
Motivasi sangat
penting dalam menentukan produktivitas kerja seseorang, baik kerja perorangan
maupun kerja kelompok. Menurut Reksohadiprodjo (1991:256), “motivasi adalah
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan”, motivasi
dalam suatu organisasi mencakup dua kekuatan: internal dan eksternal. Anoraga
(2001:34), mengemukakan, “dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai
kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu”. Sementara
itu Bernard Berelson dan Gary A. Stainer (Sinungan, 2003:134), menyatakan
“motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan
energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarah atau menyalurkan perilaku
ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidak
seimbangan”. Oleh karena itu motivasi dapat diartikan sebagai bagian integral
dari hubungan/industrial dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan
pengarahan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan.
Munandar (2001:323), menyimpulkan
bahwa ”motivasi adalah suatu proses di mana kebutuhan-kebutuhan mendorong
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya
tujuan tertentu”. Robin (2001:187), mengemukakan unjuk kerja (performance) adalah hasil dari interaksi
antara motivasi kerja, kemampuan (abilities)
dan peluang (opportunities), dengan
perkataan lain unjuk kerja adalah fungsi
dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang. Bila motivasi rendah, maka
unjuk kerja/produktifiasnya akan rendah pula meskipun kemampuannya ada dan
baik, serta peluangnya pun tersedia.
Motivasi kerja
menurut Anoraga (2001:35), “sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja”. Sementara itu
Wexley & Yukl (As’ad,2002), memberikan batasan mengenai motivasi sebagai “the
process by which behavior is energized and directed”. Bahwa apa yang
dikemukakan Wexley dan Yukl tersebut “merupakan pemberian dan penimbulan
motif”. Jadi Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan kerja. Oleh sebab itu motivasi kerja dalam psikologi karya biasa
disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang
ikut menentukan besar kecilnya prestasi.
Dalam hubungan dengan perilaku organisasi maka motif-motif yang relevan menurut Wexley & Yukl (1977:99) mengemukakan beberapa kebutuhan, antara lain: kebutuhan kelangsungn hidup, kebutuhan keamanan, kebutuhan berkelompok, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kebebasan, dan kebutuhan kecakapan dan keberhasilan. Namun hasil penelitian Mc Clelland tahun 1961 dan para psikolog lainnya (Wexley & Yukl, 1977:101) menunjukkan bahwa:
0 comments:
Post a Comment