Home » All posts
Visiuniversal---Para siswa dan peserta didik sekalian, dalam pembahasan kali ini terkait dengan kegiatan pembelajaran IPA yang membahas tentang anatomi manusia. Kita harus memahami tentang Otak kita agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan otak tersebut. Berikut di bawah ini akan kita bahasa secara umum tentang otak manusia;
A. Pengenalan Otak
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350 cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Berat otak manusia pada umum nya hanya seberat 1,5 KG. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh manusia, otak mengatur dan mengordinasikan sebagian besar gerakan, prilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh, dan suhu tubuh.
Selain itu, Otak adalah sebuah organ tubuh yang mengalami proses evolusi yang paling dahsyat dan sempurna dalam sejarah perkembangan manusia. Ada yang bilang otak manusia sama dengan komputer atau sesungguhnya lebih canggih dari sekedar komputer. perbedaan nya, kalau kinerja komputer dapat diuraikan secara logika, tapi tidak untuk otak.
B. Bagian-bagian dalam Otak
1. Otak Besar
Otak besar atau cerebrum adalah bagian depan yang paling menonjol dari otak depan, Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan dan sebaliknya.
2. Otak Tengah
Otak tengah adalah bagian otak yang mempunyai struktur tektum, terdiri dari 2 pasang colliculi yang disebut corpora quadrigemina. Inferior colliculi, terlibat pada proses pendengaran. Sementara itu, superior colliculi, berperan sebagai awal proses visual dan pengendalian gerakan mata.
3. Otak Belakang
Otak belakang meliputi jembatan Varol, sumsum lanjutan, dan otak kecil. Ketiga bagian ini membentuk batang otak. Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil.
4. Otak Kecil
Otak kecil mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.
C. Fungsi Otak
Fungsi otak dibagi menjadi dua bagian, yaitu otak bagian kiri yang berfungsi bekerja secara logika dan otak bagian kanan yang berfungsi bekerja dengan imajinasi. Dalam arti lain belahan otak kiri berfungsi untuk matematika, bahasa verbal, membaca, menulis, logika, urutan, sistematis, dan analisis.
Sementara itu belahan otak kanan berfungsi untuk kreativitas, konseptual, inovasi,gagasan, analogis, imajinasi, mengkhayal, warna, gambar, musik, melodi, dan irama.
D. Seberapa Besar Manusia Menggunakan Kapasitas Otak?
Kapasitas dari potensi pikiran sadar manusia hanya sebesar 12% dari otak nya, Sedangkan manusia rata-rata hanya menggunakan kapasitas otak sadar kurang dari 4%. Seorang yang jenius dapat mengoptimalkan cara kerja otak sadar nya sebesar 5-6% dari kapasitas otak sadar manusia pada umumnya yaitu, 12%.
Manusia di dunia ini yang dapat menggunakan kapasitas otaknya sebesar 5-6% hanya kurang dari 100 manusia, jenis orang seperti demikian tidaklah banyak. Salah satunya adalah Albert Einstein.
Baca juga4 Bagian penting Otak Manusia di sini !!
Demikian tentang otak manusia dan bagian-bagiannya secara umum, semoga bermanfaat. terimakasih.

MENGENAL DAN MEMAHAMI OTAK MANUSIA SECARA UMUM
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
February 28, 2009
Lanjutan Makalah PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK NONFORMAL DALAM MEMENUHI TUNTUTAN PROFESIONAL 1 Lihat di sini !!
B. KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI GURU DALAM MEMENUHI TUNTUTAN
PROFESIONAL
Kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Perilaku yang rasional merupakan wujud dari kemampuan seseorang. Berarti orang yang memiliki suatu kemampuan adalah benar-benar orang yang mempunyai keahlian dibidangnya, atau dikenal dengan istilah profesional.
Untuk memenuhi tuntutan profesional ini guru sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa memiliki peranan penting dalam menentukan arah dan tujuan dari suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan sejumlah proses pembelajaran, antara lain: 1) kemampuan menguasai bahan ajar, 2) kemampuan dalam mengelola kelas, 3) kemampuan dalam menggunakan metode, media, dan sumber belajar, dan 4) kemampuan melakukan penilaian baik proses maupun hasil. Kemampuan guru ini dalam upaya mencapai prinsip belajar yang telah dicanangkan oleh UNESCO sebagai empat pilar belajar yaitu larning to know, learning to do, learning to be, learning to live together
Sebagaimana yang dikutip oleh Dedi Supriadi dalam jurnal Manajemen Pendidikan (Educational leadership edisi Maret 1993) memaparkan bahwa untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal: pertama, guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan/materi pelajaran yang akan diajarkan serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau belajar siswa melali berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai ters hasil belajar. Keempat, guru mampu berpikir sistematis tentan apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus ada selalu waktu untuk guru melakukan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa. Kelima, guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Disamping itu, guru hendaknya juga memiliki kemampuan dalam memberikan motivasi. Prinsip motivasi agar peserta didik senang berada dalam lingkungan belajar, sehingga terbangun kondisi psikis kemampuan diri yang membawa kepada kepuasan belajar dan mengacu pada percaya diri, untuk menjadi mandiri dan secara bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sendiri. Hal ini menunjukan bahwa belajar dan pembelajaran perlu bermakna bagi peserta didik.
C. PENUTUP
Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan diskusi dan kajian tentang tenaga pendidik nonformal, dan memberikan wawasan pengetahuan dalam meningkatkan profesional tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan nonformal (PTK-PNF) selaku guru pada pendidikan luar sekolah dan pendidikan nonformal.

MAKALAH : MAKALAH : PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK NONFORMAL DALAM MEMENUHI TUNTUTAN PROFESIONAL 2 (Lanjutan)
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
February 28, 2009
PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK NONFORMAL DALAM MEMENUHI TUNTUTAN PROFESIONAL
Oleh : Akhmad Solihin*
A. PENDAHULUAN
Dalam pasal 31 Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Namun demikian, dalam perjalanan negara Republik Indonesia mulai sejak proklamasi kemerdekaan, pemerintah masih belum sepenuhnya sanggup memenuhi kewajibannya dalam hal penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut sempat disinggung pula oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dipusatkan di Sekolah Luar Biasa A tingkat Pembina Nasional dikawasan Lebak Bulus Jakarta Selatan, 2 Mei 2005.
Menurutnya, karena masih jauh dari apa yang dicita-citakan maka dalam banyak hal bangsa Indonesia masih tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, untuk mengejar ketertinggalan itu perlu adanya sistem pendidikan nasional yang terencana, sistematis, menyeluruh, dan dilaksanakan secara berkelanjutan.
Tenaga Pendidik Nonformal salah satu faktor utama dalam pendidikan yang sangat berpengaruh dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Tenaga Pendidik perlu ditingkatkan mutunya. Peningkatan mutu guru harus terfokus pada dua hal. Pertama, peningkatan martabat guru, secara sosial budaya dan ekonomi. Sampai detik ini profesi tenaga pendidik nonformal masih menjadi profesi yang kurang menyenangkan dalam kehidupan masyarakat. Dimata pemerintahpun seolah masih dinomor duakan, karena kurang memahami pentingnya kedudukan tenaga pendidik nonformal yang sebenarnya juga adalah profesi keguruan dan dianggap sebagai guru seperti pendidikan formal. Sama seperti halnya guru pendidikan formal, status Umar Bakri ini secara sosial budaya masih menempati kelas ke sekian dibandingkan profesi-profesi yang lainnya yang juga setingkat sarjana. Padahal, secara tidak sadar akan seperti apakah bangsa ini kedepan akan sangat ditentukan oleh kualitas guru. Semakin tinggi tingkat penghargaan yang diberikan kepada guru, maka akan semakin tinggi pula pengabdian dan dedikasi guru terhadap profesinya.
Guru tidak hanya dihibur dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasa yang sangat identik dengan keprihatinan. Yang dibutuhkan saat ini adalah tindakan nyata dari pemerintah yang tidak terhenti pada lahirnya sebuah kebijakan baru yang tidak terimplementasikan.
Kekhawatiran muncul ketika pemerintah tidak melakukan usaha yang serius terhadap peningkatan martabat dan derajat guru, maka akan menurun pula minat dan niatan bagi mereka yang tergolong cerdas atau pandai untuk mengambil studi di perguruan tinggi atau jurusan-jurusan yang mencetak guru. Dalam bahasa yang lebih lugas mereka tidak mau menjadi guru karena penghargaan terhadap profesi guru secara ekonomi tergolong kecil. Jika pemikiran dan opini ini menjadi langgeng dalam masyarakat, maka jangan heran jika pada gilirannya yang mau menjadi guru adalah orang-orang yang kurang cerdas karena orang-orang cerdas lebih memilih profesi lain yang menurut opini masyarakat cukup menjanjikan. Bahkan, mungkin orang-orang tak terlalu cerdas pun tak berminat menjadi guru. Membuktikan kenyataan ini bukanlah pekerjaan yang sulit. Kita cukup menanyakan hal ini kepada siswa-siswa SMA khususnya yang bersekolah di sekolah unggulan, jarang sekali diantara mereka yang memilih perguruan tinggi yang melahirkan guru.
Kondisi inilah yang patut disayangkan. Memang, meningkatkan martabat guru bukanlah pekerjaan yang sederhana, akan tetapi dengan usaha yang serius harapan tersebut akan tercapai. Tidak mungkin pendidikan di suatu negara menjadi baik tanpa guru-guru yang berkualitas dan tidak mungkin suatu negara maju tanpa pendidikan yang berkualitas.
Kedua, Peningkatan profesionalisme guru, melalui program terintegrasi, holistik, sesuai dengan hasil pemetaan guru yang jelas, dan penguasaan guru terhadap teknologi informasi dan metode mutakhir pembelajaran. Dengan demikian, maka pemikiran bahwa guru indentik dengan kapur, papan tulis, satpel dan buku sumber akan berubah karena guru akan sama dengan sarjana teknik atau komputer yang mahir menggunakan teknologi mutakhir.
Ada banyak cara untuk memberdayakan para guru pada zaman serba digital yang penuh informasi seperti dewasa ini. Misalnya, gaji ditingkatkan dan kesejahteraan diberikan berlipat-lipat ketimbang sebelumnya. Tentu, peningkatan gaji dan kesejahteraan akan menolong para guru. Sebab, apabila masalah ini tidak juga diperdulikan, memberdayakan guru dengan cara lain, meskipun ampuh, tetap saja bagaikan mendirikan ruma pasir.
Mengingat guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, maka salah satu upaya efektif di zaman yang serba berubah dewasa ini, guru perlu merubah peran dirinya dari peran destroyer menjadi peran facilitator siswa dalam belajar. Peran facilitator ini dicirikan dengan disediakannya peluang seluas-luasnya bagi setiap anak untuk mengembangkan gagasannya secara kreatif supaya anak selalu aktif menyempurnakan gagasan miskonsepsi sambil membangun pengetahuan yang lebih ilmiah. Bersamaan dengan ini, guru senantiasa melatih anak untuk memiliki keterampilan dan sikap tertentu agar dirinya mampu dan mau belajar sepanjang hayat. Kalau ini berhasil, lulusan sekolah kan selalu belajar dan menjadikan lingkungannya sebagai sekoal alam tempat dirinya belajar sepanjang hayat.
B. KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI GURU DALAM MEMENUHI TUNTUTAN
PROFESIONAL
Kedua, Peningkatan profesionalisme guru, melalui program terintegrasi, holistik, sesuai dengan hasil pemetaan guru yang jelas, dan penguasaan guru terhadap teknologi informasi dan metode mutakhir pembelajaran. Dengan demikian, maka pemikiran bahwa guru indentik dengan kapur, papan tulis, satpel dan buku sumber akan berubah karena guru akan sama dengan sarjana teknik atau komputer yang mahir menggunakan teknologi mutakhir.
Ada banyak cara untuk memberdayakan para guru pada zaman serba digital yang penuh informasi seperti dewasa ini. Misalnya, gaji ditingkatkan dan kesejahteraan diberikan berlipat-lipat ketimbang sebelumnya. Tentu, peningkatan gaji dan kesejahteraan akan menolong para guru. Sebab, apabila masalah ini tidak juga diperdulikan, memberdayakan guru dengan cara lain, meskipun ampuh, tetap saja bagaikan mendirikan ruma pasir.
Mengingat guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, maka salah satu upaya efektif di zaman yang serba berubah dewasa ini, guru perlu merubah peran dirinya dari peran destroyer menjadi peran facilitator siswa dalam belajar. Peran facilitator ini dicirikan dengan disediakannya peluang seluas-luasnya bagi setiap anak untuk mengembangkan gagasannya secara kreatif supaya anak selalu aktif menyempurnakan gagasan miskonsepsi sambil membangun pengetahuan yang lebih ilmiah. Bersamaan dengan ini, guru senantiasa melatih anak untuk memiliki keterampilan dan sikap tertentu agar dirinya mampu dan mau belajar sepanjang hayat. Kalau ini berhasil, lulusan sekolah kan selalu belajar dan menjadikan lingkungannya sebagai sekoal alam tempat dirinya belajar sepanjang hayat.
B. KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI GURU DALAM MEMENUHI TUNTUTAN
PROFESIONAL

MAKALAH : PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK NONFORMAL DALAM MEMENUHI TUNTUTAN PROFESIONAL
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
January 28, 2009