PENGERTIAN ANALISIS DAN KONDISI PENDIDIKAN KEAKSARAAN

Visiuniversal-----Pengertian Analisis Situasi dan Kondisi Pendidikan Keaksaraan, Definisi analisis situasi dan kondisi pendidikan keaksaraan adalah suatu proses pengkajian secara logis dan sistematis yang dilakukan terhadap berbagai informasi berkaitan dengan program pendidikan keaksaraan untuk bahan penyusunan Rencana Aksi yang akan dilaksanakan.

Melek aksara ditafsirkan sebagai melek aksara latin dan angka arab, melek bahasa Indonesia dan pengetahuan dasar. Dengan demikian melek aksara adalah penduduk yang memiliki kemampuan-kemampuan tersebut dan dapat meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.

Kesepakatan Dakar menyatakan bahwa sasaran (target audience) tahun 2015 adalah penduduk dewasa, yang dalam konteks Indonesia dilakukan dengan sasaran penduduk umur 15 tahun ke atas, mengingat usia 7-15 tahun merupakan sasaran wajib belajar pendidikan dasar. Dengan demikian, dalam rangka pembandingan dengan target Dakar, angka buta aksara dewasa adalah penduduk dewasa (15 tahun ke atas) yaitu pemuda dan dewasa. Program pemberantasan buta aksara merupakan bagian integral pengentasan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan dalam kerangka makro pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Untuk konteks Indonesia, buta aksara murni adalah penduduk yang sama sekali tidak dapat membaca, menulis dan berhitung dengan sistem aksara apapun juga. Sedangkan secara praktis buta aksara didefinisikan sebagai buta aksara latin dan angka arab, buta bahasa Indonesia, dan buta pegetahuan dasar. Dengan demikian, buta aksara adalah penduduk yang tidak memiliki kemampuan-kemampuan tersebut dan belum memfungsikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tingkat keaksaraan penduduk merupakan indikator penting bagi ukuran kinerja pendidikan keaksaraan yang selanjutnya digunakan dalam menentukan nilai indeks pembangunan manusia. Keberhasilan pembangunan sektor pendidikan keaksaraan orang dewasa merupakan salah satu faktor penting dan sangat esensial dalam pembangunan manusia seutuhnya. Jika masih terdapat warga masyarakat yang buta aksara akan menjadi faktor penghambat bagi pembangunan pada sektor lainnya.

Tingkat keaksaraan penduduk usia 15-44 tahun ke atas yaitu perbandingan jumlah penduduk usia 15-44 tahun ke atas yang melek aksara terhadap jumlah seluruh penduduk pada kelompok usia tersebut.

Indikator lain yang juga digunakan untuk mengukur kinerja pendidikan keaksaraan adalah angka buta aksara, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk buta aksara terhadap jumlah seluruh penduduk pada kelompok usia tertentu.



C. Tujuan Analisis Situasi dan Kondisi Pendidikan Kekasaraan

Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis adalah sebagai berikut:

1.Untuk memperoleh informasi mendalam dan menyeluruh tentang situasi pendidikan keaksaraan yang ada saat ini;

2. Untuk mengetahui kinerja penyelenggara/pengelola/tutor program keaksaraan;

3.Untuk mengetahui masalah-masalah dalam penyelenggaraan program keaksaraan;

4. Untuk mengetahui berbagai program yang telah dicapai dan program yang akan dilaksanakan;

5.Untuk mengidentifikasi dan verifikasi data yang relevan dengan program keaksaraan;

6. Untuk mengetahui skala prioritas penyelenggaraan program keaksaraan;

7.Untuk mengetahui penetapan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan program keaksaraan;

8.Untuk mengetahui berbagai faktor penghambat dan pendukung dari program pendidikan keaksaraan.


Seberapa berharga dan bermaknakah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung bagi kehidupan seseorang?, bagi masyarakat yang karena berbagai hal tidak berkesempatan mencicipi bangku sekolah?, dan bagi mereka yang karena kemiskinan dan keterbekangannya tidak tersentuh oleh dunia yang disebut sekolah?. Bertitik tolak dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, draf analisis situasi dan kondisi pendidikan keaksaraan ini mencoba memetakan dan menganalisa program yang khusus ditujukan untuk mereka, yang berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 disebut dengan Pendidikan Keaksaraan.

Masalah kebuta-aksaraan merupakan persoalan yang terjadi hampir di semua negara. Bahkan kebuta aksaraan ini termasuk kategori masyarakat dunia kelima, setelah masyarakat miskin, masyarakat dunia sedang berkembang, masyarakat pertanian dan masyarakat industri. Kebuta-aksaraan juga sangat terkait dengan kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan. Atas dasar itu, UNESCO, UNICEF, WHO, World Bank, dan badan-badan internasional lain menjadi sangat gencar mengkampanyekan dan mensosialisasikan akan pentingnya pemberantasan buta aksara di seluruh dunia. Negara-negara yang tergabung dalam forum Dakar misalnya, pada tahun 2000 telah menetapkan satu point penting akan masalah kebuta-aksaraan ini, bahkan sampai pada target kuantitatif, yakni pengurangan sebesar 50% tingkat buta aksara orang dewasa pada tahun 2015.

Demikian tentang pengertian analisis dan kondisi pendidikan keaksaraan, semoga bermanfaat. terimakasih.



February 28, 2017

0 comments:

Post a Comment