Home » Archives for 2009
Visiuniversal----Kehadiran Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dapat dipandang sebagai tonggak penting untuk menuju pendidikan nasional yang terstandarkan. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dikatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan lingkup terdiri 8 standar, yaitu: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan; dan (8) standar penilaian pendidikan.
Dilihat dari fungsi dan tujuannya, Standar Nasional Pendidikan memiliki fungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu, dan bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Dalam Peraturan Pemerintah ini terdapat pasal-pasal yang mengamanatkan perlunya dibuat Peraturan Menteri sebagai penjabaran lebih lanjut dari delapan standar pendidikan dimaksud. Hingga akhir tahun 2009 pemerintah melalui Mendiknas (era kepemimpinan Bambang Sudibyo) telah berhasil menerbitkan sejumlah PERMENDIKNAS yang dijadikan sebagai payung hukum bagi penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan sebagai Sistem
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses dan unsur hasil luaran. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tertentu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang.
Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan dalam bentuk model dasar input-output berikut ini. Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan berperan dalam proses pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan hidup menjadi sumber masukan pendidikan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pendidikan diantaranya: filsafat negara, agama, sosial, kebudayaan, ekonomi, politik, dan demografi. Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem pendidikan. Jadi, pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan tertenun di dalam supra sistemnya yang terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berarti membangun suatu lembaga pendidikan baru atau memperbaiki lembaga pendidikan lama, tidak dapat memisahkan diri dari supra sistem tersebut.
Standar Nasional Pendidikan
SNP merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan harus dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
1. Standar Kompetensi Kelulusan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
2. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum yang berlaku disekolah, dan kalender pendidikan atau akademik.
3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
- Kompetensi pedagogik;
- Kompetensi kepribadian;
- Kompetensi profesional; dan
- Kompetensi sosial.
4. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
6. Standar Pembiayaan
Pembiayaan pendidikan terdiri atas:
Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
7. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Standar Pengelolaan terdiri atas:
- Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.
- Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
- Standar pengelolaan oleh Pemerintah
8. Standar Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kaitannya:
Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan nasional, diperlukan suatu acuan dasar oleh setiap penyelenggara dan satuan pendidikan, yang antara lain meliputi kriteria dan kriteria minimal berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan yang kaitannya dengan standar nasional pendidikan. Dalam kaitan ini, kriteria dan kriteria penyelenggaraan pendidikan dijadikan pedoman untuk mewujudkan:
- Pendidikan yang berisi muatan yang seimbang dan holistik
- Proses pembelajaran yang demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis
- Hasil pendidikan yang bermutu dan terukur
- Perkembangnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
- Tersedianya sarana dan prasarana belajar yang memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik secara optimal
- Berkembangnya pengelolaan pendidikan yang memberdayakan satuan pendidikan
- Terlaksananya evaluasi, akreditasi dan sertifikasi yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Acuan dasar tersebut di atas merupakan standar nasional pendidikan yang dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Selain itu, standar nasional pendidikan juga dimaksudkan sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan memuat kriteria minimal tentang komponen pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Standar nasional pendidikan tinggi diatur seminimal mungkin untuk memberikan keleluasaan kepada masing-masing satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dalam mengembangkan mutu layanan pendidikannya sesuai dengan program studi dan keahlian dalam kerangka otonomi perguruan tinggi. Jadi pendidikan sebagai sistem atau sistem pendidikan itu sangat berkaitan erat dengan 8 standar nasional pendidikan. Pendidikan nasional bertujuan untuk bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pemerintah mengadakan sistem pendidikan nasional dengan menetapkan beberapa standar nasional pendidikan yang mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Sumber:
HUBUNGAN PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM DENGAN 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
October 28, 2009
Visiuniversal-----Sehabis berolahraga, banyak cairan keluar dari tubuh, karena itu kita perlu mengkonsumsi cairan pengganti. Nah yang paling baik untuk tubuh adalah air putih yang bersih dan sehat. Mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup setiap hari, terutama setelah selesai berolahraga seperti ini sangat bagus sekali.
Pembahasan tentang pendidikan jasmani dan kesehatan - visiuniversal - kali ini adalah pentingnya air putih bagi kesehatan. Dari berbagai penelitian kesehatan diketahui bahwa air putih yang dikonsumsi dengan benar dan dengan metode tertentu dapat mengatasi berbagai penyakit.
Seperti kita ketahui bersama, sekitar 65% dari tubuh kita terdiri atas air. Seluruh sistem dalam tubuh, mulai dari sistem kardiovaskular, respiratori dan digestif bergantung pada air. Air membawa zat-zat nutrisi ke sel, menjaga kelembapan membran, membuang racun dan sampah metabolisme melalui urin dan keringat. Singkatnya, air memanglah ramuan kesehatan yang paling efektif untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.
Pakar pengobatan dengan air Dr. F. Batmanghelidi yang pernah menulis buku Your Body's Many Cries for Water mengatakan, mulut yang kering adalah tanda bahwa tubuh anda kekurangan air. Dehidrasi akan menimbulkan sinyal rasa sakit pada tubuh. Bila tidak ditangani dengan baik, bukan tidak mungkin akan memicu gangguan kesehatan seperti asma, arthritis, hipertensi, angina, lupus dan multiple sclerosis.
Dr. F. Batmanghelidi atau sering dipanggil Dr.B dalam bukunya Water: For Health, for Healing, for life: You Are Not Sick You're Thirsty, mengatakan berbagai manfaat air sebagai berikut :
Mengatasi sakit sendi Rheumatoid dan arthritis
Persendian yang sakit adalah salah satu tanda kekurangan air. Ini bisa menimpa siapa saja, tua atau muda. Penggunaan pereda nyeri tidak akan mengatasi masalah. Cukupi asupan air dan sedikit garam, dapat memperbaiki kondisi ini.
Mencegah kolesterol serangan jantung dan stroke
Dr. B mengaku pernah membantu seorang yang mengalami penyumbatan di pembuluh koroner dengan anjuran mengonsumsi 2 gelas air setengah jam sebelum makan. Ditambah jalan kaki satu jam di pagi haridan satu jam di malam hari. Tiga bulan kemudian penyumbatan itu berhasil dihilangkan. Ini berarti air yang cukup dapat membantu mencegah kolesterol, sekaligus menjaga kesehatan jantung dan mencegah stroke.
Mencegah kerusakan otak
Jika dibiarkan dehidrasi dapat mengakibatkan kerusakan di pembuluh darah keotak, sehingga mengakibatkan perdarahan dan plak, yang pada dasarnya menjadi penyebab dari gangguan saraf seperti multiple sclerosis, Parkinson dan Alzheimer. Minum air yang cukup bisa membantu mencegah kerusakan jaringan otak.
Mencegah Osteoporosis
Formasi tulang yang kuat berkaitan dengan tercukupinya asupan air setiap hari. Dr. B meyakini bahwa dehidrasi ikut bertanggung jawab terhadap meluruhnya kalsium dari tulang setelah kita menua.
Mencegah Kanker
Air menormalkan sistem produksi darah di tubuh yang dapat membantu mencegah berbagai jenis kanker.
Berapa Gelas Air Putih Setiap Hari
Banyak orang yang bertanya-tanya, sebenarnya berapa gelas sehari sich? yang bagus untuk dikunsumsi. Pertanyaan sederhana tetapi sebenarya cukup rumit dijawab jika terkait masalah kesehatan tubuh. Berbagai studi penelitian sendiri menghasilkan jawaban yang beragam. Tetapi yang menarik diungkapkan bahwa kebutuhan akan asupan air putih sebenarnya tidak bisa dipato secara merata, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut berbagai cara untuk menentukan kebutuhan air untuk tubuh kita.
1. Gantikan segera cairan yang keluar dari tubuh.
Rata-rata seorang dewasa setiap hari mengeluarkan 1,5 liter air (sekitar 6,3 gelas) per hari. Saat bernapas, berkeringat dan melalui gerakan usus pencernaan. Kita akan kehilangan sekitar 4 gelas air. Dari makan, tubuh biasanya kan mendapat 20% asupan air. Jadi bila kita minum sekitar 2 liter (sedikit lebih banyak dari 8 gelas air) bersama dengan makan sehat yang disantap, cairan yang hilang sudah tergantikan.
2. Rekomendasi Diet
Teh Institute af Medicine-USA, menganjurkan pria rata-rata mengonsumsi sekitar 3 liter (kurang lebih 13 gelas) total cairan perhari, sedangkan wanita 2,2 liter (sekitar 9 gelas) total cairan perhari.
3. Membaca Air Seni
Bagaimana caranya untuk mengetahui kita cukup minum atau belum? Heidi Skolnik, seorang nutrionis dari Women's Sport Medicine Centre di Hospital for Special Surgery New York menganjurkan untuk memeriksa air seni Anda. Bila air seni berwarna seperti jus apel dan pekat, itu artinya kita mengalami kekurangan minum alias kurang cairan. Tapi bila warnanya seperti air lemon bening atau jernih berarti asupan air untuk tubuh kita sudah cukup.
Cera umum kita juga bisa menyesuaikan jumlah asupan air, bergantung pada tingkat aktivitas, kondisi kesehatan, dan iklim tempat kita bekerja atau bermukim, serta kondisi bagi ibu ham*il atau menyus*ui.
Berolahraga
Bila kita melakukan aktivitas atau olahraga yang membuat berkeringat, maka kita harus menambah takaran air minum. Untuk olahraga sedang sekitar 400-600 mililiter (sekitar 1,5-2,5 cangkir) saja sudah cukup. Tapi bila kita melakukan latihan intensif lebih dari sejam, misalnya lari maraton, jatah tambahannya sudah pasti lebih banyak dan tentu bergantung pada durasi, intensitas dan tipe latihannya.
Lingkungan
Cuaca yang panas atau lembab dapat membuat anda berkeringat sehingga memerlukan tambahan cairan. Anda yang bermukim di tempat dengan ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut biasanya akan lebih sering buang air kecil dan bernapas lebih cepat, sehingga perlu lebih banyak asupan cairan.
Sakit atau Masalah Kondisi Kesehatan
Saat demam, muntah atau mengalami diare, tubuh akan mengalami banyak kehilangan cairan. Saat itulah kita harus minum lebih banyak air. Kita juga harus mengkonsumsi banyak air bila mengalami infeksi kandung kemih atau saluran uretra. Sebaliknya, bila mengalami gangguan jantung dan beberapa penyakit ginjal atau liver, konsultasikan ke dokter soal konmsumsi air yang biasanya dibatasi.
Hamil atau menyusui
Wanita yang sedang mengandung atau menyusui memerlukan tambahan cairan agar tidak mengalami dehidrasi. The Institute of Medicine menganjurkan wanita hamil minum 2,3 liter (sekitar 10 gelas) cairan setiap hari dan wanita yang menyusui mengonsumsi 3,1 liter (sekitar 13 gelas) cairan setiap hari.
Demikianlah tentang mengatasi berbagai macam penyakit dengan banyak mengkonsumsi air putih. Semoga bermanfaat. Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini.
CARA MENGATASI BERBAGAI PENYAKIT DENGAN MENGKONSUMSI AIR PUTIH
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
September 28, 2009
Visiuniversal----Secara umum masyarakat tradisional di Indonesia, dalam beradaptasi dengan lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya menggunakan pengetahuan yang diterima dari pendahulu atau nenek moyang mereka. Pengetahuan tradisional yang dimiliki masyarakat, terutama di pedesaan banyak yang berisi makna luas terhadap pemeliharaan lingkungan hidup. Cara-cara menangani, menata dan pelestarian lingkungan secara tradisional itu disebut sebagai kearifan lokal.
Kemampuan beradaptasi manusia kemudian dapat menciptakan dan sekaligus mengembangkan cara mengatasi lingkungannya. Hasil pemahaman dan pengalaman tersebut baik berupa keberhasilan maupun kegagalan, secara langsung dapat diketahui faktor-faktor pendukung dan faktor penghambat sebagai dampak tindakan yang dilakukan. Atas dasar pengetahuan inilah akhirnya manusia berusaha mengabstraksikan pengalamannya, dan memasyarkatkan cara-cara yang paling tepat dalam mengatasi keserasian lingkungan.
Keunggulan berfikir secara metaforik yang ada pada manusia melahirkan pengetahuan berupa simbol-simbol budaya yang bermakna. Tanpa mengenal simbol yang telah tersosialisasikan, mansusia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan masyarakat lainnya. Sebagaimana diyakini kegiatan yang dilakukan sehari-hari tidak hanya sekedar bertahan hidup, sehingga kemampuan adaptasi harus diserasikan dengan kemampuan super organikm, yaitu kebudayaannya.
Keberadaan suatu simbol budaya membuat manusia mampu menyampaikan pengalamannya, baik secara nyata maupun tersembunyi kepada sesamanya untuk satu generasi yang sama atau pada generasi dan tempat yang berbeda. Melalui simbol yang dipahami bersama manusia tidak perlu lagi mengulangi pengalaman orang lain untuk mengetahui dan memahami akibat dari sikap dan tindakannya. Berdasarkan itu pula manusia mampu menghimpun pengetahuan dan pengalaman sambil memilih sikap dan tindakan yang paling menguntungkan dalam beradaptasi terhadap lingkungannya.
Pada masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan, penataan lingkungan yang harmonis memang terkait juga dengan kearifan lokal yang dimilikinya. Harmonisasi lingkungan sangat ditunjang oleh berbagai aspek kehidupan, tidak terbatas pada lingkungan alamiah saja, tetapi terkait pula dengan lingkungan yang telah dibentuk oleh masyarakat Banjar dewasa ini sendiri.
Sekarang terlihat kenyataan penataan lingkungan yang hanya disiasati menurut kemauan dan kemampuan teknologi telah mewujudkan gejala memburuk pada lingkungan hidup dan sosial. Padahal kemampuan beradaptasi dengan lingkungan tidak boleh mengabaikan keharomisan, maka yang terjadi adalah pergeseran budaya yang menyebabkan pula perubahan wujud-wujud kebudayaan. Pergeseran yang terjadi lambat laun akan mengubah nilai-nilai budaya yang ada dalam konsep penataan lingkungan yang telah diwariskan secara turun temurun.
Secara teoritis, konsep penataan lingkungan memiliki unsur wujud ideal, wujud sosial, dan wujud material suatu kebudayaan. Wujud-wujud kebudayaan itu apabila dihayati dan diamalkan dapat melahirkan pengetahuan budaya. Penataan lingkungan secara tradisional pada dasarnya diatur dan dilatarbelakangi oleh adat istiadat serta kepercayaan suatu masyarakat yang sesungguhnya menyimpan kearifan tersendiri untuk lingkungannya. Sedangkan penataan lingkungan modern lebih didasarkan pada fkator penyesuaian dengan nilai-nilai baru. Kenyataan ini didukung oleh kemajuan ilmu dan teknologi bahkan perkembangan penataan ruang yang berkembang disiasati sesuai kehendak pelakunya, bukan kepentingan bersama.
Pada masyarakat banjar jaman dahulu atau yang masih menggunakan konsep lama yang diterima dalam penyediaan ruang mengacu pada kebutuhan yang nyata. Misalnya untuk mendirikan rumah dicari atau dipilih tanah yang posisinya berada di pinggir jalan atau di tepi sungai guna memudahkan komunikasi dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Konsep ini tidak terlalu jauh bergeser sepanjang tersedia lahan perumahan. Memang sejak dahulu pendirian rumah telah mempertimbangkan sarana perhubungan berupa jalan, baik di darat maupun di sungai. Dengan demikian konsep harmonisasi kehidupan sudah lama adalam dalam masyarakat.
Selain memilih lokasi tanah yang tepat untuk mendirikan rumah ada hal-hal yang harus diperhatikan. tanah yang ada anai-anainya (rayap) seperti gundukan balambika sangat dihindaridalam pendirian rumah. Begitu pula dengan tanah dekat kuburan sedapat mungkin dihindari sama halnya apabila ada tumbuhan besar.
Mengapa orang banjar dahulu menghindari membangun rumah di lokasi sebagaimana disebutkan di atas, karena ada suatu kepercayaan penghuni rumah dekat lokasi tersebut tidak tentram, mudah sakit, karena gangguan orang halus. Orang tua dahulu mempersepsikan ada lokasi tertentu yang merupakan kediaman orang halus (gaib). Kalau dipaksakan juga penghuninya bisa tidak harmonis atau memperoleh kesulitan dan kesengsaraan hidup.
Untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan, biasanya lokasi tanah untuk mendirikan rumah harus disiram banyu yasin (air yang dibacakan surat Yasin). Jika membangun rumah harus pula menghadap matahari terbit. Dengan demikian arah timur merupakan konsep ideal bagi pekarangan depan rumah. Semua itu dilakukan untuk kebaikan penghuninya yang diacu menurut krearifan lokal masyarakat.
Pada pekarangan rumah juga ada penataan lingkungan yang diserasikan dengan kebiasaan atau kepercayaan. Penggunaan atau penataan lingkungan mengacu pada asas manfaat, sehingga di pekarangan rumah ada tanaman kunyit, kumis kucing, raja bangun atau tanaman lain yang disebut apotek hidup. Meskipun demikian ada pula sebagian masyarakat yang tidak mau menanam jenis tanaman berbuah seperti kelapa atau jenis asam (mangga), karena dianggap mendatangkan mudarat.
Penataan lingkungan yang sekarang ini sukar dihindari adalah penggunaan pagar dari beton atau pagar ulin. Sudah sangat jarang ditemukan pagar rumah terdiri atas tanaman beluntas atau jenis tanaman bunga. Pemanfaatan ruang pekarangan kebanyakan digunakan untuk menambah keindahan, bukan pada segi keharmonisan hidup bertetangga. Selain itu memang faktor keamanan dan ekonomi yang menjadi pertimbangan.
Pergeseran budaya yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sangat memengaruhi penataan lingkungan. Ruang untuk anak bermain hampir tidak ditemukan lagi disekitar lingkungan hidup masyarakat seiring dengan pergeseran permainan anak itu sendiri. Kalaupun budaya anak untuk bermain di luar rumah cukup tinggi, terpaksa menggunakan jalan umum ya ada dilingkungan mereka.
Tata ruang yang berkaitan dengan lingkungan hidup sebenarnya sudah lama dikenal. Tata ruang di lingkungan masyarakat pada masa lalu lebih ditekankan untuk pengkultusan, religiositas (keagamaan/kepercayaan) yang dinampakkan dalam bentuk monumen kekuasaan dan kekuatan seperti membangun tembok-tembok, candi-candi, patung-patung tokoh legendaris atau patung pembatas seperti yang terdapat di pedalaman Kalimantan.
Pada perkembangan sekarang ini sering dikaitkan dengan urusan bisnis dan status sosial sebagai cermin kebonafiditasan. Termasuk dalam tata ruang lingkungan kehidupan ini adalah seni periklanan di sepanjang jalan yang mempromosikan hasil produksi, taman keindahan berupa permainan air, permainan cahaya, komposisi taman, permainan rambu-rambu, dan permainan warna pada pembangunan. Dengan perkembangan yang demikian itu, lingkungan tidak lagi ditata hanya pada pusat kekuasaan (istana), tetapi juga komplek perdangangan, pusat keramaian, pusat wisata, dan sepanjang jalan umum.
Penataan ligkungan dewasa ini semakin canggih dengan ditemukannya teknologi tinggi. Bandingkan pula dulu bahan yang digunakan untuk memperindah ruangan dari batu alam, marmer, dan perunggu yang diperuntukan baig penglihatan siang hari, kini bahannya lebih beragam seperti neon sign yang bisa dinikmati siang dan malam. Hanya saja sesuai sifat teknologi yang mudah usang menyebabkan tata ruang yang dirancang tidak perlu permanen.
Tata lingkungan pada keindahan dunia luar ini menjadi cikal bakal yang sekarang dikenal dengan rekreasi di alam bebas baig masyarakat kota. Seni yang awalnya terbatas bagi konsumsi golongan ningrat dan orang-orang kaya ini mulai memasyarakat. Benda-benda penghias ruangan tata lingkungan diletakan ditempat-tempat umum seperti pagar jembatan, taman-taman umum (plaza dan pusat perdagangan). Begitu juga penempatan arsitektur yang hadir di sudut-sudut jalan kota atau pintu gerbang sebagai bangunan umum. kekhasan arsitektur telah menjadi milik bersama, tidak hanya terdapat pada rumah-rumah orang kaya tersebut.
Penutup
Keberadaan suatu lingkungan yang harmonis selalu dikaitkan dengan peradaban kehidupan masyarakat. Untuk menata lingkungan yang harmonis sesuai dengan harapan dan hajat bersama dalam masyarakat harus ada kearifan lokal yang telah dibuktikan manfaat dan kegunaannya. Karena meskipun penataan lingkungan mampu mengetengahkan karya kreatifitas dan dapat memperindah kondisi pemukiman, namun semuanya ada tempat dan aturannya. Jika tidak disiasati dengan baik, dapat berakibat pada kerusakan dan ketidak harmonisan.
Demikian artikel singkat tentang pengetahuan dan pandangan masyarakat mengenai keberadaan lingkungan, alam konteks kearifan lokal dalam menata lingkungan yang harmonis. Semoga bermanfaat. terimakasih
* * *
Referensi;
Otto Soemarwoto, 1993, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Penerbit Jembatan, Jakarta.
Slamet Wrasonjaya, 2005, Seni dlaam Tata Lingkungan Makalah Kongres Kesenian II. Jakarta.
Supardi, 1995, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Alumni Bandung, Bandung.
PENGETAHUAN DAN PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI KEBERADAAN LINGKUNGAN
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
August 28, 2009
Visiuniversal---Para siswa dan peserta didik sekalian, dalam pembahasan kali ini terkait dengan kegiatan pembelajaran IPA yang membahas tentang anatomi manusia. Kita harus memahami tentang Otak kita agar dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan otak tersebut. Berikut di bawah ini akan kita bahasa secara umum tentang otak manusia;
A. Pengenalan Otak
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350 cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Berat otak manusia pada umum nya hanya seberat 1,5 KG. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh manusia, otak mengatur dan mengordinasikan sebagian besar gerakan, prilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh, dan suhu tubuh.
Selain itu, Otak adalah sebuah organ tubuh yang mengalami proses evolusi yang paling dahsyat dan sempurna dalam sejarah perkembangan manusia. Ada yang bilang otak manusia sama dengan komputer atau sesungguhnya lebih canggih dari sekedar komputer. perbedaan nya, kalau kinerja komputer dapat diuraikan secara logika, tapi tidak untuk otak.
B. Bagian-bagian dalam Otak
1. Otak Besar
Otak besar atau cerebrum adalah bagian depan yang paling menonjol dari otak depan, Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan dan sebaliknya.
2. Otak Tengah
Otak tengah adalah bagian otak yang mempunyai struktur tektum, terdiri dari 2 pasang colliculi yang disebut corpora quadrigemina. Inferior colliculi, terlibat pada proses pendengaran. Sementara itu, superior colliculi, berperan sebagai awal proses visual dan pengendalian gerakan mata.
3. Otak Belakang
Otak belakang meliputi jembatan Varol, sumsum lanjutan, dan otak kecil. Ketiga bagian ini membentuk batang otak. Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil.
4. Otak Kecil
Otak kecil mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.
C. Fungsi Otak
Fungsi otak dibagi menjadi dua bagian, yaitu otak bagian kiri yang berfungsi bekerja secara logika dan otak bagian kanan yang berfungsi bekerja dengan imajinasi. Dalam arti lain belahan otak kiri berfungsi untuk matematika, bahasa verbal, membaca, menulis, logika, urutan, sistematis, dan analisis.
Sementara itu belahan otak kanan berfungsi untuk kreativitas, konseptual, inovasi,gagasan, analogis, imajinasi, mengkhayal, warna, gambar, musik, melodi, dan irama.
D. Seberapa Besar Manusia Menggunakan Kapasitas Otak?
Kapasitas dari potensi pikiran sadar manusia hanya sebesar 12% dari otak nya, Sedangkan manusia rata-rata hanya menggunakan kapasitas otak sadar kurang dari 4%. Seorang yang jenius dapat mengoptimalkan cara kerja otak sadar nya sebesar 5-6% dari kapasitas otak sadar manusia pada umumnya yaitu, 12%.
Manusia di dunia ini yang dapat menggunakan kapasitas otaknya sebesar 5-6% hanya kurang dari 100 manusia, jenis orang seperti demikian tidaklah banyak. Salah satunya adalah Albert Einstein.
Baca juga4 Bagian penting Otak Manusia di sini !!
Demikian tentang otak manusia dan bagian-bagiannya secara umum, semoga bermanfaat. terimakasih.
MENGENAL DAN MEMAHAMI OTAK MANUSIA SECARA UMUM
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
February 28, 2009
Lanjutan Makalah PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK NONFORMAL DALAM MEMENUHI TUNTUTAN PROFESIONAL 1 Lihat di sini !!
B. KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI GURU DALAM MEMENUHI TUNTUTAN
PROFESIONAL
Kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Perilaku yang rasional merupakan wujud dari kemampuan seseorang. Berarti orang yang memiliki suatu kemampuan adalah benar-benar orang yang mempunyai keahlian dibidangnya, atau dikenal dengan istilah profesional.
Untuk memenuhi tuntutan profesional ini guru sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa memiliki peranan penting dalam menentukan arah dan tujuan dari suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan sejumlah proses pembelajaran, antara lain: 1) kemampuan menguasai bahan ajar, 2) kemampuan dalam mengelola kelas, 3) kemampuan dalam menggunakan metode, media, dan sumber belajar, dan 4) kemampuan melakukan penilaian baik proses maupun hasil. Kemampuan guru ini dalam upaya mencapai prinsip belajar yang telah dicanangkan oleh UNESCO sebagai empat pilar belajar yaitu larning to know, learning to do, learning to be, learning to live together
Sebagaimana yang dikutip oleh Dedi Supriadi dalam jurnal Manajemen Pendidikan (Educational leadership edisi Maret 1993) memaparkan bahwa untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal: pertama, guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan/materi pelajaran yang akan diajarkan serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau belajar siswa melali berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai ters hasil belajar. Keempat, guru mampu berpikir sistematis tentan apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus ada selalu waktu untuk guru melakukan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa. Kelima, guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Disamping itu, guru hendaknya juga memiliki kemampuan dalam memberikan motivasi. Prinsip motivasi agar peserta didik senang berada dalam lingkungan belajar, sehingga terbangun kondisi psikis kemampuan diri yang membawa kepada kepuasan belajar dan mengacu pada percaya diri, untuk menjadi mandiri dan secara bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sendiri. Hal ini menunjukan bahwa belajar dan pembelajaran perlu bermakna bagi peserta didik.
C. PENUTUP
Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan diskusi dan kajian tentang tenaga pendidik nonformal, dan memberikan wawasan pengetahuan dalam meningkatkan profesional tenaga pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan nonformal (PTK-PNF) selaku guru pada pendidikan luar sekolah dan pendidikan nonformal.
MAKALAH : MAKALAH : PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK NONFORMAL DALAM MEMENUHI TUNTUTAN PROFESIONAL 2 (Lanjutan)
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
February 28, 2009
PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK NONFORMAL DALAM MEMENUHI TUNTUTAN PROFESIONAL
Oleh : Akhmad Solihin*
A. PENDAHULUAN
Dalam pasal 31 Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Namun demikian, dalam perjalanan negara Republik Indonesia mulai sejak proklamasi kemerdekaan, pemerintah masih belum sepenuhnya sanggup memenuhi kewajibannya dalam hal penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut sempat disinggung pula oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dipusatkan di Sekolah Luar Biasa A tingkat Pembina Nasional dikawasan Lebak Bulus Jakarta Selatan, 2 Mei 2005.
Menurutnya, karena masih jauh dari apa yang dicita-citakan maka dalam banyak hal bangsa Indonesia masih tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, untuk mengejar ketertinggalan itu perlu adanya sistem pendidikan nasional yang terencana, sistematis, menyeluruh, dan dilaksanakan secara berkelanjutan.
Tenaga Pendidik Nonformal salah satu faktor utama dalam pendidikan yang sangat berpengaruh dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Tenaga Pendidik perlu ditingkatkan mutunya. Peningkatan mutu guru harus terfokus pada dua hal. Pertama, peningkatan martabat guru, secara sosial budaya dan ekonomi. Sampai detik ini profesi tenaga pendidik nonformal masih menjadi profesi yang kurang menyenangkan dalam kehidupan masyarakat. Dimata pemerintahpun seolah masih dinomor duakan, karena kurang memahami pentingnya kedudukan tenaga pendidik nonformal yang sebenarnya juga adalah profesi keguruan dan dianggap sebagai guru seperti pendidikan formal. Sama seperti halnya guru pendidikan formal, status Umar Bakri ini secara sosial budaya masih menempati kelas ke sekian dibandingkan profesi-profesi yang lainnya yang juga setingkat sarjana. Padahal, secara tidak sadar akan seperti apakah bangsa ini kedepan akan sangat ditentukan oleh kualitas guru. Semakin tinggi tingkat penghargaan yang diberikan kepada guru, maka akan semakin tinggi pula pengabdian dan dedikasi guru terhadap profesinya.
Guru tidak hanya dihibur dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasa yang sangat identik dengan keprihatinan. Yang dibutuhkan saat ini adalah tindakan nyata dari pemerintah yang tidak terhenti pada lahirnya sebuah kebijakan baru yang tidak terimplementasikan.
Kekhawatiran muncul ketika pemerintah tidak melakukan usaha yang serius terhadap peningkatan martabat dan derajat guru, maka akan menurun pula minat dan niatan bagi mereka yang tergolong cerdas atau pandai untuk mengambil studi di perguruan tinggi atau jurusan-jurusan yang mencetak guru. Dalam bahasa yang lebih lugas mereka tidak mau menjadi guru karena penghargaan terhadap profesi guru secara ekonomi tergolong kecil. Jika pemikiran dan opini ini menjadi langgeng dalam masyarakat, maka jangan heran jika pada gilirannya yang mau menjadi guru adalah orang-orang yang kurang cerdas karena orang-orang cerdas lebih memilih profesi lain yang menurut opini masyarakat cukup menjanjikan. Bahkan, mungkin orang-orang tak terlalu cerdas pun tak berminat menjadi guru. Membuktikan kenyataan ini bukanlah pekerjaan yang sulit. Kita cukup menanyakan hal ini kepada siswa-siswa SMA khususnya yang bersekolah di sekolah unggulan, jarang sekali diantara mereka yang memilih perguruan tinggi yang melahirkan guru.
Kondisi inilah yang patut disayangkan. Memang, meningkatkan martabat guru bukanlah pekerjaan yang sederhana, akan tetapi dengan usaha yang serius harapan tersebut akan tercapai. Tidak mungkin pendidikan di suatu negara menjadi baik tanpa guru-guru yang berkualitas dan tidak mungkin suatu negara maju tanpa pendidikan yang berkualitas.
Kedua, Peningkatan profesionalisme guru, melalui program terintegrasi, holistik, sesuai dengan hasil pemetaan guru yang jelas, dan penguasaan guru terhadap teknologi informasi dan metode mutakhir pembelajaran. Dengan demikian, maka pemikiran bahwa guru indentik dengan kapur, papan tulis, satpel dan buku sumber akan berubah karena guru akan sama dengan sarjana teknik atau komputer yang mahir menggunakan teknologi mutakhir.
Ada banyak cara untuk memberdayakan para guru pada zaman serba digital yang penuh informasi seperti dewasa ini. Misalnya, gaji ditingkatkan dan kesejahteraan diberikan berlipat-lipat ketimbang sebelumnya. Tentu, peningkatan gaji dan kesejahteraan akan menolong para guru. Sebab, apabila masalah ini tidak juga diperdulikan, memberdayakan guru dengan cara lain, meskipun ampuh, tetap saja bagaikan mendirikan ruma pasir.
Mengingat guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, maka salah satu upaya efektif di zaman yang serba berubah dewasa ini, guru perlu merubah peran dirinya dari peran destroyer menjadi peran facilitator siswa dalam belajar. Peran facilitator ini dicirikan dengan disediakannya peluang seluas-luasnya bagi setiap anak untuk mengembangkan gagasannya secara kreatif supaya anak selalu aktif menyempurnakan gagasan miskonsepsi sambil membangun pengetahuan yang lebih ilmiah. Bersamaan dengan ini, guru senantiasa melatih anak untuk memiliki keterampilan dan sikap tertentu agar dirinya mampu dan mau belajar sepanjang hayat. Kalau ini berhasil, lulusan sekolah kan selalu belajar dan menjadikan lingkungannya sebagai sekoal alam tempat dirinya belajar sepanjang hayat.
B. KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI GURU DALAM MEMENUHI TUNTUTAN
PROFESIONAL
Kedua, Peningkatan profesionalisme guru, melalui program terintegrasi, holistik, sesuai dengan hasil pemetaan guru yang jelas, dan penguasaan guru terhadap teknologi informasi dan metode mutakhir pembelajaran. Dengan demikian, maka pemikiran bahwa guru indentik dengan kapur, papan tulis, satpel dan buku sumber akan berubah karena guru akan sama dengan sarjana teknik atau komputer yang mahir menggunakan teknologi mutakhir.
Ada banyak cara untuk memberdayakan para guru pada zaman serba digital yang penuh informasi seperti dewasa ini. Misalnya, gaji ditingkatkan dan kesejahteraan diberikan berlipat-lipat ketimbang sebelumnya. Tentu, peningkatan gaji dan kesejahteraan akan menolong para guru. Sebab, apabila masalah ini tidak juga diperdulikan, memberdayakan guru dengan cara lain, meskipun ampuh, tetap saja bagaikan mendirikan ruma pasir.
Mengingat guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, maka salah satu upaya efektif di zaman yang serba berubah dewasa ini, guru perlu merubah peran dirinya dari peran destroyer menjadi peran facilitator siswa dalam belajar. Peran facilitator ini dicirikan dengan disediakannya peluang seluas-luasnya bagi setiap anak untuk mengembangkan gagasannya secara kreatif supaya anak selalu aktif menyempurnakan gagasan miskonsepsi sambil membangun pengetahuan yang lebih ilmiah. Bersamaan dengan ini, guru senantiasa melatih anak untuk memiliki keterampilan dan sikap tertentu agar dirinya mampu dan mau belajar sepanjang hayat. Kalau ini berhasil, lulusan sekolah kan selalu belajar dan menjadikan lingkungannya sebagai sekoal alam tempat dirinya belajar sepanjang hayat.
B. KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI GURU DALAM MEMENUHI TUNTUTAN
PROFESIONAL
MAKALAH : PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK NONFORMAL DALAM MEMENUHI TUNTUTAN PROFESIONAL
VISIUNIVERSAL | Blog Tentang Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Teknologi, Tips Cara Belajar Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Seumur Hidup
at
January 28, 2009