dinamis dan terus berkembang, dan wajib mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Persoalan kurikulum itu dipakai untuk waktu tertentu, karena masih dianggap relevan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan aspek teoretis berkembangnya ilmu pengetahuan dan aspek empiris implementasi dan manajemen kurikulum. Selain itu, persepsi masyarakat terhadap output pendidikan juga harus diakomodasi secara memadai.
Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum dapat dikelompokkan dalam dua pengertian, yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas, kurikulum adalah konsep yang merujuk pada sistem pendidikan yang berlaku. Sedangkan dalam arti sempit, kurikulum dapat berarti kesatuan beberapa mata pelajaran, satu mata pelajaran, kelompok rumpun keilmuan, suatu program rencana pembelajaran, dan sebagainya, yang menjelaskan tentang rencana rangkaian kegiatan pembelajaran.
Penyusunan kurikulum 2013 didasarkan pada tiga aspek yang merupakan landasan pengembangan kurikulum, yaitu aspek filosofis, aspek yuridis, dan aspek konseptual. Aspek filosofis memaknai bahwa pendidikan berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Selain itu, kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi. Aspek konseptual berarti kurikulum memiliki relevansi, modelnya berbasis kompetensi, tidak hanya merupakan sekadar dokumen, dan proses pembelajarannya mencakup aktivitas belajar serta output danoutcome belajar, serta kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi penjenjangan penilaian. Aspek yuridis terkait dengan RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan, dan Inpres nomor 1 tahun 2010.
Selain dari hal yang telah dikemukakan, ada beberapa hal lain yang mendasari pengembangan kurikulum 2013. Tantangan masa depan yang harus dihadapi dan tidak bisa dihindari, kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa pada masa depan, fenomena negatif yang akhir-akhir ini terus mengemuka, dan persepsi masyarakat terhadap keberadaan kurikulum yang diberlalukan saat ini merupakan hal-hal yang menjadi pertimbangan disusunnya kurikulum 2013 seperti yang digambarkan pada Gambar 1 sebagai berikut.
(Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012)
Latar Belakang Penyusunan Kurikulum 2013
Penyusunan kurikulum 2013 pada dasarnya menitikberatkan pada penyederhanaan, tematikintegratif, dan mengacu pada kurikulum 2006. Beberapa permasalahan di antaranya: (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multitafsir.
Dengan demikian yang mendasari dikembangkannya kurikulum 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum 2006, adalah kurikulum 2013 juga bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan) yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran. Selain itu, menurut Mendikbud bahwasanya pada dasarnya zaman selalu berubah. Oleh karena itu kurikulum pendidikan harus pula disesuaikan dengan perubahan dan tuntutan zaman. Saat ini yang dituntut adalah kurikulum yang lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hapalan semata. Gambar 2 menunjukkan tentang kesenjangan kurikulum yang ada pada konsep kurikulum saat ini dengan konsep ideal yang diinginkan. Kurikulum 2013 yang dikembangkan saat ini mengarah ke konsep ideal dimaksud.
Gambar 2 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
(Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012)
Perubahan Elemen Kurikulum 2013 dan Dampaknya
Pada pengembangan kurikulum 2013 ini ada beberapa elemen kurikulum yang berubah. Empat standar dalam kurikulum yaitu standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian mengalami perubahan. Artinya standar kompetensinya berubah, proses dan materinya juga ada yang berubah.
Misalnya perubahan dalam pendekatan yang digunakan dari sisi proses, kurikulum 2013 menginginkan agar anak menjadi kreatif. Terkait dengan kreativitas ini, beberapa riset menunjukkan bahwa kreativitas bisa dibentuk melalui proses pendidikan. Ada dua per tiga kesempatan untuk membangun kreativitas melalui pendidikan. Sepertiganya melalui faktor genetik atau bawaan. Hal ini berbeda dengan intelegensia yang dua per tiganya karena faktor bawaan, dan sepertiga melalui pendidikan.
Idealnya, seseorang yang intelegensianya tinggi, maka kreativitasnya juga tinggi. Akan tetapi jika intelegensia bawaan rendah, dalam kasus ini, space creativity dapat dimainkan. Artinya, meskipun intelegensia pas-pasan, kreativitas dapat dimanfaatkan.
Berbagai pendekatan dapat membangun kreativitas tersebut. Caranya, mulai kecil siswa dibiasakan untuk memanfaatkan inderanya untuk melihat fenomena. Artinya mereka diajak untuk mengamati, bukan bermain di wilayah kosong. Mereka perlu masuk ke wilayah riil sehingga setiap kejadian terekam. Misalnya, jika anak-anak ingin mengetahui yang ada di bulan, mereka diajak melihat melalui teropong. Atau jika mereka ingin mengetahui bentuk sel, mikroskop dapat dipakai. Setelah itu mereka bisa mengerti apa itu sel.
Adapun objek pembelajaran yang digunakan adalah fenomena alam, fenomena sosial, dan fenomena budaya. Belajar apa saja, objeknya pasti tiga hal tersebut. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah berupa tematik-integratif.
Mengamati saja belum cukup. Siswa harus dikembangkan kemampuannya untuk bertanya. Karena dari bertanya itulah muncul rasa penasaran intelektual. Itu saja belum cukup. Siswa perlu diajari untuk berkemampuan mempresentasikan, mengomunikasikan sesuatu, baik tertulis ataupun lisan. Oleh karena itu mereka akan diajari cara memformulasikan persoalan.
Melihat keadaan demikian, struktur mata pelajaran pun berubah. Jika dahulu mata pelajaran terlebih dahulu ditetapkan kemudian kompetensinya, sekarang diubah, yaitu kompetensinya terlebih dahulu ditetapkan, kemudian menyusul mata pelajarannya. Selain itu, hal lain yang harus diakui bahwa dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan pada abad ke-21 telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Hal-hal inilah yang akan diantisipasi pada kurikulum 2013. Gambar 3 mengilustrasikan pergeseran paradigma belajar abad ke-21 dengan berdasarkan ciri abad ke-21 dan model pembelajaran yang harus dilakukan.
Adanya perubahan terhadap beberapa elemen dalam kurikulum 2013 diharapkan membawa dampak positif pada beberapa entitas. Sedikitnya ada lima entitas yang terkait dengan pendidikan, yaitu peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen satuan pendidikan, negara dan bangsa, serta masyarakat umum, yang diharapkan mengalami perubahan. Gambar 4 menggambarkan dampak pengembangan kurikulum 2013 yang diharapkan membawa perubahan pada masing-masing entitas.
Gambar 4 Dampak Pengembangan Kurikulum 2013
(Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012)
Posisi Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 didesain agar terintegrasi sebagaimana tema yang diusungnya. Untuk mencapai tema itu, dibutuhkan proses pembelajaran yang mendukung kreativitas. Itu sebabnya perlu dirumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation-based learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik seperti yang telah diuraikan. Di samping itu, perlu pembiasaan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning.
Berbicara tentang kurikulum, berbicara tentang empat hal, yaitu terkait dengan standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Dengan demikian, yang pertama digarap dalam penyusunan kurikulum adalah kompentensi yang ingin dicapai. Untuk ke situ, hal apa yang harus dilakukan. Setelah kompetensi ditentukan, prosesnya harus ditentukan. Proses ini berarti metodologi, atau pendekatan. Setelah itu cara mengevaluasinya harus ada, apakah sudah tercapai atau belum. Jadi perlu standar penilaian.
Hal yang perlu ditekankan adalah kompetensi. Ada tiga ranah atau domain terkait hal ini yaitu dari sisi sikap atau attitude, sisi keterampilan atau skill, dan sisi pengetahuan atau knowledge. Jika ingin mencapai kompetensi tersebut, ketiga-tiganya harus masuk dalam kurikulum. Gambar 5 menunjukkan posisi kurikulum 2013 yang terintegrasi sesuai dengan tema pada pengembangan kurikulum 2013.
Gambar 5 Posisi Kurikulum 2013
(Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012)
Uji Publik Rencana Penerapan Kurikulum 2013
Uji publik rencana perubahan kurikulum yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan ajang untuk curah pendapat untuk perbaikan. Uji publik telah mendapat berbagai masukan dan pandangan dari banyak kalangan. Ada pertanyaan yang muncul bernada khawatir dalam uji publik ini, yaitu terkait tentang persiapan yang telah dilakukan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan apakah sedemikian mendesaknya sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang kurikulum itu sudah harus diterapkan.
Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkaitan dengan buku pegangan dan buku murid. Hal ini penting jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”. Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya. Kedua adalah pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu dan empat di jenjang SD, kelas tujuh di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan. Ketiga adalah tata kelola. Kementerian sudah pula memikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.
Berkenaan dengan hasil uji publik terkait rencana perubahan kurikulum yang akan diterapkan mulai tahun ajaran 2013, pada intinya terdapat dua kelompok menyikapi rencana tersebut, yaitu kelompok yang menolak dan kelompok yang mendukung. Kelompok yang menolak menyarankan agar rencana perubahan kurikulum ditunda dengan alasan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sekarang berlaku masih relevan dan belum dilaksanakan sepenuhnya. Selain itu mereka juga berargumentasi bahwa perubahan kurikulum tidak didasarkan kajian yang matang dan hanya menjadi ajang mengeruk keuntungan. Lebih ekstrem lagi, rencana perubahan kurikulum dianggap sangat bermuatan politis dan liberalisasi pendidikan yang pada akhirnya melenceng jauh dari tujuan pendidikan.
Contohnya, penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS di jenjang sekolah dasar, yang dikhawatirkan menghasilkan siswa yang tidak peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Siswa akan tertinggal dalam penguasaan ilmu pengetahuan yang menjadi dasar berkembangnya teknologi. Di sisi lain kelemahan terhadap basis pengetahuan dan teknologi menjadi penghambat dalam penguasaan bidang lainnya. Kekhawatiran ini akan berlanjut pada asumsi ketika siswa Indonesia tertinggal dalam pengetahuan yang menjadi fondasi kemajuan teknologi, maka bangsa Indonesia akan menjadi pasar bagi produk-produk teknologi dari luar negeri.
Sementara itu, kelompok yang mendukung melihat bahwa yang melandasi rencana diterapkannya kurikulum baru antara lain adanya kesenjangan kondisi riil saat ini dengan kondisi ideal dalam berbagai dimensi. Keterpautan antara tujuan pendidikan dengan isi mata pelajaran dan kompetensi yang diharapkan juga belum begitu kental. Selama ini pembelajaran masih belum sepenuhnya berpusat pada siswa dan pembelajaran belum berkembang pada kebermaknaan prosesnya. Model evaluasi juga belum sepenuhnya mengakomodasi kualitas proses dan masih menekankan pada hasil. Untuk itu, kurikulum 2013 dinilai dapat menghilangkan kesenjangan tersebut.
KESIMPULAN
Kurikulum bukanlah sesuatu yang tidak dapat diubah-ubah. Kurikulum adalah instrumen (alat) untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat, penggunaannya sangat tergantung pada sumber daya manusia. Yang lebih penting lagi, tujuan universal pendidikan adalah mewujudkan manusia seutuhnya yang meningkatkan harkat dan martabatnya. Pendidikan bukan sekadar meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan tenaga-tenaga terampil untuk pembangunan fisik, tetapi lebih kepada pembentukan sikap mental dan karakter yang menjadi fondasi bagi kehidupan siswa di masa depan.
Tantangan masa depan akan makin canggih, kompleks, dan menuntut respons perubahan. Respons berupa perubahan kurikulum merupakan langkah strategis yang dapat ditempuh pemerintah sebagai pengemban amanat undang undang. Demi keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013, hal mendasar yang perlu dilakukan oleh pemangku kepentingan di bidang pendidikan, terutama di tingkat operasional adalah mempersiapkan diri terhadap pemberlakuan kebijakan dengan sikap terbuka dan mengikuti akselerasi yang diperlukan. Ketika kurikulum baru nanti diterapkan, para guru harus bisa Nmempersiapkan diri dengan model operasional yang baru. Manajemen sekolah juga harus menyiapkan berbagai perangkat dan sistem untuk itu. Dengan kata lain, sumber daya manusia pengelola pendidikan harus mengikuti pelatihan, pembinaan, dan workshop untuk kurikulum baru. Yang tidak kalah penting, pemerintah juga perlu mensosialisasikan perubahan kurikulum itu secara sistematis dan terus menerus kepada semua pemangku kepentingan sampai tingkat terbawah. Masyarakat juga memerlukan informasi secara memadai terkait rencana diterapkannya kurikulum 2013.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini, sesungguhnya masa depan anak didik “dibeli” dengan harga sekarang. Sebagai sesuatu yang pasti, maka perubahan akan menghadapi tantangan dari individu maupun kelompok yang belum melihat visi jauh ke depan atau masih berkutat pada kondisi kekinian tanpa langkah strategis dan taktis.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Ihsan, A. (2003). Kamus Pelajar. Semarang: Sumber Ilmu.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Materi Sosialisasi Kurikulum 2013
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pusat Kurikulum Kemendikbud. Uji publik kurikulum 2013. Diakses 17 Januari 2013
dari http://www.kemendiknas.go.id.
Santoso, B. (2013). Keberhasilan Kurikulum 2013. Diakses 16 Januari 2013
dari budisansblog.blogspot.com.

ASPEK PENTING YANG MENDASARI DIBERLAKUKANNYA KURIKULUM 2013
Sejarah Perkembangan SPSS
SPSS adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. Beberapa aktivitas dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan pointing dan clicking mouse. SPSS banyak digunakan dalam berbagai riset pemasaran, pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement), serta riset-riset sains. SPSS pertama kali muncul dengan versi PC (bisa dipakai untuk komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+ (versi DOS). Tetapi, dengan mulai populernya system operasi windows. SPSS mulai mengeluarkan versi windows (mulai dari versi 6.0 sampai versi terbaru sekarang).
Pada awalnya SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik untuk ilmu-ilmu sosial, sehingga kepanjangan SPSS itu sendiri adalah Statistikal Package for the Social Sciens. Sekarang kemampuan SPSS diperluas untuk melayani berbagai jenis pengguna (user), seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains dan lainnya. Dengan demikian, sekarang kepanjangan dari SPSS Statistical Product and Service Solutions. SPSS dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara langsung ke dalam SPSS Data Editor.
Bagaimanapun struktur dari file data mentahnya, maka data dalam Data Editor SPSS harus dibentuk dalam bentuk baris (cases) dan kolom (variables). Case berisi informasi untuk satu unit analisis, sedangkan variable adalah informasi yang dikumpulkan dari masing-masing kasus. Antara 2009 dan 2010 vendor utama untuk SPSS disebut PASW (prediksi analisis perangkat lunak) Statistik. Perusahaan ini mengumumkan 28 Juli 2009 itu diakuisisi oleh IBM sebesar US $ 1,2 miliar. Pada Januari 2010, menjadi "SPSS: Sebuah Perusahaan IBM". Transfer lengkap dari bisnis
IBM dilakukan dengan 1 Oktober 2010. Pada tanggal tersebut, SPSS: Sebuah Perusahaan IBM, tidak ada lagi. IBM SPSS sekarang sepenuhnya diintegrasikan ke dalam IBM Corporation, dan merupakan salah satu merek di bawah IBM Software Group Portofolio Bisnis Analytics, bersama dengan IBM Cognos. Sejarah SPSS SPSS (awalnya, Paket Statistik untuk Ilmu Sosial) dirilis dalam versi pertama pada tahun 1968 setelah dikembangkan oleh Norman H. Nie dan C. Hadlai Hull. Norman Nie kemudian sebuah ilmu politik pascasarjana di Stanford University , dan sekarang Riset Profesor di Departemen Ilmu Politik di Stanford dan Profesor Emeritus Ilmu Politik di University of Chicago.
SPSS adalah salah satu program yang paling banyak digunakan untuk analisis statistik dalam ilmu sosial . Hal ini digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan, perusahaan survei, pemerintah, peneliti pendidikan, organisasi pemasaran dan lainlain. SPSS asli manual (Nie, Bent & Hull, 1970) telah digambarkan sebagai salah satu "buku sosiologi yang paling berpengaruh". Selain analisis statistik, manajemen data (kasus seleksi, file yang membentuk kembali, membuat data turunan) dan data dokumentasi (sebuah metadata kamus disimpan di datafile) adalah fitur dari perangkat lunak dasar.
SPSS dapat membaca dan menulis data dari ASCII file teks (termasuk file hierarkis), paket statistik lainnya, spreadsheet dan database . SPSS dapat membaca dan menulis ke eksternal tabel database relasional melalui ODBC dan SQL . Output statistik adalah sebuah format file proprietary (*. SPV file, mendukung tabel pivot ) yang, selain penampil dalam paket, pembaca yang berdiri sendiri dapat didownload. Output proprietary dapat diekspor ke teks atau Microsoft Word . Atau, output dapat ditangkap sebagai data (menggunakan perintah OMS), sebagai teks teks, tabdelimited, PDF , XLS , HTML , XML , dataset SPSS atau berbagai format gambar grafis ( JPEG , PNG , BMP dan EMF ). Versi SPSS SPSS versi awal dirancang untuk pemrosesan batch di mainframe , termasuk misalnya IBM dan ICL versi, awalnya menggunakan kartu berlubang untuk input.
Versi terbaru dari IBM SPSS adalah sebagai berikut :
a. IBM SPSS Statistik - SPSS v19.0
b. IBM Modeler Profesional &
c. IBM SPSS Premium Modeler –
d. IBM SPSS v14.1 Pengumpulan Data - v5.6
e. IBM SPSS Kolaborasi & Layanan Deployment - v4.1
Sejarah Rilis Versi SPSS
a. SPSS 15.0.1 - November 2006
b. SPSS 16.0.2 - April 2008
c. SPSS 17.0.1 - Desember 2008 S
d. PASW 17.0.3 - September 2009
e. PASW 18,0 - Agustus 2009
f. PASW 18.0.1 - Desember 2009
g. PASW 18.0.2 - April 2010
h. PASW 18.0.3 - September 2010
SPSS adalah sebuah software untuk mengolah data statistik yang cara penggunaanya cukup mudah. Bahkan oleh orang yang tidak mengenal dengan baik teori statistic, namun demikian supaya lebih mudah menggunakan SPSS ini sebaiknya anda terlebih dahulu mengenal dan memahami dasar-dasar teori statistic, sehingga Anda dapat dengan mudah memahami cara menganalisis data dan membaca hasilnya.
Program SPSS seringkali digunakan untuk memecahkan problem riset atau bisnis dalam hal statistik. Cara kerjanya sederhana, yaitu data yang anda input oleh SPSS akan dianalisa dengan suatu paket analisa. SPSS merupakan bagian integral dari tentang proses analisa, menyediakan akses data, persiapan dan manajemen data, analisa data dan pelaporan.
SPSS merupakan perangkat lunak yang paling banyak dipakai karena tampilannya yang user friendly dan merupakan terobosan baru berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam E-Business. . SPSS didukung oleh OLAP (Online Analytical Processing) yang akan memudahkan dalam pemecahan pengolahan data dan akses data dari berbagai perangkat lunak yang lain, seperti microsoft office excel atau notepad, yang selanjutnya dianalisa.
Cara Kerja SPSS
Beberapa kemudahan lain yang dimiliki SPSS dalam pengoperasiannya adalah karena SPSS menyediakan beberapa fasilitas seperti berikut ini:
a. Data Editor : Merupakan jendela untuk pengolahan data. Data editor dirancang sedemikian rupa seperti pada aplikasi spreadsheet untuk mendefinisikan, memasukkan, mengedit, dan menampilkan data.
b. Viewer : Viewer mempermudah pemakai untuk melihat hasil pemrosesan, menunjukkan atau menghilangkan bagian-bagian tertentu dari output, serta memudahkan distribusi hasil pengolahan dari SPSS ke aplikasi-aplikasi yang lain.
c. Multidimensional Pivot Tables : Hasil pengolahan data akan ditunjukkan dengan multidimensional pivot tables. Pemakai dapat melakukan eksplorasi terhdap tabel dengan pengaturan baris, kolom, serta layer. Pemakai juga dapat dengan mudah melakukan pengaturan kelompok data dengan melakukan splitting tabel sehingga hanya satu group tertentu saja yang ditampilkan pada satu waktu.
d. High-Resolution Graphics : Dengan kemampuan grafikal beresolusi tinggi, baik untuk menampilkan pie charts, bar charts, histogram, scatterplots, 3-D graphics, dan yang lainnya, akan membuat SPSS tidak hanya mudah dioperasikan tetapi juga membuat pemakai merasa nyaman dalam pekerjaannya.
e. Database Access : Pemakai program ini dapat memperoleh kembalinformasi dari sebuah database dengan menggunakan Database Wizard yang disediakannya.
f. Data Transformations : Transformasi data akan membantu pemakai memperoleh data yang siap untuk dianalisis. Pemakai dapat dengan mudah melakukan subset data, mengkombinasikan kategori, add, aggregat, merge, split, dan beberapa perintah transpose files, serta yang lainnya.
g. Electronic Distribution : pengguna dapat mengirimkan laporan secara elektronik menggunakan sebuah tombol pengiriman data (e-mail) atau melakukan export tabel dan grafik ke mode HTML sehingga mendukung distribusi melalui internet dan intranet.
h. Online Help : SPSS menyediakan fasilitas online help yang akan selalu siap membantu pemakai dalam melakukan pekerjaannya. Bantuan yang diberikan dapat berupa petunjuk pengoperasian secara detail, kemudahan pencarian prosedur yang diinginkan sampai pada contoh-contoh kasus dalam pengoperasian program ini.
i. Akses Data Tanpa Tempat Penyimpanan Sementara : Analisis file-file data yang sangat besar disimpan tanpa membutuhkan tempat penyimpanan sementara. Hal ini berbeda dengan SPSS sebelum versi 11.5 dimana file data yang sangat besar dibuat temporary filenya.
j. Interface dengan Database Relasional : Fasilitas ini akan menambah efisiensi dan memudahkan pekerjaan untuk mengekstrak data dan menganalisnya dari database relasional.
k. Analisis Distribusi : Fasilitas ini diperoleh pada pemakaian SPSS for Server atau untuk aplikasi multiuser. Kegunaan dari analisis ini adalah apabila peneliti akan menganalisis file-file data yang sangat besar dapat langsung me-remote dari server dan memprosesnya sekaligus tanpa harus memindahkan ke komputer user.
l. Multiple Sesi : SPSS memberikan kemampuan untuk melakukan analisis lebih dari satu file data pada waktu yang bersamaan.
m. Mapping : Visualisasi data dapat dibuat dengan berbagai macam tipe baik secara konvensional atau interaktif, misalnya dengan menggunakan tipe bar, pie atau jangkauan nilai, simbol gradual, dan chart.
Sejarah MiniTab
Minitab adalah program komputer yang dirancang untuk melakukan pengolahan statistik. Minitab mengkombinasikan kemudahan penggunaan layaknya Microsoft Excel dengan kemampuannya melakukan analisis statistik yang kompleks. Minitab dikembangkan di Pennsylvania State University oleh periset Barbara F. Ryan, Thomas A. Ryan, Jr., dan Brian L. Joiner pada tahun 1972. Minitab memulai versi ringannya OMNITAB, sebuah program analisis statistik oleh NIST.
Minitab didistribusikan oleh Minitab Inc, sebuah perusahaan swasta yang bermarkas di State College, Pennsylvania, dengan kantor cabang di Coventry, Inggris (Minitab Ltd.) Paris, Perancis (Minitab SARL) dan Sydney, Australia (Minitab Pty.).
Kini, Minitab seringkali digunakan dalam implementasi Six Sigma, CMMI serta metode perbaikan proses yang berbasis statistika lainnya.
Minitab 16, versi terbaru perangkat lunak ini, tersedia dalam tujuh bahasa: Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Korea, Mandarin, dan Spanyol.
Minitab Inc. juga membuat perangkat lunak sebagai pelengkap Minitab 16.[1] Quality Trainer; sebuah paket eLearning yang mengajarkan metode statistik dan konsep dalam konteks perbaikan kualitas yang terintegrasi dengan Minitab 16 dan Quality Companion 3, sebuah perangkat lunak untuk mengelola projek Six Sigma dan Lean Manufacturing yang memungkinkan data Minitab di kombinasikan dengan dan manajemen proyek.
Penggunaan Minitab:
- Mengelola data dan file
- spreadsheet untuk analisis data yang lebih baik
- Analisis regresi
- Power dan ukuran sampel
- Tabel dan grafik
- Analisis multivariate]
- termasuk analisis faktor, analisis klaster, analisis korespondensi dan lainnya
Tes Nonparametrics
- berbagai tes termasuk test signal, run tes, friedman tes, dan lainnya
Time Series dan Forecasting
- membantu menunjukkan kecenderungan pada data yang dapat digunakan untuk membuat dugaan. . Time series plots, exponential smoothing, trend analysis.
- Statistical Process Control
- Analisis sistem pengukuran
- Analisis varians
- untuk menentukan perbedaan antar data
- Perancangan percobaan
Analisis Data statistik dalam miniab
Minitab merupakan salah satu program aplikasi statistika yang banyak digunakan untuk mempermudah pengolahan data statistik.Minitab menyediakan program-program untuk mengolah data statistik secara lengkap(Iriawan,2006).
Keunggulan Minitab
Keunggulan Minitab adalah data dapat digunakan dalam pengolahan data statistik untuk tujuan sosial maupun teknik.Dibandingkan dengan program statistika lainnya.Minitab telah diakui sebagai program statistik yang sangat kuat dengan tingkat akurasi taksiran statistik yang tinggi(Iriawan,2006).
Minitab menyediakan beberapa pengolahan data untuk melakukan analisis regresi,membuat ANOVA,membuat alat-alat pengendalian kualitas statistika,membuat desain eksperimen(factorial,response surface,dan Taguchi),membuat peramalan dengan analisis time series,analisis reliabilitas,dan analisis multivariate(Iriawan,2006).
Mengontrol Nilai Pesanan untuk Output Lebih
Ini umum untuk kelompok data ke dalam kategori yang menyiratkan urutan tertentu, seperti Low,Medium, High atau Awal, Tengah, Akhir. Namun, jika data yang muncul untuk urutan yangberbeda dalam tabel dan grafik (misalnya, Awal, Akhir, Tengah), mereka bisa membingungkan dandapat mengalihkan perhatian dari pesan Anda. Untungnya, dengan fitur order Minitab nilainya,Anda dapat dengan mudah memastikan bahwa output Anda muncul dalam urutan yang benar,menghasilkan grafik dan tabel yang jauh lebih mudah dipahami.
Grafik
Grafik yang menyajikan informasi dalam urutan yang tak terduga dapat lebih sulit diinterpretasikan. Sebagai contoh, di bar chart pertama di bawah, hari kerja data dalam urutan abjad tidak menunjukkan pola yang jelas. Setelah Anda menerapkan tata nilai hari kerja, tren dalam data lebih mudah untuk dideteksi.
Sebelum: Bar muncul dalam urutan abjad secara default.
Setelah: Sebuah tata nilai hari kerja memungkinkan Anda untuk melihat tren dalam data dari waktu ke waktu.
Urutan nilai kolom mempengaruhi urutan kategori yang diplot pada grafik, termasuk grafik batang, plot nilai individu, boxplots, plot interaksi, dan efek utama plot.
Legenda
Masalah yang sama terjadi dengan legenda, daftar item dalam urutan yang diplot. Sebuah legenda dengan item yang tak terduga dalam urutan bisa sulit dimengerti. Sebagai contoh, perhatikan pie chart pertama di bawah di mana tingkat pendidikan yang terdaftar abjad. Perintah nilai pendidikan memberikan presentasi yang lebih jelas.
Sebelum: Urutan default abjad membingungkan.
After: Setting the value order makes the pie chart more understandable.
Jendela output tabel Sesi
Output membingungkan jika tidak dalam urutan yang benar, seperti terlihat pada tabel pertama data rating produk di bawah ini. Pembaca harus melompat-lompat di meja untuk membaca informasi dalam urutan logis. Setelah urutan nilai yang benar telah dikenakan, informasi jauh lebih mudah untuk mengikuti.
Sebelum: Sulit untuk memahami tabel ini ketika kategori dalam urutan yang tak terduga.
Setelah: Kategori secara logis lebih mudah untuk menafsirkan.
Tata Nilai
kita dapat menerapkan tatanan nilai kolom dalam beberapa langkah sederhana, tanpa perubahan pada data aktual.
Misalnya, perusahaan kita memiliki tiga tingkat rencana dukungan: Emas, Perak, dan Perunggu. Rencana Emas menawarkan tingkat tertinggi dukungan dan biaya yang paling tinggi, rencana Perunggu menawarkan tingkat terendah dukungan dan biaya yang paling sedikit, dan rencana Perak adalah di antara Gold dan Bronze. Anda memiliki kolom yang berisi jenis mendukung rencana untuk setiap pelanggan Anda.
Anda ingin membandingkan jumlah untuk setiap rencana, sehingga Anda membuat grafik batang. Rencana muncul dalam urutan abjad dalam tabel.
Anda ingin mengubah urutan nilai kolom Rencana Dukungan sehingga Emas selalu muncul pertama kali, diikuti oleh Silver dan Bronze.
1.dengan kolom Rencana Dukungan aktif, klik kanan dan pilih Kolom> Nilai Order.
Order
2.pilih User-ditentukan.
3.tentukan pesanan, tentukan urutan yang benar.
4.Klik OK ..
Sekarang, ketika Anda membuat grafik bar, rencana muncul dalam urutan yang ditentukan. Anda dapat dengan mudah melihat bahwa, sebagai rencana mendapatkan lebih murah, lebih banyak pelanggan membelinya.
Perhatikan bahwa kolom dalam lembar kerja-sama tampak urutan nilai tidak menjadi nyata sampai Anda melihat output, dan tetap dengan kolom sampai Anda mengubahnya lagi.
Minitab's Grafik Layout Tool
Minitab's Grafik Layout ToolGraphs adalah alat untuk mengeksplorasi dan mengilustrasikan berbagai aspek dari data. Tapi,jarang bahwa sebuah grafik tunggal atau grafik mengatakan itu semua. Itu sebabnya Minitab's Layout Tool sangat membantu. Dengan itu, Anda dapat dengan mudah merakit grafik individu ke dalam satu layar yang memberikan gambaran yang lengkap untuk data Anda.
Minitab's Line Plot
Minitab's Line Plot adalah bagaimana kita berpikir tentang sebuah proses yang penting bagi keberhasilan Anda, seperti memanggang roti yang sempurna atau menangani panggilan dukungan teknis dengan mudah, Anda tahu bahwa sejumlah faktor yang memiliki potensi untuk mempengaruhi hasilnya.
Minitab's Line Plot cukup fleksibel untuk membantu Anda menemukan pola interaksi dan respons apakah Anda memiliki 2 faktor atau 20..
Distribusi Probabilitas Plot
Hal yang sama juga berlaku pada distribusi statistik dan parameter yang digunakan untuk menggambarkan data sampel. Mereka menawarkan informasi penting, tetapi nomor dapat berarti tanpa ilustrasi untuk membantu Anda menafsirkannya. Sebagai contoh, apa artinya jika data Anda mengikuti suatu distribusi gamma dengan skala 8 dan bentuk dari 7? Jika distribusi bergeser ke bentuk 10, artinya baik atau buruk? Dan bagaimana anda menjelaskan semua ini kepada audiens yang lebih tertarik pada hasil daripada di statistik?
Minitab's plot probabilitas distribusi membuat gambar-gambar yang membawa angka untuk hidup. Bahkan pengguna pemula dapat menuai manfaat yang berasal dari pengertian distribusi data mereka.
Menghilangkan Data Entry Kesalahan dengan Rumus
Memasukkan nilai ke dalam lembar kerja Anda sering hanya langkah pertama ketika Anda mempersiapkan data untuk analisis. Mungkin Anda perlu mengkonversi pengukuran Anda dari inci sampai sentimeter. Mungkin kita tahu data proses kita harus berubah dengan fungsi trigonometri. Atau Anda mungkin ingin teratur melacak penjualan rata-rata menurut wilayah, memastikan rata-rata selalu berjalan sebagai perubahan data penjualan. Mengulang perhitungan tersebut setiap kali Anda memasukkan data baru melelahkan dan meningkatkan risiko kesalahan.
Minitab's Rumus dalam Lembar kerjanya menyediakan cara sederhana untuk mengotomatisasi perhitungan worksheet Anda dan untuk memastikan bahwa mereka dilakukan langsung dan akurat. Dengan rumus di kolom worksheet, Anda dapat:
1.Menghemat waktu ketika Anda menghitung dan memperbarui data
2.Mengurangi kesalahan entri data
3.Hasilkan data baru dengan teks, tanggal / waktu, matematika, statistik, dan fungsi logis
Item Analisis dengan Cronbach's Alpha untuk Survei Terpercaya
Survei adalah cara terbaik untuk mengukur jenis karakteristik. Untuk lebih memahami karakteristik, peneliti meminta beberapa pertanyaan tentang hal itu. Sebagai contoh, daripada hanya meminta pengunjung apakah mereka puas, peneliti mungkin bertanya:
1.Seberapa puaskah anda dengan pelayanan kami?
2.Berapa besar kemungkinan Anda untuk mengunjungi restoran kami lagi?
3.Berapa besar kemungkinan Anda untuk merekomendasikan restoran kami?
Secara kolektif, pertanyaan-pertanyaan ini memberikan peneliti pemahaman yang lebih dalam dan bernuansa kepuasan pelanggan dari satu pertanyaan.
Tantangannya adalah untuk mengajukan pertanyaan yang cukup bervariasi untuk mengukur aspek yang berbeda dari karakteristik tersebut, namun masih berhubungan dengan karakteristik yang sama. Jika Anda mengajukan pertanyaan yang tidak mengukur karakteristik yang sama, survei anda akan menghasilkan data yang menyesatkan, yang dapat membawa Anda untuk membuat miskin, dan mungkin mahal, keputusan. Jadi, bagaimana Anda tahu apakah pertanyaan yang berbeda mengukur semua karakteristik yang sama?
Analisis Item Minitab dengan alpha Cronbach bisa membantu
Minitab menawarkan tiga analisis Chi-Square. Analisis yang tepat tergantung pada jumlah variabel yang ingin Anda memeriksa dan cara bahwa data anda teratur.
1.Chi-Square Goodness-of-Fit Test (Satu Variabel)
2.Chi-Square Test (Two-Way Tabel di Lembar Kerja)
3.Tabulasi silang dan Chi-Square
Dasar-dasar Gage R & R
Minitab's Gage R & R studi dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi masalah dengan sistem pengukuran Anda, yang memungkinkan Anda untuk mempercayai data dan untuk melakukan perbaikan nyata dalam proses Anda.
Gage R & R studi dapat memberitahu Anda jika inkonsistensi dalam pengukuran Anda terlalu besar untuk mengabaikan-apakah karena alat rusak atau tidak konsisten pengoperasian alat.
Identifikasi Faktor Terbaik Pengaturan dengan Analisis Variabilitas
Untuk memastikan proses Anda menghasilkan barang atau jasa yang memenuhi harapan pelanggan Anda, Anda perlu mengidentifikasi pengaturan faktor yang tidak hanya melakukan dengan baik pada rata-rata, tetapi juga melakukan yang paling konsisten. Anda dapat melakukan ini dalam Minitab dengan perintah Variabilitas Menganalisis.
Mengidentifikasi Distribusi Data
Distribusi baru Minitab's Identifikasi individu merupakan cara sederhana untuk mengetahui distribusi data Anda sehingga Anda dapat memilih analisis statistik yang sesuai. Anda dapat menggunakannya untuk:
1.Tentukan apakah distribusi yang Anda gunakan sebelumnya masih berlaku untuk data saat ini
2.Pilih distribusi yang tepat bila Anda tidak yakin untuk menggunakan
3.Transform data Anda untuk mengikuti distribusi normal
Tiga Cara Menggunakan Identifikasi Distribusi Individu
1.Untuk mengkonfirmasi bahwa distribusi tertentu sesuai dengan data Anda
2.Untuk menentukan distribusi yang paling sesuai dengan data Anda
3.Untuk menggunakan analisis statistik normal pada data tidak normal.
Demikianlah tentang SEJARAH, PERKEMBANGAN DAN SISTEM KERJA SPSS DAN MINITAB, Semoga bermanfaat. sukses selalu.
Akhmad Solihin February 28, 2019 CB Blogger Indonesia