MATERI PELAJARAN SEJARAH: PEMBERONTAKAN G 30 S/PKI

Visiuniversal-----Partai komunis Indonesia (PKI) pada tanggal 18 September 1984 pernah melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah RI di Madiun. Tujuannya ingin mendirikan negara komunis dengan jalan kekerasan dan pembuhunah. Pada waktu itu bayak para ulama, TNI, Tokoh masyarakat serta rakyat yang tidak berdosa lainnya menjadi korban kebiadaban PKI. Meskipun PKI waktu itu telah berhasil ditumpas oleh TNI bersama rakyat yang setia kepada Pancasila, namun mereka yang tersisa masih tetap berbahaya.

Sejak tahun 1950, PKI berhasil ikut dalam kehidupan partai politik, terutama pada masa demokrasi Terpimpin. Setelah berhasil dengan usahanya tersebut, mereka berhasil pula memengaruhi pimpinan negara dan rakyat dengan tipudaya, bujukan dan hasutan yang tidak bertanggung jawab.

Pada tahun 1965 PKI semakin giat melancarkan segala bentuk propagandanya. PKI melancarkan pula aksi-aksi sepihak dan tindakan pisik lainnya. Yang mereka anggap menghalangi atau lawan, mereka bunuh dan yang mereka anggap teman mereka rangkul dan lindungi.

Pada tahun 1965, Presiden Soekarno menderita sakit. Ketika itu dokter yang sengaja didatangkan dari RRC setelah memeriksa beliau menyatakan bahwa penyakit Presiden semakin parah keadaannya. Selanjutnya dikatakan pula oleh dokter tersebut bahwa kemungkinan presiden akan menjadi lumpuh dan bahkan dapat segera meninggal dunia.

Mengetahui keadaan demikian, DN Aidit, tokoh pimpinan PKI memutuskan akan segera melancarkan kudeta atau perebutan kekuasaan terhadap Pemerintah RI yang sah. Untuk itu mereka melatih kader-kadernya seperti Pemuda Rakyat. Gerwani guna mempersiapkan diri ikut pemberontakan. Selain itu mereka juga menyebarluaskan desas-desus ata kabar bohong dengan memberitakan bahwa Dewan Jenderal akan melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan. PLI juga telah membentuk Biro Khusus dan mengirim agen-agen menyusup ke dalam tubuh ABRI. Tugas khusus ini seperti dilakukan  oleh Brigjen Supardjo dan Letkol. Untung.

Sebelum subuh tanggal 1 Oktober 1965 Gerakan 30 September PKI mulai melancarkan aksinya. Mereka melakukan penculikan terhadap beberapa perwira TNI Angkatan Darat. Penculikan dilakukan oleh pasukan Cakrabirawa. Pasukan Cakrabirawa yang dikenal sebagai Pasukan Pengawal Presiden ini. Para jenderal yang mereka culik itu dianiaya terlebih dahulu sebelum dibunuh. Setelah itu jenazahnya mereka masukan ke dalam sebuah sumur tua di daerah Lobang Buaya, Jakarta Timur.



Tujuh orang diantara para Jenderal yang menjadi korban kekejaman G 30 S/PKI antara lain;

1. Letnan Jenderal Ahmad Yani
2. Mayor Jenderal Soeprapto
3. Mayor Jenderal M.T. Haryono
4. Mayor Jenderal S. Parman
5. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
6. Brigadir Jenderal D.I Panjaitan
7. Letnan Satu Pierre Tendean

Sedangkan usaha penculikan terhadap diri Jenderal AH. Nasution mengalami kegagalan karena ia berhasil meloloskan diri. Tetapi putrinya yang bernama Ade Irma Suryani yang berusia 5 tahun gugur akibat terkena tembakan Pasukan Cakrabirawa yang mengepung rumahnya. Demikian pula ajudannya Letnan satu Pierre Tendean juga berhasil diculik dan dibawa gerombolan G 30 S/PKI  ke lubang Buaya kemudian dibunuh.

Demikian ringkasan sejarah singkat pemberontakan G 30 S/PKI, sebagai bagian dari pelajaran dan pembelajaran sejarah, semoga bermanfaat.



January 29, 2010

0 comments:

Post a Comment