MENGEMBANGKAN VISI DAN MISI SEKOLAH

Visiuniversal----Secara umum visi sekolah adalaha impian, harapan, dan cita-cita kedepan yang ingin dicapai oleh warga sekolah. Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita berwama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang, mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan dengan program layanan sekolah yang bersangkutan.


Mengembangkan Visi Sekolah

Visi  adalah  cita-cita  akhir  yang  ingin  dicapai  oleh  seseorang,  masyarakat  (bangsa),  ataulembaga di masa yang akan datang, yang didasarkan pada suatu pandangan hidupyangteguh  yang  berkaitan  dengan  perkembangan  masa  depan.  Visi  sekolah  adalah  cita-citaakhir yang ingin dicapai  oleh sekolah di  masa yang akan  datang,  yang didasarkan  padasuatu  pandangan  bahwa  “mengembangakan  kecerdasan,  kepribadian,  keterampilan  dansikap  peserta  didik”  merupakan  salah  satu  tugas  utama  sekolah  guna  menghasilkan lulusan yang lebih baik di masa datang.Tidak seorang pun tahu secara pasti apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Karena itu kewaspadaan dalam mengantisipasi  perubahanyang mungkin terjadi  amatlahpenting, terutama  dalam kaitannya dengan upaya pendidikan. Sebab pendidikan memangdiorientasikan bagi kepentingan peserta didik dalam memasuki kehidupannya pada masadepan.Tidak  dipungkiri  kalau  pendidikan  telah  terbuktisangat  ampuh  dalam  meningkatkankualitas sumber daya manusia. Namun antisipasi yang salah terhadap tuntutan perubahanmasa depan dalam kaitan penyelenggaraan pendidikan akan membawa akibat buruk bagi para  peserta  didik.  Dan  pada  gilirannya  juga  memperburuklingkungan  kehidupan  yanglebih luas.  

Era millenium ketiga akan segera kita masuki. Globalisasi telah nampak semakin terjadi  pada  hampir segala   aspek  kehidupan.  Seiring dengan itu tuntutan kehidupan bagi  setiap  orang  juga  sangat  cepat  berubah.  Dalam  pada  itu  jika  upaya  pendidikansekolah masih tetap konvensional dalam penyelenggaraannya, maka dapat diduga kualitas SDM  yang  dihasilkan  semakin  sulit  untuk  dapat  diunggulkan dalam persaingan  antar bangsa-bangsa. Sehubungan dengan itu visi persekolahan harus dikembangkan dalam  kaitannya dengansetiap  komponen  utama  sistem  sekolah.  

Dari  seluruh  komponen  sistem  sekolah  yang penting  untuk  diprioritaskan  adalah  visi  profesionalitas  personil  sekolah,  terutama  guru. Guru harus terus mendapat pembinaan. Dalam hal ini sistem pembinaan profesional guru mengandung dua maksud, yaitu pengembangan dan perbaikan. Apa yang dikembangkanatau  ditingkatkan tiada lain ialah potensi positif yang berupa keunggulan-keunggulan yangtelah  dimiliki guru dalam  menjalankan  tugas  profesinya.  Sedangkan  yang  diperbaiki adalah  potensi  negatif  yang  berupa  kelemahan-kelemahan  atau  kekurangan-kekuranganyang ada pada guru yang juga dalam menjalankan  tugas profesinya.

Upaya-upaya  pembinaan  profesionalitas (kadar  kemampuan  profesional)  guru  kini  sudah saatnya  lebih  bermuatan  dan  berorientasi  pada  perubahan  peranannya  sesuai  dengantuntutan kondisi abad-21 atau era milenium ketiga. Untuk kepentingan itu pengetahuan-pengetahuan antisipatif sangat dibutuhkan.

Ada tiga komponen pendidikan yang senantiasa dihadapi seorang guru dalam menjalankantugas profesinya, yaitu peserta didik, kurikulum, dan fasilitas pendidikan. Ketiga komponen tersebut nampak akan sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi seiring dengan  fenomena  kehidupan  yang  mengglobalisasi.  Karena  itu  profesionalitas  guru-gurupun  sudah  semestinya  sarat  dengan  visi  atau  wawasan,  keterampilan,  dan  sikap   yang adaptif dengan perubahan-perubahan komponen tersebut.

Jika  di  antara  fenomena  yang  amat  menonjol  di  era  globalisasi  memasuki  abad-21  iniditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi, informasi dan transportasi yangkemudian  disusul  oleh  terjadinya  pergeseran  kekuasaan  dalam  budaya  "super  simbolik", maka   guru-guru   akan   segera   tercengang menghadapi   sosok   komponen-komponen pendidikan yang sama sekali berbeda dari apa yang ia bayangkan saat masih mengikuti pendidikan persiapan. Murid-murid yang dihadapi saat ini bukanlah tipe murid-murid seperti lima-sepuluh tahun lalu. Berbagai informasi yang demikian  gencar terus-menerus menerpa mereka  di  manapun  mereka  berada.  Bahkan  mereka  telah  dihadapkan  kepada  berbagaialat  dan  produk teknologi  untuk  segala kepentingan  hidup dan  yang  dengan  cepat  terusberganti. Demikian pula tentunya komponen kurikulum dan fasilitas pendidikan. Akan tibasaatnya terus menerus  diredefinisi.

Tatanan sistem  pendidikan yang ada selama ini  nampak relatif lambat  dalam melakukanupaya-upaya  penyesuaian.  Hal  tersebut  sehubungan  dengan  kerumitan  dalam  berbagai hal   internal   sistem pendidikan. Ini   sungguh  merupakan   suatu   kendala   bagi   fungsi pendidikan  dalam  meningkatkan  kualitas  sumber  daya  manusia.  Oleh  karenanya  tidak heran  kalau  berbagai  kritik  tajam  acap  kali  terlontarkan  terhadap  dunia  pendidikan, terutama pendidikan jalur sekolah. Maka dari itu andalannya kembali kepada guru untuk secara mandiri siap mengembangkankemampuan profesionalnya.  Guru sebagai pendidik memiliki tiga fungsi: sebagai pengajar,sebagai pembimbing, sebagai pelatih. Jika selama ini peranan guru SD dalam menjalankan fungsi-fungsi  tersebut  lebih  terbatas  menurut  aturan-aturan  birokratis/administratif, maka kini  tiba  saatnya  peranan  mereka  lebih  ditumpukan  pada  kompetensi  atau  kewenangan profesional.

Tindakan  seorang  profesionalis  ditandai  dengan  adanya  disiplin,  etos  kerja  yang tinggi, kecermatan,  dan  ketelitian.  Sudah  barang  tentu  unsur-unsur  tindakan  tersebut  telah dengan sendirinya mengandung arti memliki visi atau wawasan jauh ke depan. Maka dari itu  sebagai  konsekuensinya  dalam  menghadapi  perubahan  definisi  pada  komponen-komponen  pendidikan  yang  senantiasa  terkait  langsung  dengan  tugas  guru,  perlu  pene-kanan atau perluasan peranan-peranan yang selama ini terabaikan.Di   antara   perluasan   peranan   yang   paling   penting   adalah   sebagai   peneliti,   sebagai penguji coba, dan sebagai suhu (master) pembaharuan. Ketiga peranan tersebut satu sama lainnya  saling  terkait.  


Untuk  dapat  menjadi  seorang  pendidik  yang  berhasil,  guru  pada abad-21 mutlak mengu-asai dan melaksanakan penelitian, mengujicobakan, dan memper-baharui  tugas   utamaprofesinya.  Bagaimana  guru  mengetahui  dan  menentukan  secarapasti upaya yang cocok untuk keberhasilan belajar murid-muridnya pada setiap saat. Makaterlebih dahulu ia harus meneliti perubahan dan kebutuhan yang berkaitan dengan faktor-faktor murid, materi, dan fasilitas pendidikan/pengajaran.Berdasarkan temuan-temuan  yang diperoleh dari penelitian tersebut, ia dituntut mengerahkan  kreativitasnya  guna  merumuskan  inovasi-inovasi  untuk  kemudian  ia  ujicobakan   dan kembangkan. Dan   apabila   ia   konsisten   atautetap   melakukannya   dengan   disiplin, semangat, cermat, dan teliti, maka tantangan-tantangan abad-21 akan dengan sendirinya berarti dapat diatasi.Dengan  demikian  pengembangan  visi  sekolah  dalam  kaitannya  dengankewenanganprofesional  guru  dapat  memberikan  jaminan  mutu.    Maka  dari  itu  dinamika  operasionalsistem  pembinaan  profesional  guru  patut  lebih  diarahkan  dengan  penerapan  asas-asas manajemen kooperatif. 


Di antara asas-asas yang pokok dan esensial adalah:

1. Asas partisipasi aktif

2. Asas hubungan insani

3. Asas kepuasan diri

4. Asas sukarela. 


Mengembangkan Misi Sekolah

Misi adalah tugas pokok atau tugas utama serta langkah-langkah strategis lembaga yangdilaksanakan  untuk  mencapai  visi  (cita-cita).  Tugas  utama  sekolah  adalah  membinakecerdasan, kepribadian,  keterampilan,  dan  sikap  peserta  didik  agar  menjadi  lulusan sebagaimana  dicita-citakan cerdas,  berkepribadian,  terampil  dan  dapat  menyikapi  kehi-dupan masa datang secara lebih kompetitif).

Misi  sekolah adalah sebagai tujuan (goal) yang menbedakan dirinya dengan satuan pendi-dikan luar sekolah. Sekalipun maksud (purpose) pendidikan baik yang diselenggarakan disatuan pendidikian sekolah maupun di satuan pendidikan luar sekolah adalah sama, yaknimengop-timalisasikan  pertumbuhkembangan  potensi  kemanusiaan  manusia,  yang  dalam konteks  sistem  pendidikan  nasional  kita  dalam  upaya  mencerdaskan  kehidupan  bangsadan  mewujudkan  manusia  indonesia  seutuhnya  berdasarkan  Pancasila  dan  UUD 1945,namun misi dari masing-masing satuan pendidikan tersebut adalah berbeda.

Maksud yang sama diantara penyelenggaraan satuan-satuan pendidikan yang mengarah pada  penumbuh kembangan potensi  insani  sebagai  totalitas manusia,  diperuntukkan bagikemanusian itu sendiri atau disebuthuman development, adalah juga dikenal sebagaimisiintrinsik  pendidikan  (A.  Sanusi  1990).  Di  samping  itu,  dikenal  pula  misi  instrumentalispendidikan,  yaitu  yang  mengarah  pada  penumbuhkembangan  potensi  insani  sebagaisumberdaya  yang  diperuntukkanbagi  kepentingan  di  luar  kemanusiaan  diri  manusia sendiri atau disebuthuman resources development.

Bertolak  dari  tiga  kegiatan utama  pendidikan,  yakni:  bimbingan,  pengajaran,  dan latihan,dan dihubungkan  dengan    pandangan  teoritik  adanya  tiga  ranah  (domain)  pendidikan,yaitu: kognitif, afektif, dan konatif atau psikomotorik, maka secara umum dapat dikatakanbahwa kaitan kegiatan pengajaran untuk mengoptimalkan penumbuh kembangan cognitive domain adalah  menjadi  misi  utama  dari  satuan  pendidikan  sekolah.  Sementara  kaitan kegiatan  bimbingan  dengan  optimalisasi  penumbuh kembangan affective  domain adalah menjadi misi utama satuan pendidikan luar sekolah di keluarga dan kaitan kegiatan latiahan dengan psychomotor  domainmenjadi  misi  utamanya  satuan  pendidikan  luar  sekolah  dimasyarakat. 

Namun  demikian,  yang  penting untuk  diperhatikan  dalam  pengembangan  misi  satuan-satuan  pendidikan  tersebut  adalah  terciptanya  sinerji  di  antara  penyelenggaraan  satuan-satuan pendidikan tersebut. Sementara ini  ada kesan yang cukup kuat  kalau penyeleng-garaan satuan   pendidikan   sekolah   terlalu  dominan. Akibatnya   yang   nampak   pada fenomena umum kehidupan masyarakat  adalah kecenderungan terjadinya penyimpangan-penyimpangan  perilaku   (behavioral   alliances)   dari   norma   dan   nilai-nilai   yang  dianut masyarakat Indonesia. 

Karena itu di antara upaya penting dalam pengembangan misi pendidikan sekolah yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana agar adanya sinkronisasi yang kental dalamkebijakan dan implementasi kurikulum sekolah dengan yang diberlakukan di luar sekolah. keterkaitan di antara satuan-satuan pendidikan. Untuk itu koordinasi dalam manajemen sistem pendidikan    nasional    harus    betul-betul dapat berjalan secara proporsional dan komprehensif.

Demikinan tentang mengembangkan visi dan misi sekolah. Semoga bermanfaat. Terimakasih.



October 28, 2014

0 comments:

Post a Comment