Visiuniversal-----Berdasarkan salah satu prinsip andragogi, warga belajar buta aksara tidak akan mau belajar membaca dan menulis, jika mereka tidak melihat keuntungan/manfaat dari membaca dan menulis. Atas dasar itu, salah satu alternatif agar mereka merasa terlibat di dalamnya, sesuai minat dan kebutuhannya, sesuai pengalaman dan informasi yang dimilikinya, dan sesuai dengan permasalahan keaksaraan (CALISTUNG) yang dihadapinya, serta sesuai dengan tingkat perkembangan usianya perlu disusun bahan belajar yang dapat menjawab persoalan-persoalan itu, yang disebut Panjaraksi.
Panjaraksi merupakan singkatan dari Panduan
Belajar Aksi, yang dirancang dan dikembangkan oleh tim KF pusat (termasuk
penulis) di 9 propinsi di Indonesia. Tujuan pengembangan Panjaraksi adalah
dalam rangka menghilangkan ketergantungan terhadap buku/modul paket A yang
diterbitkan oleh pusat (bersifat top down), dan diperkirakan fungsional oleh
pembuat kebijakan (pemerintah). Dari hasil ujicoba tersebut, ternyata para
pamong belajar, TLD/Penilik dan tutor ternyata mampu membuat bahan belajar yang
berdisain dan berkonteks lokal, sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman belajar
mereka. Dilihat dari sisi bentuk dan biaya, Panjaraksi ini lebih murah dan
sederhana karena tidak selalu harus dicetak dan didistribusikan ke daerah lain yang
belum tentu persoalan, kebutuhan, minat, dan potensinya sama (berkonteks lokal
dan berdisain lokal).
10D |
SISTIM DUKUNGAN#1 Pengembangan Bahan Belajar Panjaraksi |
Tujuan: @ Peserta dapat memahami konsep pengembangan bahan belajar panjaraksi (panduan belajar aksi) dan langkah-langkah penyusunannya. @ Peserta dapat menyusun bahan belajar Panjaraksi yang sesuai dengan permasalahan dan potensi lokal yang ada di masyarakat. |
|
Konsep Pokok: PANJARAKSI (Panduan Belajar Aksi) merupakan bahan belajar yang disusun tutor bersama warga belajar yang berdisain dan berkonteks lokal dengan menggunakan prinsip partisipatif dan memperhatikan masalah yang dihadapi serta memanfaatkan potensi lokal. Sesuai dengan namanya, ciri-ciri PANJARAKSI adalah (1) bersifat panduan dan manual (yang masih bisa berkembang sesuai kebutuhan; (2) menggunakan prinsip-prinsip BDPS; (3) bahan belajar ini dirancang aktif baik dari sisi content/materi; dan (4) bersifat Aksi nyata untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi WB setelah mempelajarinya. |
|
Metodologi: Ceramah, Diskusi dan Praktek (45 menit) Langkah-langkah Kegiatan: 1. Menjelaskan konsep pokok, pengertian, tujuan pengembangan Panjaraksi 2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan Panjaraksi 3. Membagi peserta dalam kelompok kecil untuk praktek menyusun Panjaraksi 4. Presentasi tiap kelompok dan tanya jawab tentang Panjaraksi (kelebihan dan kekurangannya) 5. Kesimpulan dan klarifikasi |
|
Aplikasi di Kelompok Belajar: Diskusi aplikasi di Kejar, dengan mengajukan pertanyaan ”bagaimana penerapan Panjaraksi dalam proses pembelajaran di kelompok belajar?” |
|
Bahan Pelatihan: ü Hand-out: Karakteristik Bahan Belajar Keaksaraan (halaman 247-250) ü Petunjuk Penggunaan Panjaraksi (lihat halaman selanjutnya) ü Buku Pedoman Menyusun Bahan Belajar, Penerbit Grasindo |
Dalam menyusun dan mengembangkan Panjaraksi (Panduan Belajar Aksi), prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, adalah:
1. Dipusatkan pada masalah-masalah nyata
dan yang dihadapi warga belajar dan masyarakat lingkungannya;
2. Disesuaikan dengan tingkat keaksaraan
dan keterampilan keaksaraan WB;
3. Mencakup jenis tema tertentu dan untuk
kelompok tertentu;
4. Dirancang agar dapat mendorong WB untuk
belajar aktif dan mandiri
5. Mengungkapkan/menggambarkan masalah
krusial umum yang dihadapi WB, dan memberikan pemecahan masalah.
6. Memancing warga belajar untuk
mengungkapkan pengalaman dan partisipasi aktif mereka
7. Sederhana, merangsang dan menarik
8. Memungkinkan untuk digunakannya
media-media belajar yang dapat diusahakan kelompok belajar.
9. Disediakan
petunjuk belajar dan penilaian kemajuan warga belajar.
Karakteristik
dan kelebihan Panjaraksi adalah: (1) materi/informasi digali berdasarkan
kemampuan keaksaraan warga belajar dalam satu kelompok belajar; (2) WB tidak
hanya menyalin dan mempelajari, tetapi ikut memikirkan materi CALISTUNG apa
yang dibutuhkan dan aksi/penerapan apa yang dilakukan; (3) Terjadi interaksi/kerjasama antara tutor dan warga
belajar dalam menyusun materi Panjaraksi, (4) Karena sifatnya panduan, maka disediakan pertanyaan kunci
dan adanya unsur penelitian sederhana dengan memunculkan masalah, yang
dibahas/didiskusikan, ditulis dan dibaca serta dilakukan aksi bersama antara
tutor dan warga belajar.
Langkah-langkah Penyusunan Panjaraksi
1. Tutor
perlu melakukan observasi lingkungan dan ngobrol bersama WB untuk
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan strategis;
2. Tutor
melakukan kegiatan analisa bersama WB untuk memahami masalah dengan menggunakan
instrumen belajar BDPS
3.
Tutor
mengidentifikasi dan memilih kegiatan belajar untuk memecahkan masalah
4. WB dan
tutor berdiskusi hasil analisis dan mengidentifikasi strategi/kegiatan untuk
memecahkan masalah;
5. WB
berkerjasama untuk belajar CALISTUNG dan memecahkan masalah;
6. Memikirkan
strategi belajar BDPS: Diskusi, menulis membaca, berhitung, dan adanya aksi
atau penerapan langsung yang dilakukan WB bersama tutor setelah mempelajari
informasi yang ada di Panjaraksi, (bisa per-pokok bahasan, per-sub pokok
bahasan, atau per-bahan belajar)
7. Memikirkan
belajar keterampilan untuk
melaksanakan kegiatan aksi
8. Tutor
menyusun instrumen tes berdasarkan materi yang dikaji di Panjaraksi berupa
instrumen (kerangka tes) yang mengukur ”kemajuan” dan ”perbaikan” kemampuan
CALISTUNG WB dan aksi/penerapan hasil belajarnya.
Karakteristik bahan belajar PANJARAKSI
1. Kerangka pikir, informasi, dan materi
diidentifikasi dan dibuat oleh tutor bersama WB berdasarkan kebutuhan WB,
pengalaman dan potensi yang tersedia.
2. Bersifat ”bottom-up”, konteks lokal,
disain lokal, dan partisipatif.
3. Karena
sifatnya panduan, maka informasi/isi materi akan berkembang sesuai kebutuhan
4. Bentuk bahan belajar berupa:
ü Panduan/manual
yang dapat berkembang (informasi tidak berhenti)
ü Petunjuk dan
instrumen BDPS untuk membantu tutor mengelola KBM dengan lebih sistematis
dengan membantu WB menganalisis pengalaman lebih dalam tentang topik yang
dipilihnya;
ü Bacaan dibuat
oleh tutor bersama WB; dan
ü Adanya
saran-saran aksi nyata yang harus dilakukan WB dalam kehidupan sehari-hari.
ü Evaluasi: berupa pertanyaan kunci yang dapat dikembangkan berdasarkan
kebutuhan yang bertujuan untuk menilai
kemajuan WB (tidak sekedar menjawab pertanyaan).
KONSEP PENGEMBANGAN PANJARAKSI DALAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL (KF)
Susunan saraf tak sadar adalah yang mengatur kegiatan organ-organ tubuh tanpa bergantung kepada kemauan kita (tidak disadari). Misalnya gerakan alat-alat dalam seperti usus, jantung, hati, ginjal dan sebagainya.
Susunan saraf sadar, dibangun oleh saraf pusat dan susunan saraf tepi, susunan saraf pusat terdiri dari otak, sumsum penghubung (medulla oblongata) dan sumsum tulag belakang. Susunan saraf pusat bertugas menerima, mengolah, dan memberikan tanggapan atas impuls yang disampaikan urat saraf dari susunan saraf tepi. Urat saraf adalah gabungan beribu-ribu serabut saraf yang dibungkus oleh jaringan pengikat.
Susunan saraf tepi, terdiri dari urat-urat saraf yang menuju keseluruh tubuh. Disebut saraf tepi karena saraf-sarafnya ke luar dari tepi otak dan dari tepi sepanjang sumsum tulang belakang.
Mengenai susunan saraf selengkapnya, dapat anda lihat pada diagram berikut ini.
Susunan saraf melakukan pengaturan kegiatan tubuh dengan cara mengirimkan impuls. Impuls-impuls saraf dibawa ke dan dari ke seluruh tubuh oleh serabut-serabut saraf (akson dan dendrit) Susunan saraf mempunyai 3 fungsi utama, yaitu :
- Menolong kita untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita. Hal ini dilakukan melalui alat-alat indera, yaitu mata, hidung, telinga, lidah dan kulit. Misalnya kalau kita mencium bau asap, kita tahu ada api di sekitar kita.
- Mengendalikan respon (tanggapan) kita terhadap keadaan sekitar. Kalau kita mencium bau asap, kita bereaksi dengan mencari asap api itu atau berlari menjauhinya.
- Mengendalikan kerja organ-organ tubuh, sehingga semuanya bekerja bersama pada saat yang tepat dengan kecepatan yang tepat, agar tubuh kita sehat.
A. Susunan Saraf Sadar
Seperti tampak dalam diagram, susunan saraf sadar terdiri dari susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat terdiri dari otak, sumsum penghubung dan sumsum tulang belakang. Sedangkan susunan saraf tepi, terdiri dari 12 pasang urat saraf otak yang keluar dari otak dan 31 pasang urat saraf sumsum tulang belakang yang keluar dari sumsum tulang belakang. Sedangkan susunan saraf tepi, terdiri dari 12 pasang urat saraf otak yang keluarg dari otak dan 31 pasang urat saraf sumsum tulang belakang yang keluar dari sumsum tulang belakang.
1. Susunan Saraf Pusat
Susunan saraf pusat terdiri dari otak, sumsum penghubung, dan sumsum tulang belakang. Otak terdiri dari otak besar dan otak kecil.
a. Otak besar (cerebrum)
Otak besar mempunyai dua belahan, yaitu kiri dan belahan kanan. Belahan sebelah kiri melayani tubuh bagian kanan dan belahan sebelah kanan melayani tubuh bagian kiri. Karena itu kalau otak sebelah kiri mendapatkan kerusakan, maka tubuh bagian kanan akan lumpuh atau sebaliknya.
Otak besar dibungkus oleh selaput yang disebut meningens yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu selaput keras, selaput jaring-jaring. dan selaput halus. Kerusakan pada meningens disebut meningitis.
Antara selaput jaring-jaring dan selaput halus terdapat cairan limfe yang melindungi otak darah yang berhubungan langsung dengan permukaan otak yang belipat-lipa,. Permukaan otak yang berlipat-lipat dan berwarna kelabu ini berisi jutaan neuron sedangkan sebelah dalamnya yang berwarna putih dan sangat tebal berisi akson dan dendrit.
Bagian otak kelabu, merupakan pusat dari kegiatan seperti pusat gerak, pembicaraan, pandangan, penglihatan. peraba, berfikir, kecerdasan, serta kehendak dan sebagai macam kegiatan lain.
b. Otak kecil (cerebellum)
Otak kecil terletak di sebelah bawah baian belakang dari otak besar. Otak kecil berfungsi mengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot anggota tubuh.
Tahukah anda, mengapa para petinju dilarang memukul bagian belakang kepala lawannya? Bila seseorang terkena pukulan bagian belakang, maka orang tersebut akan tetap mempunyai kesadaran tetapi tidak mempunyai keseimbangan tubuh, karena itu sulit untuk berdiri tegak. Disamping tangan dan kakinya sulit diarahkan dengan benar.
Belahan kiri dan kanan otak kecil dihubungkan oleh penghubung yang disebut jembatan varol. Seperti otak besar, otak kecil bagian luar juga berwarna kelabu dan sebelah dalamnya berwarna putih.
c. Sumsum penghubung
Sumsum penghubung menghubungkan, otak besar dengan sumsum tulang belakang. Sumsum penghubung, terletak tepat di bawah otak besar dan didepan otak kecil.
Fungsi utama sumsum penghubung adalah mengatur kecepatan pernafasan, denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh.
Bagian dalam sumsum penghubung berisi neoron karena itu berwarna kelabu dan bagian luar berisi akson dan dendrit, karena itu berwarna putih. Jadi kebalikan dari otak.
d. Sumsum Tulang Belakang (Medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas tulang pinggang yang kedua.
Sumsum tulang belakang langsung menghubungkan dengan sumsum penghubung. Ia dilindungi dengan baik oleh tulang belakang.
Pada sumsum tulang belakang terdapat pusat-pusat saraf yang mengatur gerak refleks tubuh. sumsum tulang belakang juga berfungsi mengantakan impuls saraf dari dan ke otak.
Pada sumsum tulang belakang, bagian kelabu yang berisi badan sel saraf terletak di sebelah dalam, sedangkan bagian putih yang berisi kumpulan serabut terletak di sebelah luar.
Sumsum tulang belakang mirip dengan sebuah kabel besar yang berisi kumpulan kawat-kawat telepon yang menghubungkan pusat dengan daerah-daerah di luarnya.
Berita-berita yang berupa rangsang dari luar, disampaikan ke pusat dalam bentuk impuls melalui urat saraf sensorik, sedangkan perintah berupa tanggapan dari pusat ke luar disampaikan melalui urat saraf motorik.
2. Susunan Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri dari 12 pasang urat saraf yang keluar dari otak, dan 31 pasang urat saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Urat-urat saraf ini menghubungkan pusat susunan saraf dengna seluruh tubuh. Rangsangan atau impuls selalu ada di dalam urat-urat saraf. Pusat susunan saraf mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh melalui pesan berupa impuls saraf yang diterima, diolah dan dikirim ke seluruh tubuh.
Setiap pasang urat saraf otak menghubungkan otak dengan alat-alat tubuh tertentu, seperti mata, telinga, hidung, dan yang lainnya. Saraf mata adalah salah satu urat saraf otak yang menghubungkan mata dengan pusat penglihatan.
Urat saraf sumsum tulang belakang keluar dari celah-celah saluran tulang belakang dengan bagian tubuh seperti lengan, tungkai dan otot-otot tubuh.
B. Susunan Saraf Tak Sadar
Susuna saraf tak sadar terdiri dari susuna saraf simpatik dan susunan saraf prasimpatik.
Susunan saraf simpatik terdiri dari 25 pasang simpul-simpul saraf yang disebut ganglion. Ganglion-ganlion ini sambung-menyambung di kiri dan kanan sebelah depan tulang belakang memanjang dari mulai ruas tulang leher yang paling bawah sampai pada tulang ekor. Dari ganglion-ganglion tersebut ke luar urat-urat safar ke paru, jantung, alat-alat pencernaan, ginjal, pembuluh darah dan sebagainya.
Susunan saraf simpatik, berupa jaringan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Pada setiap alat tubuh yang diatur oleh saraf tak sadar, selalu mendapat kedua macam susunan saraf di atas, mereka bekerja sama (sinergis) atau bekerja berlawanan (antagonis). Contohnya rangsangan saraf simpatik pada jantung membuat jantung bekerja cepat, sedangkan rangsangan saraf parasimpatik memperlambat kerja jantung.
C. Gangguan dan Pengaruh Susunan Saraf
Gangguan dapat ditimbulkan jika susunan saraf mengalami kerusakan, kerusakan cacar terjadi karena kecelakaan. Mulanya terjadi benturan pada kepala yang mengakibatkan geger otak atau kerusakan pada sumsum tulang belakang.
Kerusakan pada pusat gerak dapat menimbulkan kelumpuhan. Kelumpuhan dapat terjadi karena penyakit Polio yang menyerang saraf pada tulang belakang.
Alkohol selain merusak sel-sel hati juga berpengaruh buruk terhadap susunan saraf. Alkohol diserap darah dan ikut beredar ke seluruh tubuh kemudian sampai ke otak. Selain alkohol, nikotin yang terdapat dalam rokok atau kafein yang terdapat dalam kopi merupakan zat yang berpengaruh buruk terhadap susunan saraf.
Alkohol, nikotin, dan kafein dan narkotika dapat menimbulkan ketergantungan pada tubuh. Sehingga orang sering pusing jika tidak minum kopi, mulut asam tidak bisa konsentrasi jika tidak merokok, atau kejang-kejang jika tidak mendapatkan narkotika.
Rangkuman;
Pengaturan dan pengendalian kegiatan tubuh pada manusia dan hewan dilakukan oleh dua sistem yang berbeda namun saling berkaitan, yaitu sistem saraf dan sistem endoktrin.
Sistem saraf merupakan suatu sistem yang bereaksi cepat. Sela yang khusus yaitu neuron menghantarkan impuls elektronik dari suatu bagian tubuh ke bagian yang lain. Neuron atau sel saraf dibangun oleh badan sel, inti sel dan serabut-serabut saraf. Serabut saraf dibedakan menjadi dua macam yaitu dendrit dan akson. Dendrit merupakan serabut pendek yang meneruskan impuls menuju badan sel saraf. Sedangkan akson merupakan sebuah serabut panjang yang menghantarkan impuls dari badan sel menuju dendrit neuron berikutnya.
Refleks adalah pergerakan yang timbul secara tiba-tiba tanpa disadari dan tanpa dapat dicegah, yang merupakan tanggapan terhadap suatu rangsangan.
Susunan saraf terdiri dari susunan saraf sadar dan tidak sadar. Susunan saraf sadar dibangun oleh susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf tak sadar terdiri atas susunan saraf simpatik dan parasimpatik. Susunan saraf simpatik dengan parasimpatik bisa bekerja sinergis atau antagonis.
Referensi:
Andrew, Wiliam A. et.al, Biological Science an Indtroduction Study. Prentice Hal Canada Inc. Ontario, 1980
Andrew, Wiliam A. et.al, Discovering Biological Science. Prentice Hal Canada Inc. Ontario, 1983
Arm, Karena and Pamela S. Camp. Biology a Journey into Life. Sunders College Publishing, Chicago, 1988.
Audersirk, Gerald and Teresa Audisirk. Biologi Life an Earth. Mac Millan Publishing Companya, London, 1989.
Baker, Jeffrey and Geraland E. Allen, The Study of Biology. Addison Wesley Publishing Company, Sydney, 1982
Baret, James M. et.al. Biologi. Prentice Hall, Englewood Cliffs, 1986
Campbell, Neil A. Biology. The Benyamin Inc. Sydney, 1987.
Kimball, John. W., Biology. Addison Wesley Publishing Company. London. 1983
McLaren, James E and Rotundo. Health Biologi. DC. Health and Company. Toronto. 1985
Ward, Jack A and Howard R. Hetzel, Biology Today and Tomorrow. West Publishing Company, New York, 1984
Wolfe, Stephen L and G. Taylor Miller Jr. Biology The Foundation. Wardsworty Publishing Company Inc. Caliponia, 1983.
MENGENAL SUSUNAN SARAF MANUSIA
Dari modul sebelumnya kita sudah mengetahui, gerak terjadi karena tubuh kita mempunyai rangka sebagai alat gerak pasif dan otot alat gerak aktif. Tetapi benarkah demikian?
Kita ambil contoh orang mati, orang mati tidak dapat menggerakan anggota tubuhnya padahal orang mati masih mempunyai tulang (rangka) dan otot. Jadi apa sebenarnya yang menyebabkan suatu gerakan dapat terjadi.
Suatu gerakan dapat terlaksana dengan baik jika setiap sel suatu organisme bereaksi secara selaras terhadap stimulus yang datang. Misalnya dalam hal berjalan, serabut otot tertentu harus berkonsentrasi, sementara yang lainnya mengendur. Tubuh harus memberikan bahan bakar untuk otot, paru-paru harus menyediakan oksigen tambahan dan secara bersamaan mengambil karbondioksida yang jumlahnya meningkat, mata harus melihat jalan yang akan dilalui.
Dengan perkataan lain, agar seluruh tubuh kita dapat melakukan gerakan yang selaras, maka sistem organ, jaringan dan sel memerlukan suatu bentuk komunikasi internal ini.
Pada hewan dan manusia, sistem komunikasi internal ini dikendalikan oleh dua sistem berbeda namun saling berkaitan. Salah satu diantaranya adalah sistem saraf. Sistem saraf merupakan suatu sistem yang beraksi amat cepat. Sel yang khusus yaitu neuron menghantarkan impuls dari suatu bagian tubuh ke bagian yang lainnya. Impuls ini melaksanakan komunikasi antar bagian dengan cepat dan terlokalisasi. Sistem saraf akan menjadi fokus kajian kita dalam kegiatan ini.
Sistem komunikasi yang kedua adalah sistem endoktrin. Sistem endoktrin akan melepaskan hormon dalam mekanisme aksinya. Sistem komunikasi yang kedua akan menjadi fokus kajian pada kegiatan berikutnya.
Tumbuhan berbeda dengan hewan karena tidak mempunyai sistem saraf, karena itu respon yang cdpat dalam dunia tumbuhan tertentu seperti sikejut.
Struktur dan fungsi sel saraf
Urat saraf merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel saraf yang sama bentuk dan fungsinya, seperti halnya jaringan tulang, jaringan otot dan jaringan yang lainnya.
Sel saraf disebut neuron dan terdiri dari badan sel, inti sel, dan serabut-serabut saraf. Inti terletak pada bagian sel. Serabut saraf dibedakan menjadi 2 macam yaitu dendrit dan akson (neurit).
Nerit mengandung benang-benang halus yang disebut nerofibril. Nerit dengan nerofibril ini seperti sebuah kabel listrik yang fungsinya menghantarkan gelombang arus listrik.
Bila ada rangsang menyentuh ujung dendrit, maka terjadilah gelombang arus yang menjalar sampai ke ujung nerit. Gelombang arus listrik inilah yang disebut impuls. Jadi bukan rangsangannya yang menjalar tetapi impulsnya.
Serabut saraf terdiri atas neuron yang sambung-menyambung. Ujung nerit dari nouron yang satu bertemu dengan ujung dendrit dari neuron berikutnya untuk menyebarangkan impuls. Tempat bertemunya ujung nerit dengan ujung dendrit disebut sinapsis. Serabut saraf ada yang panjangnya mencapai 1 m, misalnya sebabut yang terentang dari sumsum tulang belakang sampai ke jari kaki.
Berdasarkan fungsinya sel saraf dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
- Saraf sensorik (sense = indera) yang membawa impuls dari panca indra dan meneruskannya ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
- Saraf penghubung, yang menghubungkan saraf sensorik, dengan saraf motorik atau sel saraf yang satu dengan saraf yang lain. Saraf penghubung umumnya terdapat pada sumsum tulang belakang dan otak.
- Saraf motorik (motor = penggerak), yang meneruskan impuls dari otak dan sumsum tulang belakang ke otot atau kelenjar-kelenjar. Sel saraf motorik disebut saraf penggerak.
Bila alat indera menerima rangsang, misalnya berupa cahaya panas, bunyi, atau rabaan, maka alat indera akan mengirimkan impuls saraf, Impuls ini dibawa oleh saraf sesorik ke otak dan sumsum tulang belakang. Di dalam otak dan sumsum tulang belakang impuls diolah. Kemudian diteruskan oleh sel saraf penghubung ke saraf motorik. Selanjutnya saraf motorik membawa impuls itu ke otot dan kelenjar. Otot dan kelenjar lalu memberikan reaksi terhadap rangsang tersebut.
Gerak Refleks
Mungkin anda pernah merasakan, pada saat sedang berjalan tiba-tiba ada duri yang terinjak. Apa yang terjadi selanjutnya? Secara sepontan kita akan menarik kaku buka. Demikian pula kalau kita menyentuh api atau arus listrik. Maka anggota tubuh kita akan memberikan reaksi yang spontan. Peristiwa ini merupakan contoh gerak refleks.
Refleks adalah gerakan yang timbul secara tiba-tiba, tanpa disadari dan tanpa dapat dicegah, yang merupakan tanggapan terhadap suatu rangsang yang datang tiba-tiba. Bedanya dengan gerak biasa, kalau gerakan biasa terjadi setelah impuls sampai di otak dan otak memberi perintah melalui saraf motorik. Jadi gerakannya dapat disadari sebelumnya.
Gerakan refleks terjadi tanpa disadari lebih dulu. Setelah gerakan terjadi, baru kita menyadari apa yang terjadi, karena impuls telah sampai ke otak dan otak menterjemahkannya.
Gerak biasa : Menyadari dulu baru ada gerakan
Gerak refleks : terjadi gerakan dulu baru menyadari
Dalam bentuk skema, kedua gerakan tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Gerak biasa : rangsang -- Saraf sensorik -- otak dan sumsum tulang belakang (impuls diolah) -- saraf penghubung -- saraf motorik -- gerak.
Gerak reflek : Rangsang --saraf sensorik -- sumsum tulang belakang (tanpa diolah dulu) -- saraf penghubung -- saraf motorik -- gerak.
Kegunaan utama dari gerak refleks, adalah untuk menyeleamatkan tubuh dari kerusakan yang sangat fatal. Gerak, refleks dapat pula terjadi sangat kompleks, dimana beberapa urat saraf sekaligus mendapat perintah sehingga terjadi reaksi yang beragam.
Contohnya, apabila kita secara tiba-tiba melihat bola melayang ke arah kita, bukan saja kita menangkis bola yang datang dengan tangan tetapi juga menggeser posisi tubuh bahkan melangkahkan kaku untuk lari jauh.
Sebagai latihan, coba kalian lakukan kegiatan berikut :
- Suruh teman anda duduk dengan posisi kaki menggantung
- Tutup matanya supaya tidak dapat melihat
- Ketoklah salah satu tempurung dengan menggunakan benda keras dan licin supaya tidak menyebabkan luka
Selanjutnya silakan para warga belajar dan siswa baca tentang Susunan Saraf berikut ini di sini !!